Kawasan Transmigrasi Lagita di Kabupaten Bengkulu Utara menjadi contoh berhasilnya pembangunan kawasan transmigrasi. Sebab, lebih dari 50 persen wilayah Bengkulu Utara tumbuh dari kawasan pemukiman transmigrasi.
Bupati Bengkulu Utara Mian menyampaikan capaian ini tak lepas dari peran serta kolaborasi kementerian. Hal ini ia sampaikan saat menerima kunjungan tim dari Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
"Terima kasih kepada pemerintah pusat dengan konsep kawasan transmigrasi," ujar Mian dalam keterangan tertulis, Selasa (4/10/2022).
"Pembangunan (transmigrasi) tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri. Harapan agar KTM (kawasan) Lagita bisa dibantu seoptimal mungkin selain upaya dari kabupaten sehingga terus meningkat," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Bengkulu Utara Suharto Handayani mengatakan keberhasilan Kawasan Transmigrasi Lagita menjadi replika bagi upaya pembangunan kawasan lain di Kabupaten Bengkulu Utara.
"Pusat pemerintahan di Arga Makmur, Agroekowisata di Kecamatan Ulu Pale, Minapolitan di Kecamatan Padang jaya, dan Perikanan Tangkap di Pulau Enggano merupakan contoh-contoh replikasi tersebut," papar Suharto.
Di sisi lain, Ketua DPRD Bengkulu Utara Sonti Bakara menyampaikan perkembangan Bengkulu Utara berkaitan erat dengan berkembangnya kawasan transmigrasi di wilayah tersebut. Untuk itu, ia berharap ke depannya pemerintah pusat dapat meningkatkan wilayah tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, dan agar (dukungan) perlu selalu ditingkatkan dan diperhatikan ke depannya," kata Sonti.
Sederet Capaian dari Pembangunan Transmigrasi di Bengkulu Utara
Pembangunan transmigrasi di Bengkulu Utara memang menjadi buah keberhasilan dari kolaborasi pusat dan daerah. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran di Kawasan Lagita yang telah berhasil saat ini.
Salah satunya seperti Mariyat, transmigran asal Wonogiri. Ia mengaku saat ini dirinya telah mampu membeli kendaraan pribadi hingga mendaftar haji.
"Alhamdulillah, saya bisa memiliki kendaraan pribadi, umrah, dan telah mendaftar haji," ujar Mariyat.
Tak hanya Mariyat, Yono Siswanto juga merasakan dampak positif dari program transmigrasi. Ia mengatakan dirinya diajak oleh orang tuanya dari Jawa Timur datang di tahun 1982. Sebagai ketua kelompok tani sejak tahun 2008, Yono dan anggota kelompoknya berhasil mengembangkan bantuan ternak sapi bantuan dari pemerintah.
Begitu pun dengan Mat Soleh yang diajak orang tua sejak 1979 untuk menjadi transmigran. Ia mengatakan kini dirinya telah berhasil mengembangkan usaha perikanan budidaya yang dipimpinnya bersama anggota kelompoknya di Desa Tambak Rejo.
"Saya berterima kasih kepada kementerian yang telah membantu dalam pembangunan jalan yang bisa digunakan untuk mengangkut hasil produksi keluar daerah," ungkap Mat Soleh.
Kesuksesan transmigrasi lainnya juga dialami oleh Mindayati. Berkat dukungan pelatihan dan bantuan alat produksi oleh Dinas Nakertrans dan Kemendes PDTT, Mindayati dapat meningkatkan omzet kelompok usaha makanan ringannya dari awalnya Rp 300-500 ribu menjadi Rp 100 juta sebulan.
Merespons hal ini, Anggota Tim Ditjen PPKTrans Kemendes PDTT Andy Aryawan mengatakan ke depan, Kemendes PDTT akan terus berupaya melakukan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi. Pihaknya juga akan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam upaya peningkatan kesejahteraan transmigran dan masyarakat setempat di kawasan transmigrasi," pungkas Andy.
Simak juga 'Kisah Sukses Juragan Jagung Pakan di Perbatasan, Hingga Banjir Orderan':
(akn/ega)