Jarak antara peron dan gerbong KRL di sejumlah stasiun sekitar Jakarta belum semuanya ideal. Sejumlah peron masih punya celah terlalu jauh sehingga bikin repot penumpang. Jarak peron dan gerbong yang kurang rapat juga berpotensi berbahaya.
Pada Selasa (3/3/2023), detikcom memantau sejumlah stasiun dan bertanya ke sejumlah anker atau 'anak kereta', sebutan populer untuk para pengguna KRL.
1. Stasiun Kampung Bandan
Di Stasiun Kampung Bandan, Jakarta Utara, terlihat jarak antara peron dengan kereta cukup renggang, sekitar 25 hingga 30 cm. Jarak seukuran itu cukup untuk masuk kaki orang dewasa.
Beberapa warga yang turun dari kereta harus meloncat atau berpegangan ke sandaran agar tidak jatuh. Di Peron 7 dan 8, pihak stasiun menyediakan pijakan untuk penumpang yang naik-turun gerbong. Namun ternyata, jarak antara pijakan dan gerbong juga masih lumayan lebar.
"Saya baru beberapa kali naik KRL, tiap stasiun jaraknya tinggi dan lebar. Saya jadi turunnya juga dibantu sama petugas satpam kan," kata pengguna KRL bernama Asri (50) di lokasi.
![]() |
![]() |
2. Stasiun Tanah Abang
Di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, celah peron dan gerbong lumayan lebar. Terpantau, para penumpang harus melangkahkan kakinya dengan cukup lebar.
Di Peron 5 dan 6, gerbong lebih tinggi ketimbang peron. Ibu-ibu harus lumayan mengeluarkan tenaga untuk masuk ke gerbong.
"Saya biasa naik di Tanah Abang. Tinggi banget, jadi butuh tenaga untuk naik dan turun. Mana cukup ramai juga, jadi cukup menyusahkan," kata Oren (25), pengguna KRL.
![]() |
![]() |
3. Stasiun Karet
Di Stasiun Karet, Jakarta Pusat, terlihat di Peron 2, jarak antara peron dan kereta sekitar 15 centimeter. Para penumpang kesulitan menumpu satu kaki seraya berpegang ke benda yang lebih kokoh di kereta. Ada pula penumpang yang sedikit melompat saat keluar dari kereta. Tentu saja, ini tidak aman!
Di Peron 1, jarak antara peron ke gerbong tidak sama tinggi. Gerbong lebih tinggi 20 cm dari permukaan peron. Penumpang perlu sedikit berusaha untuk melintasi celah ini.
"Jaraknya cukup tinggi ya. Buat saya masih oke, tapi mungkin untuk orang tua atau ibu hamil bakal kesusahan," kata Sari (24), perempuan pengguna KRL, di lokasi.
![]() |
4. Stasiun Tebet
Di Stasiun Tebet, Jakarta Pusat, jarak antara peron dan gerbong dikeluhkan oleh para penumpang. Terlihat ketinggian gerbong sejajar dengan lutut perempuan dewasa yang berdiri di peron.
Terlihat, ada perempuan muda mengenakan celana kulot. Dia mengangkat celananya sampai betis bagian atas supaya tidak jatuh saat melangkah ke gerbong. Ada pula pria dewasa yang berpegangan erat ke gerbong supaya tidak terjatuh.
"Bikin ribet, apalagi badan saya agak besar ya, suka keram kalau jaraknya terlalu tinggi, soalnya kan melangkahnya harus lebar," kata Fajar, pengguna KRL usia 32 tahun. Dia khawatir kakinya terpelintir.
![]() |
![]() |
5. Stasiun Sudimara
Di Stasiun Sudimara, Ciputat, Tangerang Selatan, jarak antara peron dengan gerbong sekitar 15 cm. Langkah panjang perlu dilakukan bila hendak naik ke gerbong KRL. Terlihat pula, sejumlah penumpang sedikit meloncat.
Sebagian penumpang berpegangan ke kereta saat hendak turun dari gerbong. Ini karena lantai gerbong dan lantai peron beda level.
"Kalau orang tua, susah naik," kata perempuan muda bernama Nabila (20) di peron.
![]() |
![]() |