Polisi: Keluarga Kalideres Meninggal Secara Wajar dalam Kondisi Tak Wajar

Polisi: Keluarga Kalideres Meninggal Secara Wajar dalam Kondisi Tak Wajar

Yogi Ernes - detikNews
Sabtu, 10 Des 2022 10:05 WIB
Misteri kematian keluarga Kalideres terbaru
Foto: (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Misteri kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, telah terpecahkan. Polisi memastikan keempat korban meninggal secara wajar dalam kondisi tak wajar.

"Dari hasil penyelidikan kami yang sangat detil ini kami sudah temukan kematian yang terjadi di TKP Kalideres ini adalah kematian wajar dalam kondisi yang tidak wajar. Ini merupakan fenomena yang cukup unik dan bagi kami pengalaman berarti karena sangat jarang kasus seperti ini," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Hengki mengatakan salah satu kondisi tidak wajar yang ditemukan penyidik berupa rusaknya sidik jari para korban. Jasad korban pun didiamkan di rumah tanpa adanya proses pemakaman yang wajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terus terang memiliki kendala pada saat cocokkan sidik jari kulit jari sudah rusak. Jadi baik gunakan metode konvensional maupun alat khusus medis ini tidak bisa diangkat kembali," tutur Hengki.

Jasad empat korban keluarga Kalideres ini pertama kali ditemukan pada Kamis (10/11). Polisi dan tim ahli forensik melakukan penyelidikan selama satu bulan untuk mengungkap kasus tersebut.

ADVERTISEMENT

Para ahli mulai dari kedokteran forensik, psikologi forensik, hingga sosiologi agama dilibatkan. Hal ini dilakukan usai banyaknya kejanggalan yang ditemukan polisi di TKP.

Saat ditemukan jasad korban telah dalam kondisi mengering dan mengalami pembusukan. Polisi juga menemukan buku mantra yang disinyalir menjadi bagian ritual yang dilakukan salah satu korban.

Dari serangkaian penyelidikan itu polisi memastikan para korban meninggal karena faktor penyakit. Tidak ada indikasi korban tewas dibunuh atau bunuh diri.

Urutan Kematian 4 Korban

Ahli kedokteran forensik RS Polri, dr Asri, mengungkap urutan kematian keluarga Kalideres ini dimulai dari Rudiyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (68), Budiytanto Gunawan (68), dan Dian (42). Keempat korban ini meninggal akibat penyakit yang telah diderita sejak lama oleh masing-masing korban.

"Dengan jelas dan yakin kami menyatakan bahwa sebab kematian Pak Rudi akibat penyakit saluran cerna, Ibu Renny adalah kelainan payudara. Kemudian sebab kematian Pak Budi serangan jantung yang akut, dan Bu Dian merupakan gangguan pernapasan dan disertai penyakit pernapasan kronis," ungkap dr Asri.

"Pada keempat jenazah kami yakin tidak ditemukan kekerasan dan ditemukan analisa feses, yaitu karbohidrat dan serat pada Pak Budi dan mba Dian. Itu sudah menyingkirkan dugaan mereka berdua meninggal karena kelaparan," tambahnya.

Ahli sosilogi agama, Jamhari, turut menjawab temuan buku-buku lintas agama dan dugaan aktivitas ritual yang dilakukan keluarga Kalideres. Menurutnya, tidak ada hal yang aneh dari temuan tersebut.

"Setelah dilihat dan dibaca buku ini tidak ada yang aneh, tidak ada yang istimewa, karena buku tersebut buku-buku biasa yang bisa ditemukan dan bisa dibeli di luar umum. Jadi ini saya kira bukan menunjukan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte tertentu atau keagamaan tertentu.

Jamhari memastikan keluarga Kalideres tidak terlibat sekte atau kelompok ritual manapun.

"Saya kira dari bacaan-bacaan yang saya lihat dari barang bukti yang ada, saya berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang wajar, orang-orang normal yang mungkin saja mereka melakukan ritual keagamaan untuk mendapatkan kesembuhan karena mereka sedang sakit atau juga membantu masalah yang sedang dihadapi. Jadi saya kira ini adalah ritual biasa yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang lain," jelas Jamhari.

Penyidikan Resmi Ditutup

Dari serangkaian penyelidikan tim penyidik dan penelitian para ahli, Polda Metro Jaya memastikan tidak ada temuan unsur pidana dalam kasus kematian keluarga Kalideres. Penyelidikan kasus itu pun resmi ditutup.

"Jadi apa yang kami lakukan ini masih tahap penyelidikan apakah ada unsur pidana. Jadi kalau sudah tidak ketemu peristiwa pidana maka hasil penyelidikan akan dihentikan. Tapi kalau ini pidana kami harus temukan dua alat bukti untuk temukan tersangkanya. Jadi karena ini bukan peristiwa pidana maka fase penyelidikan ini kami hentikan," tutur Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

Lihat Video: Fakta-fakta Kematian Satu Keluarga di Kalideres

[Gambas:Video 20detik]



(ygs/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads