Kilas Balik RS Wisma Atlet: 2020 Tangani Pasien COVID, Akhir 2022 Ditutup

Kilas Balik RS Wisma Atlet: 2020 Tangani Pasien COVID, Akhir 2022 Ditutup

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 31 Des 2022 07:24 WIB
Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Kamis (28/1/2021). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memberi kesempatan atau mengizinkan semua rumah sakit di Indonesia termasuk rumah sakit swasta jika memiliki fasilitas penanganan COVID-19 untuk memberikan layanan kepada pasien COVID-19 dengan tata cara penanganan sesuai SOP yang berlaku. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Wisma Atlet Kemayoran (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta -

Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, akan menghentikan operasional hari ini. Wisma Atlet menangani pasien Corona sejak Maret 2020, gelombang varian Delta hingga Omicron.

Dirangkum detikcom, Jumat (30/12/2022), sebelum menjadi tempat isolasi pasien COVID-19, awalnya bangunan ini adalah penginapan atlet Asian Games. Pada 2018, Indonesia merupakan tuan rumah Asian Games.

Dari laman pu.go.id disebutkan peresmian ini dilakukan pada awal 2018 sekitar akhir Februari. Sebagai informasi, Kementerian PUPR membangun wisma atlet sebanyak 10 tower yang terdiri dari tiga tower di Blok C-2 seluas 135.000 meter persegi dan tujuh tower di Blok D-10 seluas 333.700 meter persegi di kawasan Kemayoran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, Wisma Atlet ini disulap menjadi RSDC. Berbagai fasilitas kesehatan pun disiapkan di lokasi. Berikut kilas baliknya.

23 Maret 2020

Wisma Atlet Kemayoran pertama kali dioperasikan sebagai RSDC pada Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu meresmikan RSDC Wisma Atlet.

ADVERTISEMENT

"Saya harap nanti sore Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran ini sudah bisa menerima pasien positif maupun suspect COVID-19 yakni yang mengidap gejala ringan dan menengah," ujar Presiden Jokowi saat meninjau sekaligus meresmikan operasional RSDC Wisma Atlet.

Pada saat digunakan, ada 4 tower yang digunakan. Dari empat tower itu, ada tempat isolasi pasien Corona hingga laboratorium dan ruang radiologi.

"Gedung 7 dan 6 digunakan untuk menerima pasien yang diindikasi positif, kemudian dilakukan pemeriksaan dan gedung 6 dan 7 dilengkapi peralatan, seperti laboratorium, termasuk ruang radiologi," kata Marsekal Hadi Tjahjanto yang menjabat sebagai Panglima TNI kala itu, Minggu (22/3/2020).

Pada hari pertama RSDC ini dioperasikan, antrean mobil pribadi yang hendak memeriksa calon pasien terkait corona pun tampak mengular malam harinya.

Hal itu diketahui berdasarkan informasi yang didapat detikcom Senin (23/3/2020) malam. Seorang warga bernama MR bercerita panjangnya antrean mobil pribadi yang akan masuk ke RS Darurat Kemayoran itu.

MR mengaku dirinya mengantar temannya yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit tersebut. Dia menyebut, antrean panjang itu terjadi pukul 21.00 WIB. Hingga pukul 22.00 WIB, dirinya juga tidak dapat masuk ke dalam.

"Sesampainya di sini sekitar pukul 21.00 WIB, saya ngikutin arahan petunjuk ada bacaan rute ambulance dan pasien terus ada tanda sign-nya gitu petunjuk arahnya kuning papanya berwarna merah. Rute itu dibedakan dengan rute VIP, TNI Polri dan dokter," kata MR kepada detikcom, Seni(23/3/2020) malam.

Pada mulanya, RSDC Wisma Atlet didesain untuk menangani pasien terkait virus Corona (COVID-19) di wilayah Jabodetabek saja. Namun, disebutkan, pada kenyataannya banyak pasien dari luar kota yang datang dan meminta perawatan.

"Rumah sakit ini sebenarnya didesain awal untuk menampung pasien yang berada Jabodetabek," kata Pangdam Jaya kala itu Mayjen Eko Margiyono dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).

Eko lalu menerangkan, saat hari pertama RS Darurat Corona dibuka, datang pasien dari Surabaya (Jawa Timur) dan Semarang (Jawa Tengah). Akhirnya mereka tetap dilayani.

"Namun, pada kenyataannya, di hari pertama saja ada pasien yang datang dari Surabaya, Semarang. Tapi tetap kami akan menerima," ujar Eko.

31 Maret 2020

Setelah 7 hari beroperasi atau tanggal 31 Maret 2020, pasien yang telah masuk ke RSCD Wisma Atlet sebanyak 413 orang. Hal itu diungkap oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I yang saat itu dijabat oleh Yudo Margono yang kini telah menjadi Panglima TNI.

"Jumlah 413 orang (253 Pria dan 160 Wanita)," kata Yudo Margono kepada wartawan melalui pesan singkat, Selasa (31/3/2020).

Selengkapnya pada halaman berikut.

Lihat Video: BNPB Ingin RSDC Wisma Atlet Tutup Operasional, Ini Alasannya

[Gambas:Video 20detik]



9 April 2020

7 Tower Dioperasikan

Sekitar satu bulan setelah kasus pertama COVID-19 diumumkan, tepatnya pada Kamis (9/4/2020), sebanyak tiga tower di Wisma Atlet Kemayoran dialihkan lagi fungsinya sebagai fasilitas penanganan virus Corona (COVID-19). Sehingga, total ada 7 tower di Wisma Atlet Kemayoran.

"Kementerian PUPR akan kembali mempersiapkan dan merenovasi tiga tower tambahan yakni tower 2, 4 dan 5 Wisma Atlet Kemayoran sebagai RS Darurat COVID-19," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Kamis (9/4/2020).

Penambahan tiga tower ini masuk dalam pembangunan RS Darurat Corona tahap dua. Dari tiga tower tersebut akan dibagi-bagi fungsinya baik sebagai fasilitas penampung tim paramedis, maupun pasien Corona.

10 September 2020

Viral Lampu Seluruh Kamar RSDC Menyala

Pada September 2020, seluruh lampu di kamar RSDC Wisma Atlet menyala viral di media sosial. Kepala Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir saat itu Aris Mudian menjelaskan menyalanya lampu-lampu di Wisma Atlet itu bukan berarti semua tower terisi pasien COVID-19.

"Bukan (semuanya terisi pasien COVID-19). Kalau kesiapan Wisma Atlet itu memang disiapkan," kata Aris kepada detikcom, Kamis (10/9/2020).

Aris menjelaskan, dari tujuh tower yang disiapkan di Wisma Atlet, hanya dua yang saat ini digunakan untuk menangani COVID-19. Satu tower untuk menangani pasien COVID-19 dan satu tower lagi untuk observasi.

"Yang aktif untuk pasien itu di Tower 7. Tower 7 untuk pasien dan Tower 6 untuk observasi," jelasnya.

Sejak dibuka pada 23 Maret 2020 hingga 10 September 2020, RSDC Wisma Atlet telah merawat 14.265 pasien terkait COVID-19. Dari jumlah tersebut, 12.128 orang telah dinyatakan sembuh, 270 dirujuk ke RS lain, dan pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.

21 Desember 2020

Sempat Tak Terima Pasien Tanpa Gejala

Keterisian RSDC Wisma Atlet pada 21 Desember 2020 hampir penuh imbas lonjakan kasus. Karena itu, pasien tanpa gejala tidak bisa melakukan isolasi di sini.

"RSDC mulai hari Sabtu kemarin sudah mulai tidak menerima pasien dengan tanpa gejala," ujar Komandan Lapangan RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin saat dihubungi, Minggu (20/12/2020).

Arifin mengatakan, hal ini dikarenakan kapasitas pasien COVID-19 dengan gejala telah melampaui 75%. Sehingga, tower yang sebelumnya digunakan sebagai tempat perawatan pasien tanpa gejala dialihkan untuk pasien dengan gejala.

1 Tahun RSDC Wisma Atlet

Pada 23 Maret 2021 tepat satu tahun RSDC Wisma Atlet beroperasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar acara mengheningkan cipta untuk para tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan.

Humas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud saat itu Darmawati menyampaikan, hening cipta dari Kemendikbud diiringi alunan musik angklung yang menjadi bagian dari seni kebanggaan Indonesia. Ia menambahkan, alunan angklung ini akan bergema dari Wisma Atlet yang dimainkan oleh lebih dari 1.500 pasien COVID-19.

"Hadirnya angklung merupakan bentuk lain dari healing therapy dan hiburan bagi pasien COVID-19 di Wisma Atlet. Selain itu, sebagai upaya menggerakkan kembali roda ekonomi pelaku seni angklung yang selama pandemi sangat terdampak secara finansial," jelas Darmawati dalam keterangan tertulis, Selasa (23/3/2021).

17 Mei 2021

Rekor Terendah Keterisian Pasien

Ketua BNPB saat itu Doni Monardo menyebut selama beroperasi sejak 23 Maret 2020, keterisian tempat tidur di Wisma Atlet mencapai tingkat terendah pada 17 Mei 2021. Doni menyebut angka tersebut adalah rekor.

"Keterisian tempat tidur adalah 16,22%, ini adalah rekor terendah pasien yang dirawat di rumah sakit darurat wisma atlet," kata Doni dalam jumpa pers Senin (17/5/2021).

23 Juni 2021

Saat Indonesia mengalami gelombang virus Corona akibat varian Delta, kapasitas RSDC Wisma Atlet sempat mencapai 90 persen. Pasien pun diarahkan ke Rusun Nagrak di Cilincing.

"Untuk saat ini 90 persen keterisiannya. Jadi sudah tinggal 9,22% nanti mudah-mudahan hari ini banyak yang bisa dipulangkan pasiennya sehingga bisa untuk gantian yang mau masuk yang baru," kata Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol M Arifin, dalam dialog di kanal YouTube Kemkominfo TV, Rabu (23/6/2021).

24 Juni 2021

Nakes Wisma Atlet Gugur

Pada 24 Juni 2020, kabar duka datang dari Wisma Atlet. Satu tenaga kesehatan (nakes) dari RSD Wisma Atlet meninggal dunia. Tenaga kesehatan tersebut meninggal karena tertular virus Corona (COVID-19).

"Almarhum Liza Putri Noviana, jadi almarhum adalah salah satu nakes di rumah sakit darurat COVID Wisma Atlet Kemayoran yang meninggal karena sakit COVID-19," ucap Kapendam Jaya saat itu, Kolonel Arh Herwin Budi Saputra, saat dihubungi, Kamis (24/6/2021).

Almarhum sudah menjadi nakes perawat di Wisma Atlet sejak awal masa pandemi pada 2020. Dia menjadi nakes pertama di Wisma Atlet yang meninggal karena COVID-19.

"Almarhum sudah bekerja di Wisma Atlet sejak Maret 2020. Sudah mengabdi dari awal pandemi. Nakes pertama yang gugur semenjak berdirinya Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat COVID-19," katanya.

2 September 2021

Setelah dilanda dengan gelombang Corona varian Delta sejak Juni 2021, pada awal September 2021 keterisian Wisma Atlet kembali di bawah 15%. Namun demikian, pihak Wisma Atlet tetap waspada.

Kapasitas bed yang terpakai di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menurun hingga 12,95% per Kamis (2/9/2021) pagi. Meskipun turun, Koordinator RSDC Wisma Atlet saat itu Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono menyebut pihaknya tetap siaga jika akan ada lonjakan kasus lagi.

"Jadi kemarin 13%, pagi tadi 12,95%, saya kira ini memang secara angka menjadikan kita jadi lebih merawat pasien lebih sedikit, tapi kita tetap harus waspada," ujarnya dalam webinar 'Strategi Isolasi Terpusat Minimalisir Fatalitas Akibat Covid-19' yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia, Kamis (2/9/2021).

"Penurunan ini, katakanlah belum ada keputusan pandemi belum selesai, kita di Wisma Atlet tetap mengadakan suatu persiapan-persiapan untuk betul-betul siap kalau ada peningkatan dan dibutuhkan kembali," imbuhnya.

Simak pada halaman berikut selengkapnya.

16 Desember 2021

Wisma Atlet Lockdown

Varian Omicron pada Desember 2021 ditemukan di Indonesia. Kasus pertama Omicron ini ditemukan di Wisma Atlet Kemayoran. Wisma Atlet kemudian dilockdown selama 7 hari.

"Benar," kata Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, kepada detikcom, Kamis (16/12/2021).

"Semua tower Wisma Atlet dilaksanakan lockdown untuk 7 hari," ujar Suharyanto.

Kasus Omicron ini ditemukan pada pekerja kebersihan di Wisma Atlet. Dia tertular dari WNI yang tiba dari Nigeria yang saat itu tengah melakukan isolasi.

"Setelah merunut kasus WNI yang positif COVID-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Widyawati, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/12/2021).

Ada 169 WNI dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet antara 24 November hingga 3 Desember 2021 yang telah dilakukan tracing dengan hasil satu orang, TF. Widyawati menyebut pasien probable dengan kemungkinan besar tertular Omicron.

4 Februari 2022

Wisma Atlet Saat Omicron

Pada saat lonjakan kasus Omicron, pasien sempat mengantre masuk ke Wisma Atlet Kemayoran. Pada Februari 2022, keterisian RSDC Wisma Atlet mencapai 68%.

"Iya (800 pasien sempat antre masuk Wisma Atlet Kemayoran)," kata Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/2/2022).

Hingga saat itu, total pasien di Wisma Atlet berjumlah 5.588 pasien dengan bed occupancy rate atau BOR mencapai 68 persen dari total tempat tidur 8.173. Sisa tempat tidur berjumlah 2.685.

Sedangkan untuk pasien Omicron, total kumulatifnya mencapai 1.235 kasus. Sebanyak 1.185 di antaranya sudah dinyatakan sembuh, saat ini ada sebanyak 50 pasien masih menjalani isolasi.

23 Maret 2022

2 Tahun RSDC Wisma Atlet

Pada 23 Maret 2022 atau 2 tahun RSDC Wisma Atlet beroperasi, jumlah pasien Wisma Atlet Kemayoran terus mengalami penurunan. Saat itu ada 896 pasien yang masih dirawat.

"Sekarang pasien tinggal 896 pasien, kita pernah merawat paling tinggi 7.000, dalam Omicron sampai 5.000," kata Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI Budiman kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).

Budiman mengatakan tidak tertutup kemungkinan hanya mengoperasikan satu tower jika kasus terus melandai. Namun hal itu tetap disesuaikan dengan kebutuhan.

"Semua tergantung dinamika, tapi memang Tower 5 dan 6 ada karakteristik, ada ICU sendiri, IGD, dan lain-lain. Tidak tertutup kemungkinan ketika jumlah pasien menurun kita hanya konsentrasi di satu tower saja," katanya.

Budiman mengatakan per tanggal 23 Maret tersebut, Wisma Atlet telah menutup Tower 4 dan 7. Sebelumnya, kedua tower tersebut digunakan sebagai ruang isolasi saat kasus COVID melonjak pada Februari 2022.

10 Mei 2022

Pasien Wisma Atlet Sempat 2 Orang

Pada Mei 2022, di tengah tren penurunan kasus, rawat inap pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet juga terus berkurang. Tersisa dua orang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Data RSDC Kemayoran per Selasa (10/5/2022) menunjukkan tak ada penambahan kasus pasien COVID-19 per 08.00 pagi. Satu pasien dinyatakan sembuh dan sudah keluar rumah sakit. Total kasus yang pernah dirawat sejak 23 Maret 2020 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran mencapai 164.220 pasien.

17 Juni 2022

Pasien di Wisma Atlet yang sempat tinggal 2 orang pada bulan Mei, sebulan berikutnya pasien COVID-19 yang dirawat di Wisma Atlet Kemayoran kembali meningkat. Pada tanggal 17 Juni 2022, pasien yang dirawat sebanyak 71 orang.

Berdasarkan data laporan harian yang diterima, Jumat (17/6/2022), per pukul 08.00 WIB, ada 71 pasien Corona yang menjalani rawat inap di Wisma Atlet Kemayoran. Rinciannya, 35 pasien laki-laki dan 3 pasien perempuan.

Sehari sebelumnya, Kamis (16/6), pasien yang dirawat sebanyak 63 orang. Sehingga ada tambahan 8 pasien yang dirawat di Wisma Atlet Kemayoran.

24 Desember 2022

Per Jumat, 24 Desember 2022, ada 4 pasien yang masih dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Wisma Atlet pun akan ditutup secara bertahap.

"Hunian wisma atlet untuk hari ini, pasien ada empat jadi sudah ada penurunan yang cukup signifikan dari beberapa hari yang lalu ini," ujar Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2022).

Mintoro mengatakan tiga dari empat pasien bergejala ringan dan satu pasien bergejala komorbid. Dia menyebut total pasien yang sudah dirawat di Wisma Atlet hingga 24 Desember ada sebanyak 131.195.

Mintoro menjelaskan terkait rencana penutupan Wisma Atlet pada akhir tahun, menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih menunggu arahan pimpinan. Dia menyebut Wisma Atlet masih melayani pasien COVID-19.

"Jadi untuk Wisma Atlet ini masih melakukan pelayanan terhadap pasien, untuk nantinya adalah sesuai dengan keadaan pasien yang menurun, mungkin nantinya akan diberhentikan secara bertahap. Untuk itu, kami masih tetap melaksanakan sampai nanti batas waktu pemberhentian itu," ujarnya.

Mintoro mengatakan ada 227 relawan yang masih bertugas di Wisma Atlet. Mereka terdiri atas tenaga medis dan nonmedis.

"Lalu kita masih tetap standby-kan relawan saat ini. Ada 227 relawan yang terdiri atas 171 tenaga medis dan 56 adalah tenaga nonmedis," katanya.

31 Desember 2022

Operasional Akan Dihentikan

Pada hari ini, operasional Wisma Atlet akan dihentikan. Penutupan RSDC Wisma Atlet ini terutang dalam surat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bertanggal 30 November 2022. Surat itu ditujukan kepada Panglima Kodam Jayakarta Mayjen TNI Untung Budiharjo.

Surat bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.02/11/2022 tersebut berisi perihal 'Penghentian Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran'. Tertulis dalam surat itu tujuan penghentian operasional RSDC Wisma Atlet karena menurunnya kasus COVID-19 dan berkurangnya jumlah keterisian di RSDC Wisma Atlet secara signifikan.

Selain itu, penghentian operasional RSDC Wisma Atlet itu juga mempertimbangkan surat Kepala BNPB nomor B-80/KA BNPB/PD.01.02/04/2022 tanggal 18 April 2022 perihal Penghentian Tempat Karantina/Isolasi Dukungan Satelit Wisma Atlet.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa untuk operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga akan dihentikan operasionalnya per tanggal 31 Desember 2022," demikian isi surat tersebut seperti dilihat, Jumat (23/12/2022).

Penjelasan Kepada BNPB

Saat diintai konfirmasi, Kepala BNPB Letjen Suharyanto memberi penjelasan terkait beredarnya surat tersebut. Dia mengatakan RSDC Wisma Atlet tak seutuhnya ditutup.

Suhrayanto mengatakan masih ada 1 tower yang dioperasikan untuk menangani pasien sekaligus antisipasi kondisi kasus COVID-19 di Tanah Air.

"(Surat itu) betul, tetapi masih disisakan 1 Tower untuk antisipasi perkembangan ke depan," kata Suharyanto saat dimintai konfirmasi.

Diketahui, ada sebanyak 7 tower di kompleks Wisma Atlet Kemayoran yang sempat difungsikan sebagai RS darurat pasien Corona.

"Yang masih dibuka Tower 6," ujar dia.

Pihak RSCD Akan Beri Keterangan Pers Hari Ini

Sementara itu, pihak RSCD Wisma Atlet belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penghentian operasional ini. Kahumas RSDC Wisma Atlet dr. Mintoro Sumego menyebut pihaknya akan memberikan keterangan pagi ini.

"Akan diadakan doorstop update hunian RSDC," tutur Mintoro saat dihubungi, Jumat (30/12).

Halaman 2 dari 3
(lir/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads