Ini Daftar Figur 'Darah Segar' PP Muhammadiyah Usulan Din Syamsuddin

Ini Daftar Figur 'Darah Segar' PP Muhammadiyah Usulan Din Syamsuddin

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Minggu, 30 Okt 2022 15:14 WIB
Din Syamsuddin saat mengikuti pemakaman Buya Syafii Maarif, Kulon Progo, Jumat (27/5/2022).
Din Syamsuddin (Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Jakarta -

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut pimpinan pusat Muhammadiyah ke depan perlu diisi figur-figur 'berdarah segar'. Din pun mengusulkan beberapa nama yang masuk kriteria 'darah segar' itu. Siapa saja?

Din menerangkan, Muhammadiyah memiliki stok kader-kader yang mumpuni, dinamis, dan progresif. Di Yogyakarta, kata Din, Muhammadiyah memiliki kader yang 'berdarah segar', yakni ada Hilman Latif, Untung Cahyono, Suyuti, Abdul Aziz, hingga Syamsul Anwar.

"Di Yogyakarta ada, misalnya Prof. Dr. Hilman Latif (yang sekarang menjabat sebagai Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama), Dr. Untung Cahyono (mantan aktivis Pemuda Muhammadiyah dan Dosen UAD), Dr. Suyuti (alumni Australia dan Sekretaris Majelis Dikti PP Muhammadiyah), Dr. Abdul Aziz (aktivis Pemuda Muhammadiyah, alumni universitas di Beijing)," kata Din dalam keterangan pers tertulis, Minggu (30/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk memperkuat barisan fukaha Prof. Dr. Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid tiga periode sudah harus bersedia dan diyakinkan masuk jajaran PP Muhammadiyah," imbuhnya.

Kemudian kader Muhammadiyah di Solo, yaitu Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif. Din merasa Sofyan cocok untuk masuk di jajaran pimpinan Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

"Dari Solo, Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif cocok untuk masuk apalagi dia berhasil menyiapkan muktamar sebagai Ketuk panitia," ungkapnya.

Tak hanya itu, Din menyebutkan kader Muhammadiyah di Jakarta juga banyak yang mumpuni. Mereka adalah Imam Addaraqutni, Ma'mun Murod, Armyn Gultom, dan Izzul Muslimin.

"Dari Jakarta juga banyak nama yang bisa disebut, antara lain Dr. Imam Addaraqutni (mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, pakar ulumul Qur'an dan menguasai kitab-kitab turats), Dr. Ma'mun Murod (alumni pesantren dan sekarang Rektor UMJ), Armyn Gultom (aktivis dan Ketua Umum Fokal IMM), Izzul Muslimin (mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan anggota KPI)," tulis Din.

Untuk menambah barisan fukaha atau ulama, Din memaparkan ada tiga ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah yang mumpuni di bidang keislaman. Barisan ulama yang mumpuni itu di antaranya Saad Ibrahim, Saidul Amin, hingga dai terkemuka Adi Hidayat.

Lebih lanjut, Din menuturkan tokoh-tokoh perempuan, baik dari Aisyiyah maupun Nasyiatul Aisyiyah, juga perlu dipertimbangkan untuk masuk ke jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Akan tetapi, menurut Din, semuanya itu kembali kepada 2.500 peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang akan memilih pimpinan Muhammadiyah untuk periode selanjutnya.

"Semuanya terpulangkan kepada 2.500-an peserta Muktamar dengan harapan mereka memilih dengan hati nurani dan akal pikiran jernih dengan mengedepankan kepentingan dan kemajuan organisasi pada masa mendatang. Kita berharap dan berdoa semoga Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah di Solo, 19-20 November 2022, nanti (bersamaan dengan Milad 110 Muhammadiyah) menjadi Muktamar teladan: lancar, elegan, bermutu, dan bermartabat," tuturnya.

Haedar Nashir dan Abdul Mu'ti

Din memandang kepemimpinan Haedar Nashir sebagai ketua umum Muhammadiyah saat ini sudah bagus dengan kiprah dan performa yang efektif. Hal itu ditandai dengan bertambahnya amal usaha, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, maupun ekonomi.

"Kepemimpinan Muhammadiyah di tingkat pusat yg digerakkan dua intelektual-ulama, yaitu Prof. Dr. Haedar Nashir dan Prof. Dr. Abdul Mu'ti, telah mampu menampilkan kepemimpinan yang harmonis, visioner, dan berkemajuan. Keduanya masih diperlukan untuk melanjutkan gerak organisasi pada satu periode ke depan, bersama para anggota pimpinan lain," katanya.

Din mengatakan nantinya, siapa yang disepakati sebagai ketua umum dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah mendatang, hanyalah siapa yang dimajukan selangkah dan ditinggikan seranting. Yang terpenting saat ini, kata Din, Muhammadiyah perlu figur-figur baru, khususnya dari kalangan kader muda Muhammadiyah, baik laki-laki maupun perempuan.

"Untuk itu, mungkin sebagian anggota PP Muhammadiyah yang sudah lama berkhidmat perlu legowo memberi kesempatan berjuang dan beramal bagi figur-figur baru," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga Blak-blakan: Menjaga Soliditas, Memperbaiki Citra Polri

[Gambas:Video 20detik]




Pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk diketahui, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 akan diselenggarakan di Solo pada 18-20 November 2022. Pemilihan pimpinan pusat Muhammadiyah dilakukan melalui empat tahapan. Tahapan pertama adalah pencalonan oleh anggota sidang tanwir.

"Jadi pimpinan di Muhammadiyah itu tidak mencalonkan diri, tetapi dicalonkan oleh anggota tanwir. Masing-masing anggota tanwir itu berhak mencalonkan 13 orang," ujar Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.

Selanjutnya nama-nama yang dicalonkan itu bakal diverifikasi oleh panitia pemilihan. Verifikasi meliputi pemeriksaan atas pemenuhan syarat dari setiap calon uang diusulkan.

Setelah para calon dinyatakan memenuhi syarat, mereka kemudian akan dikirim formulir kesediaan. Setelah itu, mereka yang bersedia dicalonkan bakal ditetapkan sebagai calon sementara.

"Proses itu sudah selesai semua. Karena rencana muktamar kan dilaksanakan tahun 2020 sehingga proses pencalonan dan verifikasi itu sudah selesai," ujar Mu'ti.

Saat ini sudah ada 94 calon yang menyatakan bersedia dan bakal dipilih pada sidang tanwir pada 18 November mendatang. Dari 94 calon itu, bakal dikerucutkan menjadi 34 nama untuk kemudian dibawa ke sidang muktamar.

"Tanwir itu memilih 39 nama dari sekarang ini yang dinyatakan memenuhi persyaratan 94. Jadi masing-masing anggota tanwir, itu memilih 39 dari 94 nama itu," ujar Mu'ti.

Tahapan selanjutnya adalah 34 calon Pimpinan Pusat Muhammadiyah dipilih oleh peserta muktamar. Nantinya bakal ada 13 orang calon yang terpilih.

"Tiga belas orang yang terpilih itu nanti akan bersidang dan memutuskan siapa ketua umum dan sekretaris umum. Nanti kelengkapan yang lainnya, unsur-unsur yang lainnya biasanya disampaikan setelah muktamar. Jadi muktamar itu nanti akan menetapkan ketua umum, dan menyampaikan sekretaris umum," ucap Mu'ti.

Saksikan juga Blak-blakan: Menjaga Soliditas, Memperbaiki Citra Polri

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 3 dari 2
(whn/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads