5 Fakta Perubahan Sistem Kartu TransJ yang Bikin Antrean Mengular

5 Fakta Perubahan Sistem Kartu TransJ yang Bikin Antrean Mengular

Tiara Aliya Azzahra, Paradisa Nunni Megasari - detikNews
Selasa, 04 Okt 2022 22:27 WIB
Antrean Panjang Muncul di Halte TransJ.
Antrean di Halte TransJakarta (Foto: Dok. istimewa)
Jakarta -

Antrean mengular di sejumlah halte TransJakarta pagi tadi. Ternyata, antrean itu dipicu perubahan sistem kartu untuk masuk dan keluar dari halte TransJakarta.

Sejumlah calon penumpang juga menuliskan keluhan mereka di media sosial. Berikut lima fakta yang dirangkum detikcom terkait antrean di halte TransJakarta gara-gara perubahan sistem kartu:

Keluhan Penumpang

Salah satu lokasi yang terdapat antrean ialah Halte TransJakarta Pinang Ranti, Jakarta Timur. Dari foto yang diunggah salah satu calon penumpang ke medsos, Selasa (4/10/2022), terlihat antrean mengular di Halte TransJakarta Pinang Ranti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, antrean panjang juga terjadi di halte TransJakarta Flyover Raya Bogor (Pasar Rebo). Para calon penumpang mengeluh antrean itu dipicu kartu transportasi terblokir.

Salah satu pengguna TransJakarta, Nurul Fajar Oktavia, mengatakan antrean disebabkan mulai berlakunya kebijakan satu kartu untuk satu penumpang.

ADVERTISEMENT

"TransJakarta sudah berlakukan 1 kartu untuk 1 orang, jadi jika kartu yang sudah di-tap in (sebelumnya belum tap out), tidak bisa di-tap in kembali, harus di-tap out terlebih dahulu, dan minimal saldonya ada Rp 5.000," jelasnya kepada detikcom.

Nurul mengaku dirinya antre hingga 15 menit sebelum akhirnya bisa naik ke bus TransJakarta tujuan Kuningan.

Penumpang lain, Ricky Panggabean, juga mengalami hal serupa. Dia mengatakan banyak penumpang yang kartunya terblokir karena belum sempat tap out dalam perjalanan sebelumnya.

"Karena ada kebijakan baru harus tap in dan tap out. Dan kebanyakan terblokir karena ada yang turun tanpa melalui halte. Yang terblokir harus tiga kali tap, tap pertama gagal karena terblokir, tap kedua buka blokir, tap ketiga baru bisa masuk," jelasnya.

Antrean Panjang Muncul di Halte TransJ.Antrean Panjang Muncul di Halte TransJ. (Foto: Dok. istimewa)

Warga Kritik Perubahan Sistem Kurang Disosialisasikan

Perubahan sistem ini dikeluhkan oleh sejumlah calon penumpang. Salah satu penumpang Ancella (35) mengeluhkan kurangnya sosialisasi dari pihak TransJakarta.

"Iya tadi kartu-kartu lama banyak yang harus seperti kayak direset ulang kayak kita naik MRT, LRT gitu kartu lama kan harus di-tap dulu tuh supaya bisa berfungsi di sistemnya. Nah, ini nggak ada sosialisasi itu tiba-tiba pagi ini semuanya jadi harus antre untuk tap itu," ujar Ancella di Halte TransJakarta S Parman, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2022).

Dia mengatakan pihak TransJakarta tidak memberikan sosialisasi terkait reset kartu tersebut. Sehingga, menurutnya, calon penumpang akan kerepotan saat hendak berangkat ke kantor.

"Iya nggak ada (sosialisasi). Maksud saya gini kan kita orang kerja ya pagi-pagi udah butuh cepet sekarang jalanan juga jauh lebih macet karena WFO nah itu makan waktu banyak untuk antre. Pun pintu haltenya tuh kecil banget," ucapnya.

Penumpang lainnya, Rizky (26), juga mengeluhkan kebijakan satu kartu satu penumpang yang baru diberlakukan. Menurutnya, kebijakan itu hanya akan menambah antrean pada jam pulang kerja.

"Makanya saat ada kebijakan baru pun saya baru tahu hari ini. Kemudian di satu sisi, kartu yang nggak bisa sharing dengan pengguna lain agak sedikit merepotkan. Karena nantinya pas jam pulang kerja apalagi di halte yang padat akan banyak penumpang yang kekurangan saldo bahkan kesulitan untuk tap in dan tap out," jelas Rizky.

"Kadang-kadang petugas nggak ada di lokasi. Nah, kalau kayak gini kan penumpang lain biasanya saling bantu satu sama lain. Nah, setelah ada kebijakan ini kan agak merepotkan kalau kartunya nggak bisa masuk sedangkan di beberapa halte sering nggak ada petugas. Nah ini ada kemungkinan ada antrean lebih panjang nanti," sambungnya.

Penumpang lainnya, Dilla (28), juga mengeluhkan hal serupa. Dia menilai harusnya pihak TransJakarta melakukan sosialisasi seminggu sebelum kebijakan dimulai.

"Kalau menurut saya hal ini harusnya sudah disosialisasikan sejak lama ya, paling nggak seminggu sebelum. Karena alat untuk reset itu saya sudah lama melihatnya bahkan sudah disiapin ada tiangnya gitu loh buat sistem itu ditempel. Tapi kalau nggak diinformasiin dan dalam sekejap semua itu di pagi hari kan repotin semua orang ya. Ke depannya ada sosialisasi yang lebih baik lagi," ucapnya.

Salah satu penumpang dari Lebak Bulus menuju ke Gatot Subroto bernama Nurul mengaku harus melewati antre panjang untuk tiba di Gatot Subroto. Kartu yang dia punya sempat terblokir.

"Sempat (terblokir). Nggak dijelasin sih, cuman dibilang ada perubahan sistem, suruh tap kartu 3 kali," kata Nurul.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Penjelasan dan Permintaan Maaf JakLingko

PT JakLingko memberi penjelasan soal pemicu antrean itu. JakLingko menyatakan pihaknya mulai menerapkan kebijakan satu kartu untuk satu penumpang.

"Pagi ini telah dilakukan penerapan bisnis proses baru pada TJ perihal one passenger-one card dan kewajiban tap in-out di setiap perjalanan," ujar Sekretaris Perusahaan PT JakLingko Indonesia Kevin Haikal kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

Kevin mengatakan sosialisasi soal satu kartu untuk satu penumpang telah dilakukan lewat media sosial. Dia menyebut kartu akan eror jika penumpang tidak melakukan tap in dan tap out dalam perjalanan.

"Pertama, pastikan setiap perjalanan untuk tap in-tap out. Kedua jika tidak melakukan tap in/tap out, kartu akan eror pada perjalanan selanjutnya," katanya.

Halte TransJakarta.Halte TransJakarta. (Karin/detikcom)

Jika kartu elektronik eror, dia mengatakan kartu harus di-reset dan memiliki saldo minimal Rp 5.000.

"Kartu akan memotong biaya perjalanan terjauh sebelumnya," jelasnya.

Direktur Utama PT JakLingko Kamaluddin meminta maaf atas kendala perubahan sistem tersebut. Dia menyebut kartu-kartu yang terblokir itu dipicu penumpang yang tidak tap out di halte TransJakarta.

"Kami mohon maaf apabila ada pengguna yang mengalami masalah di pagi hari," kata kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

"Karena pada perjalanan kemarin belum melakukan tap out, sehingga ketika di pagi hari ini berusaha tap in kemudian kartunya menjadi terblokir, begitu ya," sambungnya.

Skema Tap In dan Out

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang Rizkani Noor mengatakan saat ini penumpang wajib tap in dan tap out. Jika tidak tap out, maka kartu akan direet dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan saat perjalanan berikutnya.

"Apabila pelanggan tidak melakukan tempel kartu baik saat naik/turun, maka konsekuensinya kartu akan terblokir. Pelanggan perlu melakukan atur ulang (reset) dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan pada perjalanan berikutnya," kata Anang.

Untuk membuka blokir kartu, katanya, kartu pelanggan akan diatur ulang (reset) pada gate yang tersedia di seluruh halte maupun alat tempel kartu (tap on bus) yang ada di seluruh armada Non BRT. Dia juga mengatakan saldo minimal pada kartu saat ini ialah Rp 5.000. Jika saldo tidak mencukupi, pelanggan tidak dapat menggunakan layanan Transjakarta kecuali untuk layanan gratis.

"Jadi selalu pastikan pelanggan memiliki saldo minimum sebelum menggunakan layanan Transjakarta dan melakukan tempel kartu saat naik dan turun bus (tap in dan tap out)," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

Tuai Kritik Anggota DPRD

Anggota DPRD DKI Jakarta dari F-PDIP Gilbert Simanjuntak mengkritik perubahan sistem kartu yang dilakukan TransJakarta hingga menyebabkan antrean panjang di halte. Gilbert menilai seharusnya perubahan sistem baru dilakukan jika sudah matang.

"Perubahan ini seharusnya dilakukan serentak bila sudah yakin tidak ada kendala. Ini jelas mengorbankan masyarakat," kata Gilbert kepada wartawan.

Gilbert mengatakan dia banyak menerima keluhan dari warga sejak pagi tadi. Menurutnya, warga mengeluhkan antrean mengular di halte bus TransJakarta membuat terlambat masuk kerja.

"Ada yang kirim WA, nge-tweet dan Instagram. Mereka kesal atau dongkol karena bikin telat dan lelet," ujarnya.

Gilbert kemudian mempertanyakan kajian serta kesiapan JakLingko dan TransJakarta dalam melakukan perubahan sistem. Dia menilai perubahan sistem harusnya baru dilakukan ketika JakLingko, TransJakarta, maupun Dishub bisa menjamin tak akan ada kendala yang terjadi.

"Sekarang terbukti ketidaksiapan Dishub sebagai regulator utama, dan TransJakarta, JakLingko terlibat sebagai pengelola dan BUMD lain yang terlibat," ucapnya.

"Ini akan jadi evaluasi keberhasilan tarif integrasi yang mereka tawarkan dan kita beri waktu 6 bulan," sambung Gilbert.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari F-PKS Suhud Alynudin juga menyoroti perubahan sistem menyebabkan antrean panjang. Dia mengaku memahami tujuan perubahan sistem dilakukan dalam rangka peningkatan layanan.

"Pemberlakuan sistem baru memang perlu sosialisasi yang massif dan kesiapan petugas layanan dalam mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, seperti adanya antrean panjang," kata Suhud.

Dia meminta petugas bus TransJakarta dibekali dengan pembelajaran menghadapi situasi gaduh. Dia berharap peristiwa serupa tak terulang.

"Petugas layanan ataupun sistem harus dipastikan bisa mengantisipasi antrean. Agar penumpang bisa keluar halte TJ dengan cepat, untuk menghindari terjadi kerumunan yang berpotensi memunculkan kegaduhan," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads