Peristiwa robohnya tembok Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan terjadi beberapa hari lalu. Namun, peristiwa yang tewaskan tiga siswa itu masih menyisakan trauma.
Pada Minggu (9/10), orang tua murid mendatangi sekolah MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, untuk bertakziah ke rumah siswa korban meninggal dunia akibat insiden tembok roboh. Gabungan dari koordinator kelas (korlas) tersebut terlihat mengamati kondisi sekolah pascakejadian nahas itu.
Salah seorang orang tua murid, Karyani Susi, menyebut anaknya masih trauma. Anaknya yang duduk di bangku kelas IX itu melihat langsung tembok roboh menimpa tiga siswa.
"Kita juga masih trauma lihat anak-anak kita yang masih ketakutan. Masih belum bisa nerima, kalau tidur juga masih sama saya. Saya juga merasakan pengin lihat korban yang terluka dan trauma," papar Karyani saat ditemui di lokasi, Minggu (9/10/2022).
Karyati menyebut anaknya sampai tak mau lagi belajar di lingkungan MTsN 19 Pondok Labu. Namun, dia menyebut memberi pengertian dan menyebut aktivitas belajar kini dipindah ke MAN 11.
"Kalau anak saya sampai sekarang nggak mau. Pas saya bilang 'Sekarang sekolahnya di MAN 11', 'Ya sudah nggak apa-apa, kalau di MTsN saya nggak mau'," kata Karyani menirukan jawaban sang anak.
Karyani mengungkap, saat kejadian, anaknya itu melihat teman-temannya yang menjadi korban sempat melambaikan tangan seraya minta tolong karena terimpit tembok yang roboh. Hal itulah, kata Karyani, yang membuat anaknya hingga kini masih mengalami trauma.
"Ya sudah jangan jangan (masuk), nggak usah sekolah nanti online aja. Masih trauma, karena lihat langsung tembok yang roboh itu sama temannya yang melambaikan tangan," tuturnya.
Orang tua siswa lainnya, Abdul, menyebut anaknya juga mengalami trauma serupa. Namun, kini anaknya sudah berangsur membaik.
"Alhamdulillah anak saya sudah mulai membaik, tadinya di awal memang trauma. Psikologisnya terganggu juga, kebetulan kita sudah melayat ke rumah duka karena teman-temanya," papar Abdul.
Abdul mengatakan MTsN 19 Pondok Labu memang kerap dilanda banjir saat hujan deras. Dia pun meminta pihak terkait segera melakukan tindakan demi keselamatan bersama.
"Barangkali perlu ada pengkajian, dari pihak-pihak tertentu. Kementerian Agama, pendidikan, untuk melihat mengkaji kembali, karena memang dari tahun-tahun yang lalu itu memang banjir. Kalau kita lihat sekolah itu harus ramah terhadap lingkungan, keselamatan, karena ini buat pendidikan anak," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, insiden tembok roboh di MTsN 19 Pondok Labu terjadi pada Kamis (6/10) akibat diterjang banjir menewaskan tiga siswa dan melukai satu siswa. Tiga korban meninggal dunia bernama Dika, Dendis, dan Adnan. Selain itu, ada siswa yang mengalami luka bernama Aditya Daffa Luthfi.
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyebut peristiwa tembok roboh di MTsN Pondok Labu itu terjadi sekitar pukul 14.50 WIB. Peristiwa itu bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap dan menggenangi area MTsN 19.
Tembok itu roboh akibat tidak mampu menahan luapan air setelah hujan deras. Saat tembok roboh, beberapa siswa tengah bermain di taman sekolah.
Simak video 'KBM MTsN 19 Dipindah ke MAN 11, Dilakukan Pekan Depan':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(aik/lir)