5 Kejutan Eliezer soal Pembunuhan Yosua Usai Disinggung Buka Kotak Pandora

5 Kejutan Eliezer soal Pembunuhan Yosua Usai Disinggung Buka Kotak Pandora

Wilda Hayatun Nufus, Wildan Noviansah - detikNews
Minggu, 04 Des 2022 09:44 WIB
Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Maruf jalani sidang lanjutan di PN Jaksel. Mereka saling memberikan kesaksian.
Foto: Bharada Eliezer atau Bharada E (Grandyos Zafna)
Jakarta -

Bharada Richard Eliezer alias Bharada E melontarkan sejumlah kesaksian yang mengejutkan terkait kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Semua kesaksian ini terungkap usai Bharada disinggung telah membuka kotak pandora.

Hal tersebut disampaikan Hakim Wahyu Imam Santoso saat membuka sidang di PN Jaksel, Rabu (30/11/2022). Hakim mengatakan Richard sudah dilindungi lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK) sejak dilakukan pemeriksaan hingga persidangan dimulai. Hakim lanjut meminta Richard untuk berkata jujur hari ini.

"Saudara dari awal sudah membuka kotak pandora ini. Saudara selama di persidangan dilindungi, selama di pemeriksaan kepolisian sampai persidangan ini juga saudara dilindungi LPSK, jadi tolong berikan keterangan yang benar," kata Hakim di ruang sidang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baik yang mulia," jawab Richard.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Bharada E pun memberikan sejumlah kesaksian mengejutkan di sidang. Berikut sejumlah kesaksian mengejutkan Eliezer:

1. Sambo Tertawa Usai Pembunuhan Yosua

Eliezer menyebut dia bersama Bripka Ricky sempat berkumpul dengan Ferdy Sambo setelah membunuh Yosua. Dia menyebut Ferdy Sambo tertawa sambil menyebut salah menggunakan senjata saat membunuh Yosua.

Eliezer mengatakan dia dan Bripka Ricky dipanggil untuk menghadap Sambo di kediamannya. Berulang kali, katanya, Ferdy Sambo tertawa menjelaskan salah menggunakan senjata saat mengeksekusi Yosua.

"Itu bukan di Provos, tapi di kediaman. Jadi saat itu ada saya, Bang Ricky juga. Sempat beliau berulang-ulang kali ke kami bilang sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata," kata Richard di ruang sidang, Rabu (30/11/2022).

"Penyampaian itu kayaknya ada yang salah, sambil ketawa?" tanya jaksa.

"Iya sambil ketawa dia," jawab Richard.

"Salah tembak kah?" timpal Jaksa

"Salah pakai senjata," jawab Richard.

Namun, kesaksian Eliezer itu dibantah oleh Ricky. Ricky mengatakan Ferdy Sambo tidak pernah menyampaikan salah menggunakan senjata dan tertawa.

"Saya tidak pernah disampaikan sama Bapak beliau salah tembak yang menggunakan senjata itu bersama RE," kata Ricky.

"Maksudnya?" tanya hakim.

"Tadi Saudara RE menyampaikan beberapa saat setelah penembakan, kami dikumpulkan dan kami dipanggil terus disampaikan Bapak itu salah tembak sampai ketawa-ketawa sama RE, sama saya. Bahwa beliau salah menggunakan senjata, salah nembak, saya tidak pernah mendengar itu dari Bapak FS," papar Ricky.

Apa lagi kejutan dari Bharada E? Baca di halaman berikutnya.

Lihat Video: Kala Eliezer Merasa Berdosa Hingga Takut Bernasib Sama Seperti Yosua

[Gambas:Video 20detik]




2. Takut Bernasib Seperti Yosua

Eliezer juga menjelaskan alasan dirinya tak berani menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Yosua. Eliezer mengaku takut bernasib seperti Yosua.

"Memang Ferdy Sambo ini siapa sih? Kenapa kok bisa ditakuti? Dia kan penegak hukum?" tanya hakim di ruang sidang

"Takut, yang mulia," jawab Richard.

"Kenapa takutnya?" timpal hakim

"Saya pada saat dia kasih tahu (skenario pembunuhan) ke saya di Saguling pikiran saya, saya akan sama seperti almarhum yang mulia," jelasnya.

Eliezer juga mengatakan perbedaan pangkat Ferdy Sambo yang saat itu Jenderal Bintang dua dengan jabatan Kadiv Propam Polri menjadi alasan dirinya tak bisa menolak perintah. Richard mencontohkan perbedaan pangkat dia dengan Sambo bagaikan langit dan bumi.

"Ini jenderal bintang dua menjabat sebagai Kadiv Propam, yang mulia, dan posisi saya saat itu sampai saat ini, jabatan saya Bharada, pangkat terendah. Dari pangkat saya bisa lihat rentang pangkat itu bagai langit dan bumi," kata dia.

"Jangankan jenderal, sesama Bharada kalau dia beda satu pangkat sama saya dia suruh saya jungkir, saya jungkir. Saya tidak berani menolak, kalau dia suruh push-up saya lakukan. Apalagi ini jenderal," imbuhnya.

Richard menegaskan dirinya merasa berdosa dan bersalah karena mengikuti skenario yang dibuat Sambo untuk membunuh Yosua.

"Saya merasa berdosa, merasa bersalah. Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan beliau," ujarnya.

3. Wanita Menangis

Eliezer juga bicara soal momen wanita misterius yang menangis di rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, ketika Sambo dan Putri Candrawathi di rumah. Momen wanita misterius di rumah Bangka itu terjadi pada Juni lalu.

Eliezer mengatakan saat itu Putri lebih dulu tiba di rumah Bangka dengan wajah marah. Kemudian, katanya, Ferdy Sambo tiba juga dengan wajah marah. Setelah itu, ada rekan Sambo yang dipanggil Koh Erben datang ke rumah tersebut.

Tidak diketahui, wanita ini datang bersama Koh Erben atau seperti apa. Sebab, saat Koh Erben datang, Eliezer sedang berada di bagian belakang rumah.

"Tiba-tiba almarhum bilang sama Mateus 'Tidak ada selain kami berdua', maksudnya Yosua dan Mateus yang ada di dalam area rumah kediaman Bangka, semua nunggu di luar," kata Eliezer di PN Jaksel.

Eliezer menyebut dia berjaga di depan rumah bersama Farhan dan Alfons. Kemudian, katanya, ada Romer, Sadam dan sejumlah asisten rumah tangga (ART) Sambo di bagian belakang rumah Bangka.

Dia tak menjelaskan apa yang terjadi di dalam rumah. Namun, katanya, ada wanita yang keluar dari rumah Sambo.

Eliezer mengaku tidak pernah melihat wanita itu. Dia menyebut wanita itu keluar rumah dalam kondisi menangis.

"Sekitar satu jam, dua jam, baru tiba-tiba ada orang keluar dari rumah. Pagar kami tutup, dia ketuk dari dalam rumah. Saya bilang Alfons 'ada orang keluar', dia buka pintu, tiba-tiba ada perempuan. Saya tidak kenal dia, nangis dia, baru ini (saya lihat), siapa ya? Karena saya nggak ada waktu dia datang. Saya lihat di di dalam ada Pak Erben juga di depan rumah," ucap Eliezer.

Saat itu, wanita yang tidak diketahui Eliezer mencari sopirnya. Setelah bertemu dengan sopirnya, wanita itu langsung meninggalkan rumah Bangka.

"Perempuan itu bilang nanya driver dia di mana. Saya lari ke samping panggil drivernya, mobil Pajero hitam, baru drivernya datang, perempuan itu naik langsung pulang," ucapnya.

Sejak kejadian wanita menangis itu, Sambo, katanya sering ke rumah Saguling. Padahal sebelumnya Sambo ke rumah Saguling hanya ibadah pagi saja, Sambo lebih sering tinggal di rumah Bangka.

"Semenjak kejadian itu, pak FS sudah sering kali di Saguling," tuturnya.

Pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis, angkat bicara soal pernyataan Eliezer (Bharada E) terkait wanita misterius yang menangis saat keluar dari rumah pribadi kliennya di Jalan Bangka. Arman menegaskan keterangan itu tidak benar.

"Ini saya tegaskan tidak benar," kata Arman saat dimintai konfirmasi, Rabu (30/11/2022).

"Keterangan RE tidak jujur," sambungnya.

4. Sambo dan Putri Pisah Rumah

Eliezer juga mengungkap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah pisah rumah. Eliezer awalnya mengatakan dia sering menjaga kediaman pribadi Ferdy Sambo.

Sambo, kata Eliezer, sering pulang ke rumah di Bangka. Sementara, rumah di Saguling hanya sesekali dikunjungi Sambo.

"Kediaman Bangka tamu ada di luar, di kediaman Bangka kediaman Saguling tidak banyak yang tahu selain internal kalau Pak FS pulang dari kantor istirahatnya di Bangka," kata Eliezer.

"Istirahat sementara apa ke Saguling? tanya hakim.

"Sampai besoknya sampai dinas lagi," jawab Eliezer.

"Sering di mana FS Bangka apa Saguling? tanya hakim.

"Bangka," jawab Eliezer.

Eliezer mengatakan Sambo hanya berkunjung ke Saguling untuk ibadah di hari Minggu. Dia mengatakan Sambo sering kali pulang malam dan menginap di Bangka.

"Sering tinggal di mana FS selama saudara jadi ajudan?" tanya hakim.

"Di Bangka, kalau di Saguling ibadah pagi," jawab Eliezer

"Bangka dan Saguling kan tidak jauh, kenapa FS pisah rumah?" tanya hakim.

"Biasanya beliau kan pulang tengah malam Bangka di-swab terus mandi-mandi," jawab Elizer.

Hakim pun bertanya alasan Sambo pulang selalu larut malam. Eliezer mengaku tidak tahu.

"Saya cuma ingin tahu apa sih kalau alasannya FS selalu pulang malam kenapa selalu ke Bangka? tanya hakim.

"Saya kurang tahu," jawab Eliezer.

Kesaksian Eliezer ini juga dibantah pihak Sambo. Pengacara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Arman Hanis, menuding kesaksian Bharada Richard Eliezer soal kliennya pisah rumah itu hanya dusta belaka. Arman meminta Eliezer membuktikan ucapannya itu.

"Keterangan dari Richard tersebut jelas tidak benar dan berbohong dalam sidang, buktinya apa RE menyampaikan seperti itu," kata Arman kepada wartawan, Rabu (30/11/2022).

Arman mempertanyakan keterangan yang disampaikan Eliezer di persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua itu. Sebab, kata Arman, Putri dan Sambo masih merayakan ulang tahun pernikahan atau anniversary pada 7 Juli atau sehari sebelum Yosua ditembak.

"Kalau sudah pisah rumah ngapain merayakan anniversary di tanggal 7 Juli," kata Arman.

5. Berdoa Sebelum Tembak Yosua

Eliezer mengaku sempat berdoa sebelum menembak Yosua. Dia mengaku berdoa agar rencana Ferdy Sambo membunuh Yosua gagal.

Dia mengatakan dirinya takut setelah diperintah Sambo dan dijelaskan skenario tembak menembak. Kemudian, dia berdoa

"Saya berdoa 'Tuhan kalau bisa ubah pikiran Pak Sambo, kalau bisa ubah pikiran biar nggak jadi', karena saya takut harus cerita ke siapa lagi, saya beraninya berdoa," ujar Eliezer.

Setelah berdoa, dia mengaku dipanggil keluar untuk pergi bersama Putri ke rumah Duren Tiga. Eliezer sebelumnya berada di rumah Saguling.

"Saya keluar, Agus bilang ke saya ibu udah turun, saya keluar, saya ambil masker di gudang, saya keluar di mobil sudah ada Ricky Rizal, Yosua, dan di belakang ada Kuat," kata Eliezer.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads