Warga yang sebelumnya khawatir kena limpahan banjir dari got antibanjir yang baru dibangun di kawasan Waduk Haji Dogol, kini mulai menerima tindak lanjut penanganan pencegahan banjir. Mereka kini meminta jembatan kecil ini sekalian digempur karena menghalangi aliran air dari jalur yang lain.
Salah satu warga yang menyampaikan aspirasi adalah Jatmiko. Warga yang berpotensi terdampak banjir ada di RT 1, RT 2, RT 13 di RW 11 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Lingkungan ini berada di perumahan kawasan Jl Bambu Ori I-IV, Jl Teluk Bima, Jl Teluk Sampit, Jl Teluk Tomini, Jl Teluk Ratai, Jl Teluk Ambon, dan Jl Teluk Mandar.
"Masih ada obstacle (penghalang aliran air di drainase), di antaranya adalah jembatan warga. Kalau obstacle itu dihilangkan, itu akan memperlancar aliran air sehingga mengurangi luberan air," kata Jatmiko kepada detikcom, Jumat (21/10/2022).
Jembatan rumah itu ada di Jl Teluk Poso, di atas saluran air Jl Teluk Tomini dan Jl Teluk Sibolga. Jembatan rumah itu dinyatakannya sangat menghambat aliran air. Pada 4 Oktober lalu, lingkungan itu kebanjiran.
Aliran air ini sebenarnya bukan berasal dari got antibanjir yang sedang dibangun di kawasan Waduk Dogol, melainkan dari saluran air yang lebih dulu ada.
Ukurannya jembatan yang dikeluhkan warga hanya selebar pintu gerbang rumah warga saja. Namun untuk membongkar jembatan itu, warga menemui kendala material.
Musyawarah warga baru saja dilakukan pada pagi tadi, dihadiri oleh unsur Satpol PP, Lurah Pondok Bambu, dan pemilik jembatan rumah di atas saluran air itu. Air yang mengalir di bawah jembatan itu seharusnya bisa lebih lancar menuju saluran penghubung di Jl Teluk Sibolga.
Langkah Pemkot Jaktim
Dilansir situs resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim), Wali Kota Jaktim M Anwar telah meninjau lokasi banjir di Jl Perindu RT 16 RW 6, yang juga kena banjir pada 11 Oktober lalu. Dia juga merespons soal warga yang protes khawatir kebanjiran air yang datang dari arah Jl Teluk Mandar, tak lain dan tak bukan merupakan warga lingkungan Jatmiko bermukim.
"Ada warga Kelurahan Pondok Bambu komplain dan pasang spanduk karena air datang dari Teluk Mandar, air melimpah ke lokasi sini, padahal bukan seperti itu permasalahannya," kata Anwar.
Wali Kota menjelaskan, dia sudah menemukan solusinya dengan menyiapkan crossing saluran ke kali dan langsung masuk ke crossing yang sebelumnya sudah dibuat di Jalan Laut Banda. Nantinya, Dasar Saluran (DS) di Laut Banda akan diturunkan agar aliran air di sekitar lokasi banjir lebih tinggi dan bisa lancar mengalir ke hilir.
"Kalau saya menurunkan Dasar Saluran di sini, air akan balik ke sini juga, dan tadi saya sudah diskusikan teknis dengan Sudin SDA, RW dan RT setempat. Nanti solusinya akan kita crossing ke kali," kata Anwar.
Pembangunan crossing atau sodetan telah dikerjakan. Saluran yang sudah ada kemudian diperdalam. Jatmiko selaku warga merespons.
"Terkait ini, pekerjaan yang sangat signifikan adalah penurun u ditch pada saluran di Jl Buluh Perindu I hingga masuk ke saluran Laut Banda, namun agar lebih maksimal dapat dipertimbangkan untuk dimensi u ditchnya diperbesar mengingat kapasitas air saluran Teluk Sibolga sangat besar," kata Jatmiko kepada detikcom.
(dnu/dnu)