Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mendukung pengamanan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada November nanti. Dia menyebut pihaknya memanfaatkan pantauan udara.
"Kita nanti punya mata di udara. Jadi sepanjang acara kita punya mata di udara karena kita tidak ingin bergantung info di lapangan saja, tapi juga dari udara," kata Jenderal Andika dalam jumpa pers virtual, Kamis (20/10/2022).
"Ini juga satu kemampuan yang belum pernah digelar sebelumnya, tapi saat ini kami gelar dalam rangka membantu," sambungnya.
Jenderal Andika mengklaim kemampuan tersebut dapat 'mengintai' berbagai gangguan, termasuk menghindari rute kemacetan saat KTT G20.
"Jangankan gangguan, misalnya rute kedatangan kepala negara dari 25 hotel ke Apurva Kempinski, kalau ada rute yang macet, kita bisa langsung tahu. Oke Plan A untuk rute kepala negara C ke Kempinski itu macet, coba masuk ke rute cadangan," ungkap Andika.
Skenario Pengamanan Darurat hingga Bencana Alam
Andika mengatakan pihaknya menyiapkan kendaraan berlapis baja, yakni Anoa, di beberapa titik saat acara KTT G20 digelar. Dia menyebutkan kendaraan berlapis baja ini disiapkan untuk evakuasi apabila terjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa.
"Sejauh ini disiapkan satu di Apurva Kempinski, Mangrove Tahura, GWK untuk dinner. Kemudian di Pulau Kura-kura. Ini ada dua atau tiga titik, Pantai Serangan dan gedung yang menyerupai pohon. Jadi intinya kendaraan lapis baja ini kan untuk evakuasi sementara apabila ada kondisi emergency atau yang mengancam jiwa kepada head of state (kepala negara), tetapi saya juga tahu beberapa kepala negara partisipan G20 ini juga membawa perangkat lapis bajanya masing-masing, dan itu semua kita akomodasi agar tamu kita merasa nyaman dalam berkunjung ke Indonesia menghadiri G20 presidensi ini, mereka tidak khawatir lagi soal keamanan," jelas Andika.
Selain kendaraan berlapis baja, Panglima TNI menyiapkan skenario evakuasi jika terjadi bencana alam kala KTT G20 digelar. Bahkan skenario itu disebut telah disimulasikan.
"Ya beberapa skenario, misalnya ada bencana alam, jadi kita sudah siapkan rencananya, evakuasinya, dan bandara terdekatnya apabila memang terjadi seperti waktu yang lalu. Selain itu, apabila ada kondisi medis yang bersifat emergency, ini juga kita sudah bicarakan, dan ini juga sudah kita lakukan dalam technical flooring game (TFG)," tutur Andika.
Andika menyebut ingin memastikan seluruh undangan KTT G20 di Bali nanti dapat hadir dengan merasa aman dan nyaman. Untuk itu, dia telah berkomunikasi dengan berbagai negara untuk meyakinkan para kepala negara terkait pengamanan di Indonesia saat KTT G20 nanti.
"Jadi secara spesifik saya sudah komunikasi dengan pihak Amerika Serikat, dengan Paspampres dari Tiongkok dan sejauh ini kami berusaha untuk akomodasi. Intinya, kami ingin para kepala negara ini merasa aman dan merasa nyaman karena dia di-backup oleh protective detail atau paspampres mereka masing-masing dan semua yang mereka inginkan," papar Andika.
"Jadi bagi saya biarkan kepala negara dateng karena merasa benar-benar secure. Mereka kan sama seperti sebuah kepala negara. Walaupun mereka juga percaya dengan aparat keamanan dari negara tuan rumah, tapi mereka juga punya SOP ataupun kebutuhan spesial yang mungkin tidak standar, itu yang saya pastikan sejauh ini," tambahnya.
Simak selengkapnya pada halaman berikut.
(lir/lir)