Ketua RT Lega Misteri Kematian Keluarga Kalideres Akhirnya Terungkap

Ketua RT Lega Misteri Kematian Keluarga Kalideres Akhirnya Terungkap

Silvia Ng - detikNews
Sabtu, 10 Des 2022 12:31 WIB
Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan.
Polisi mengungkap hasil akhir penyelidikan kematian keluarga Kalideres meninggal secara wajar. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Misteri kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, telah terpecahkan. Dari kesimpulan tim penyidik kepolisian dan ahli forensik, dipastikan keempat korban meninggal secara wajar karena sakit.

Ketua RT 007/005 Jalan Taman Asri 3, Perumahan Citra Garden I, Cengkareng, Jakarta Barat, Asiung (57), mengaku lega akhirnya misteri penyebab kematian keluarga Kalideres ini bisa terungkap secara jelas.

"Ya kita legalah, ya," ujar Asiung kepada detikcom di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (10/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asiung mengaku lega karena spekulasi-spekulasi soal keluarga tersebut kini terbantahkan.

"Polisi sudah rilis kan kemarin. Jadi warga tersebut meninggal karena sakit, tidak ada tindak pidana, tidak ada mengikuti sekte tertentu, semua simpang siur spekulasi itu kan terbantahkan. Kemarin sudah rilis pihak polisi dengan tim ahli forensik," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Asiung mengatakan pihaknya memetik pelajaran penting dari kasus ini. Dengan adanya kejadian tersebut, diharapkan ke depan sosialisasi antarwarga terbentuk dengan baik sehingga bisa mengetahui kondisi tetangga masing-masing.

Asiung (kiri), ketua RT TKP penemuan mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat mengungkap awal mula penemuan 4 jasad.Asiung (kiri), ketua RT TKP penemuan mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, mengungkap awal mula penemuan empat jasad. (Rumondang Naibaho/detikcom)

"Bahwa ini kita ambil hikmahnyalah, pelajaran ke depannya, bagaimana bersosialisasi ke depannya lebih baik," tuturnya.

Asiung mengatakan warga setempat tak menyangka peristiwa ini terjadi. Dia menyayangkan keluarga tewas itu tak minta tolong saat kesusahan.

"Rata-rata nggak menyangka saja kenapa sakit kok nggak bilang, nggak minta bantuan bla-bla-bla.... Ya itu kan sangat disayangkan. Ya kalau itu (sakit), ya minta tolonglah, masa nggak ditolong. Namanya kita kan bertetangga," ungkap Asiung.

Sementara itu, tetangga sekeluarga tewas 'mengering', Tio (58), mengaku tak menyangka atas kepergian tetangganya itu. Dia ikut menyayangkan tetangganya yang tak meminta tolong kala sakit.

"Iya, nggak menyangka. Kalau bisa ditolong, kan ditolong. Kalau dibilang lega gimana ya, kadang-kadang masih mikir dia pergi, nggak habis pikir kenapa gitu," tutur Tio.

"Kalau masih sakit, kan bisa ditolong gitu, nggak meninggal semuanya. Nggak habis pikir deh, kalau ada yang bisa ditolong, dua yang meninggal duluan, dua kan masih bisa ditolong," sambungnya.

Baca di halaman selanjutnya soal penyebab kematian sekeluarga....

Simak Video: Fakta-fakta Kematian Satu Keluarga di Kalideres

[Gambas:Video 20detik]





Kematian Secara Wajar

Sementara itu, berdasarkan penyelidikan tim psikologi forensik, empat orang keluarga Kalideres dinyatakan meninggal secara wajar.

"Berdasarkan pemeriksaan area psikologis tersebut ditemukan adanya petunjuk rating lethality atau cara kematian Budiyanto, Rudyanto, Renny, dan Dian, yang mengarah pada yang sama, yaitu kematian yang wajar," ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Reni Kusumawardhani.

Reni menjelaskan pihaknya melakukan autopsi psikologi terhadap keempat jenazah tersebut. Autopsi psikologi dilakukan dalam rangka melihat penyebab atau rating lethality keempat jenazah tersebut.

"Perbedaannya dengan dokter forensik, kami melaksanakan proses autopsi psikologi itu lebih pada melihat latar belakang di samping rating lethality-nya atau kemungkinan terbesar penyebab kematiannya. Kami juga melihat latar belakang kematian dalam aspek perilaku atau psikologinya," jelas Reni.

Dalam hal ini, psikolog forensik menarik mundur kehidupan dari empat orang yang meninggal tersebut. "Dari situ kami pelajari apa sebetulnya yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka lakukan serta bagaimana kecenderungan perilaku dan tipologi kepribadiannya untuk dapat menarik kesimpulan rating lethality atau penyebab kematian keempat orang tersebut," jelasnya.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dan tim melakukan olah TKP di rumah mayat sekeluarga di Jakbar.Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dan tim melakukan olah TKP di rumah mayat sekeluarga di Jakbar. (Rumondang Naibaho/detikcom)


Tak Ada Pidana

Sebelumnya, Hengki Haryadi menyampaikan, dari penyelidikan polisi dan tim ahli forensik, dipastikan tak ada pidana dalam kematian keluarga Kalideres ini.

"Kesimpulan akhir penyidikan kami, baik dari Labfor, maupun melibatkan berbagai ahli tidak ditemukan adanya peristiwa pidana yang menyebabkan kematian empat orang di TKP tersebut," kata Hengki Haryadi.

Hengki Haryadi menambahkan, tidak ditemukan motif keluarga Kalideres tewas karena pembunuhan, perampokan, atau tindak pidana lainnya.

"Hasil penyelidikan kami tidak ada peristiwa pidana, maka kasus ini akan kami hentikan penyelidikannya," ujar Hengki Haryadi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads