Menuju Muktamar Muhammadiyah: 94 Calon Pimpinan Pusat hingga e-Voting

Menuju Muktamar Muhammadiyah: 94 Calon Pimpinan Pusat hingga e-Voting

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Senin, 26 Sep 2022 08:30 WIB
Sekum Muhammadiyah Abdul Muti
Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti (Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom)
Jakarta -

Pelaksanaan forum permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah tinggal menghitung hari. Agenda utama Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo itu adalah memilih ketua umum untuk periode 2022-2027. Sudah sejauh mana persiapannya?

Dalam perbincangan dengan detikcom di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu, Sekretaris Umum (Sekum) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menjelaskan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 terdiri atas dua tahapan. Pertama, sidang pendahuluan muktamar bakal digelar secara online pada 5 November 2022. Kedua, muktamar yang bakal diselenggarakan di auditorium Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 19-20 November 2022.

"Nah, sebelumnya, tanggal 18 November diselenggarakan sidang tanwir Muhammadiyah, yang merupakan satu rangkaian dengan pelaksanaan muktamar," kata Mu'ti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mu'ti mengatakan Muktamar Muhammadiyah akan membahas dan mengambil keputusan lima hal. Isu strategis keumatan dan kebangsaan juga bakal dibahas dalam muktamar.

"Yang pertama, terkait dengan laporan PP Muhammadiyah dan majelis, lembaga tingkat pusat. Kemudian yang kedua, program PP Muhammadiyah 2022-2027. Yang ketiga itu rumusan risalah Islam berkemajuan dan yang keempat itu isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Dan yang kelima itu pemilihan pimpinan Muhammadiyah periode 2022-2027," beber Mu'ti.

ADVERTISEMENT

Materi-materi muktamar saat ini sudah dikirim ke para peserta muktamar melalui e-mail. Selain itu, dokumen secara fisik mulai dikirim ke pimpinan daerah Muhammadiyah untuk selanjutnya dibagikan ke para peserta muktamar di daerahnya masing-masing.

Pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemilihan pimpinan pusat Muhammadiyah dilakukan melalui empat tahapan. Tahapan pertama adalah pencalonan oleh anggota sidang tanwir.

"Jadi pimpinan di Muhammadiyah itu tidak mencalonkan diri, tetapi dicalonkan oleh anggota tanwir. Masing-masing anggota tanwir itu berhak mencalonkan 13 orang," ujar Mu'ti.

Selanjutnya nama-nama yang dicalonkan itu bakal diverifikasi oleh panitia pemilihan. Verifikasi meliputi pemeriksaan atas pemenuhan syarat dari setiap calon uang diusulkan.

Setelah para calon dinyatakan memenuhi syarat, mereka kemudian akan dikirim formulir kesediaan. Setelah itu, mereka yang bersedia dicalonkan bakal ditetapkan sebagai calon sementara.

"Proses itu sudah selesai semua. Karena rencana muktamar kan dilaksanakan tahun 2020 sehingga proses pencalonan dan verifikasi itu sudah selesai," ujar Mu'ti.

Saat ini sudah ada 94 calon yang menyatakan bersedia dan bakal dipilih pada sidang tanwir pada 18 November mendatang. Dari 94 calon itu, bakal dikecurutkan menjadi 34 nama untuk kemudian dibawa ke sidang muktamar.

"Tanwir itu memilih 39 nama dari sekarang ini yang dinyatakan memenuhi persyaratan 94. Jadi masing-masing anggota tanwir, itu memilih 39 dari 94 nama itu," ujar Mu'ti.

Tahapan selanjutnya adalah 34 calon Pimpinan Pusat Muhammadiyah dipilih oleh peserta muktamar. Nantinya bakal ada 13 orang calon yang terpilih.

"13 orang yang terpilih itu nanti akan bersidang dan memutuskan siapa ketua umum dan sekretaris umum. Nanti kelengkapan yang lainnya, unsur-unsur yang lainnya biasanya disampaikan setelah muktamar. Jadi muktamar itu nanti akan menetapkan ketua umum, dan menyampaikan sekretaris umum," ucap Mu'ti.

Simak juga video 'MUI Ungkap Pengunduran Diri Miftachul Akhyar Akan Diterima di Munas 2025':

[Gambas:Video 20detik]



Baca selengkapnya di halaman berikutnya

Mekanisme e-Voting

Pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah kali ini berbeda dengan pemilihan di muktamar sebelumnya. Muhammadiyah bakal menggunakan e-voting di pemilihan sidang tanwir dan muktamar.

"Panitia sudah melakukan try out pemilihan e-voting ini dengan melibatkan pimpinan ranting di Solo dan sekitarnya. Sudah ada try out pertama, mungkin nanti akan diselenggarakan lagi try out yang kedua," kata Mu'ti.

Mu'ti menjelaskan teknisnya nanti para peserta muktamar bakal diberi akun, kemudian memilih di komputer yang telah disediakan. Dia berharap sistem e-voting ini bisa lebih akurat dibandingkan pemilihan sebelumnya.

"Jadi hampir sama sebenarnya dengan pemilihan bilik suara, cuma bedanya ini nggak pakai kertas saja dan nggak menulis, tapi cukup menekan nama yang sudah ada di layar itu sesuai ketentuan," imbuh Mu'ti.

"Kalau sistem itu kan nanti dia itu misalnya ada dobel nama atau lebih atau kurang, dia nggak mau. Prosesnya nggak bisa dilanjutkan. Ini mungkin bisa lebih akurat," sambung dia.

Namun, kata Mu'ti, panitia saat ini masih membahas apakah proses pemilihan itu akan terbuka untuk diakses media atau tidak. Pembahasan mengenai hal ini masih berlangsung.

Muncul Wacana Buka Nama 94 Calon

Dalam kesempatan itu, Mu'ti juga mengungkap wacana yang disampaikan kader Muhammadiyah agar membuka 94 nama calon yang sudah menyatakan bersedia. Selama ini, kata Mu'ti, memang belum pernah terjadi sosialisasi calon atau pengiriman nama sebelum muktamar.

"Paling tidak kalau tidak kepada publik itu kepada anggota tanwir dan peserta muktamar supaya mereka lebih mengenal calon-calon itu. Nah sekarang seperti saya saja nggak tahu, 94 nama itu," tutur dia.

Mu'ti secara pribadi pernah mengusulkan dalam rapat Muhammadiyah agar panitia menyampaikan nama-nama yang sudah menyatakan bersedia dicalonkan. Dia berbicara mengenai transparansi namun kerahasiaan tetap dijaga selama proses pemilihan.

"Karena ya kalau tidak mengenal kan seperti memilih kucing dalam karung kan. Ya itu mulai ada wacana saya baca di pwmu.co seperti itu. Dan menurut saya itu usulan logis ya," tutur dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads