Anggota DPR Setuju RSDC Wisma Atlet Ditutup: Situasi COVID Terkendali

Anggota DPR Setuju RSDC Wisma Atlet Ditutup: Situasi COVID Terkendali

Farih Maulana Sidik - detikNews
Senin, 26 Des 2022 08:29 WIB
Rahmad Handoyo (Dok. Rahmad Handoyo).
Foto: Rahmad Handoyo (Dok. Rahmad Handoyo).
Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo tak masalah jika Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran akan berhenti beroperasi menangani pasien COVID-19 pada akhir tahun ini. Sebab, Rahmad menilai situasi COVID-19 di Indonesia dalam setahun terakhir cukup terkendali.

"Karena memang situasi kondisi terkini setahun terakhir ini (COVID) relatif terkendali, terlebih beberapa waktu lalu ketika terjadi lonjakan yang gelombang ketiga sampai 6 ribu sekian ya per hari, toh juga tidak membebani faskes kita, hospital rate kita juga masih di bawah 5%. Artinya juga sebenarnya tanpa RSDC pun tidak ada masalah, karena memang tingkat kesiapsiagaan kita rumah sakit kita terhadap menghadapi Covid-19 sudah cukup memadai," kata Rahmad kepada wartawan, Minggu (25/12/2022).

Rahmad menyebut penyebaran COVID-19 secara nasional cukup stabil dibandingkan penyebaran secara global seperti di China yang tambahan kasus harian tengah kembali melonjak. Namun, kata dia, penanganan COVID di Indonesia dan China tidak bisa dibandingkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ketahui bersama di China terjadi lonjakan yang paling parah selama COVID ada, termasuk di Jepang juga kasusnya tinggi hariannya. Tapi perlu saya sampaikan bahwa kasus di China dengan di Indonesia tidak bisa apple to apple, heard immunity di China dengan Indonesia jauh lebih baik kita ya. Karena kasus pertama kali terdeteksi mereka langsung lockdown. Sehingga belum banyak sebenarnya warga China yang tertular," ucapnya.

Meski begitu, dia tetap mendorong pemerintah Indonesia tetap menggencarkan vaksinasi ketiga atau booster ke masyarakat. Hal itu diperlukan untuk terus meningkatkan heard immunity masyarakat Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Saya kira justru yang harus kita kejar adalah bagaimana menambah kekuatan heard immunity kita. Saya kira di negara lain sudah ada yang dibebaskan, karena mereka percaya diri. Selain pembentukan heard immunity melalui kena secara alamiah, terpapar positif tapi ada juga negara yang sampai 4 kali cakupan dari vaksin, atau booster kedua itu sudah cukup tinggi," ujarnya.

"Sedangkan kita satu dua sudah cukup, tapi untuk booster itu yang harus kita kejar lagi, itu yang harus jadi prioritas kita, perhatian kita bersama," tambahnya.

Simak Video 'Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun, 227 Relawan Tetap Disiagakan':

[Gambas:Video 20detik]



RS Wisma Atlet Tutup Bertahap

Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego menjelaskan terkait rencana penutupan Wisma Atlet pada akhir tahun, menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih menunggu arahan pimpinan. Dia menyebut sampai saat ini Wisma Atlet masih melayani pasien COVID-19.

"Jadi untuk Wisma Atlet ini masih melakukan pelayanan terhadap pasien, untuk nantinya adalah sesuai dengan keadaan pasien yang menurun, mungkin nantinya akan diberhentikan secara bertahap. Untuk itu, kami masih tetap melaksanakan sampai nanti batas waktu pemberhentian itu," ujarnya.

Mintoro mengatakan ada 227 relawan yang masih bertugas di Wisma Atlet. Mereka terdiri atas tenaga medis dan nonmedis.

"Lalu kita masih tetap standby-kan relawan saat ini. Ada 227 relawan yang terdiri atas 171 tenaga medis dan 56 adalah tenaga nonmedis," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads