Sistem Kartu Berubah, Penumpang TransJ Keluhkan Sosialisasi Kurang

Sistem Kartu Berubah, Penumpang TransJ Keluhkan Sosialisasi Kurang

Karin Nur Secha, Paradisa Nunni Megasari - detikNews
Selasa, 04 Okt 2022 11:48 WIB
Halte TransJakarta.
Halte TransJakarta. (Foto: Karin/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah halte TransJakarta sempat mengalami penumpukan penumpang pagi ini. Hal ini dikarenakan mulai diberlakukan sistem satu kartu satu penumpang yang mewajibkan wajib tap in dan tap out.

Salah satu penumpang Ancella (35) mengeluhkan kurangnya sosialisasi dari pihak TransJakarta. Salah satunya terkait kartu yang harus direset ulang ketika mengalami gangguan.

"Iya tadi kartu-kartu lama banyak yang harus seperti kayak direset ulang kayak kita naik MRT, LRT gitu kartu lama kan harus ditap dulu tuh supaya bisa berfungsi di sistemnya. Nah ini nggak ada sosialisasi itu tiba-tiba pagi ini semuanya jadi harus antre untuk tap itu," ujar Ancella ketika ditemui di kawasan Halte TransJakarta S Parman, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan pihak TransJakarta tidak memberikan sosialisasi terkait reset kartu tersebut. Sehingga menurutnya akan merepotkan calon penumpang yang hendak berangkat ke kantor.

"Iya nggak ada (sosialisasi). Maksud saya gini kan kita orang kerja ya pagi-pagi udah butuh cepet sekarang jalanan juga jauh lebih macet karena WFO nah itu makan waktu banyak untuk antre. Pun pintu haltenya tuh kecil banget," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, penumpang lainnya, Rizky (26) mengeluhkan kabijakan satu kartu satu penumpang yang juga baru diberlakukan. Menurutnya kebijakan itu akan menambah antrean pada jam pulang kerja.

"Makanya saat ada kebijakan baru pun saya baru tahu hari ini. Kemudian di satu sisi, kartu yang nggak bisa sharing dengan pengguna lain agak sedikit merepotkan. Karena nantinya pas jam pulang kerja apalagi di halte yang padat akan banyak penumpang yang kekurangan saldo bahkan kesulitan untuk tap in dan tap out," jelas Rizky.

"Kadang-kadang petugas nggak ada di lokasi, nah kalau kayak gini kan penumpang lain biasanya saling bantu satu sama lain. Nah setelah ada kebijakan ini kan agak merepotkan kalau kartunya nggak bisa masuk sedangkan di beberapa halte sering nggak ada petugas. Nah ini ada kemungkinan ada antrean lebih panjang nanti," sambungnya.

Penumpang lainnya, Dilla (28) juga mengeluhkan hal serupa. Menurutnya sosialisasi harus dilakukan seminggu sebelum kebijakan dimulai.

"Kalau menurut saya hal ini harusnya sudah disosialisasikan sejak lama ya, paling enggak seminggu sebelum. Karena alat untuk reset itu saya sudah lama melihatnya bahkan sudah disiapin ada tiangnya gitu loh buat sistem itu ditempel. Tapi kalau nggak diinformasiin dan dalam sekejap semua itu di pagi hari kan repotin semua orang ya. Ke depannya ada sosialisasi yang lebih baik lagi," ucapnya.

Adapun salah satu penumpang dari Lebak Bulus menuju ke Gatot Subroto bernama Nurul mengaku harus melewati antre panjang untuk tiba di Gatot Subroto. Kartu yang dia punya sempat terblokir.

"Sempat (terblokir)," kata Nurul.

Nurul mengaku perubahan sistem tersebut tidak begitu jelas sosialisasinya. Dia hanya diminta untuk tap kartu hingga 3 kali.

"Ngga dijelasin sih, cuman dibilang ada perubahan sistem, suruh tap kartu 3 kali," kata Nurul.

Penjelasan JakLingko

Sekretaris Perusahaan PT JakLingko Indonesia Kevin Haikal menerangkan penumpang yang tidak melakukan tap out berisiko mengalami eror pada kartu elektronik. Sehingga dia mengimbau pada penumpang untuk melakukan tap in dan tap out sesudah perjalanan.

Meski demikian, pihaknya memastikan untuk tidak khawatir apabila kartu mengalami eror atau terblokir. Dia menerangkan kartu bisa direset dan harus memiliki saldo minimal Rp 5 ribu.

"Reset kartu, pastikan minimal saldo Rp 5.000 di dalamnya, kartu akan memotong biaya perjalanan terjauh sebelumnya," kata Kevin.

Simak Video: Kebijakan Baru TransJ Bikin Antrean Mengular di Sejumlah Halte

[Gambas:Video 20detik]



(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads