Laksamana TNI Yudo Margono melaksanakan entry briefing di awal kepemimpinannya sebagai Panglima TNI. Dia menyampaikan 7 poin pokok di depan para pejabat tinggi (pati) TNI.
Entry Briefing Panglima TNI digelar di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/12) dan diikuti Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Pejabat Utama Mabes TNI, Mabes Angkatan, dan Pangkotama TNI.
"Saya harapkan kita ke depan dapat melaksanakan tugas dengan solid, bersinergi dan sesuai dengan apa yang saya sampaikan di dalam visi saya di dalam fit and proper test yang lalu maupun dari pengarahan Bapak Presiden kemarin," kata Yudo seperti dilihat di akun Instagram Puspen TNI, @puspentni, Kamis (22/12/2022).
Dia mengajak segenap prajurit TNI sebagai komponen utama pertahanan untuk terus meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara secara tulus dan ikhlas.
"Saya ingin mengajak seluruh prajurit TNI untuk secara tulus ikhlas terus meningkatkan pengabdian kita sebagai Komponen Utama Pertahanan negara dalam mempertahankan kedaulatan serta keutuhan negara yang sangat kita cinta bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelasnya.
Yudo Margono mengungkapkan bahwa TNI yang berasal dari rakyat, bagian dari rakyat, dan berjuang untuk rakyat akan selalu berpedoman kepada kebijakan pemerintah. TNI harus berpegang pada visi dan misi pembangunan nasional yang telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yaitu mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Dalam entry briefing itu Laksamana TNI Yudo Margono kembali menegaskan visi dan misinya sebagai Panglima TNI yaitu TNI Patriot NKRI seperti yang disampaikannya pada saat fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Anggota Komisi I DPR pada Jumat (2/12) lalu.
Tercatat ada 7 hal pokok penekanan Yudo kepada peserta entry briefing Panglima TNI tersebut. Pertama, pengabdian tulus ikhlas dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, teguh berpedoman Pancasila, UUD NRI 1945, Sapta Marga dan 8 Wajib TNI. Kedua, SDM Prajurit TNI Patriot NKRI yang unggul. Ketiga, pertajam naluri tempur dan kemampuan dalam pelaksanaan tugas dalam konsep Operasi Gabungan (Opsgab). Keempat, TNI pengayom dan membantu masyarakat. Kelima, wujudkan reformasi birokrasi di lingkungan dan kultur organisasi TNI. Keenam, tanamkan nilai-nilai keprajuritan. Dan ketujuh, stop arogan, TNI harus tegas namun tetap humanis dan disegani.
Minta Kesigapan Tinggi TNI
Yudo mengatakan kesiapan operasional satuan-satuan TNI harus dapat menjamin kedaulatan negara dan keutuhan negara. Untuk itu, TNI harus memiliki kesigapan dan kesiapan yang tinggi untuk digerakkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Dia mengatakan kalau semula masih membutuhkan hitungan hari, saat ini kekuatan gelar TNI harus mampu dalam hitungan jam.
"Artinya kesiapan prajurit dan, alutsistanya untuk membantu dalam melaksanakan operasional dan membantu masyarakat maupun dalam menegakkan kedaulatan TNI harus bisa cepat digerakkan," tegasnya.
Dia menjelaskan kunci untuk mencapai kesigapan dan kesiapan secara cepat adalah pembinaan atau pemeliharaan alutsista juga menjadi yang utama, sehingga mudah dapat digerakkan. Selain itu, Prajurit TNI di manapun bertugas harus juga berperan serta dan selalu hadir untuk membantu kesulitan rakyat terutama saat terjadi bencana alam.
Selengkapnya di halaman berikut
(jbr/eva)