"Keseimbangan gizi dan ketahanan pangan menjadi langkah strategis untuk segera diwujudkan, karena pemenuhan pangan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin kuantitas dan kualitasnya, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan tangguh berdaya saing," kata Lestari dalam keterangannya, Selasa (27/9/2022).
Lebih lanjut, Lestari menjelaskan saat ini angka prevalensi stunting Indonesia pada 2021 masih 24,4%. Adapun pemerintah menargetkan untuk menekan angka tersebut menjadi di bawah 14% pada 2024. Lestari menilai hal tersebut dapat diwujudkan bila didorong dengan gerakan bersama melalui berbagai upaya.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah ini mengatakan keterlibatan para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk menginisiasi sejumlah gerakan, seperti gerakan makan telur, gerakan makan ikan dan gerakan keanekaragaman sumber pangan harus dilakukan sejak dini dan konsisten. Pasalnya, keseimbangan asupan gizi, ketahanan pangan dan pengentasan daerah rawan pangan menjadi tantangan yang harus segera diatasi di tengah dampak krisis global saat ini.
Lestari pun berharap gerakan massif tersebut mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi gizi yang seimbang, sekaligus mencegah stunting. Bahkan menurutnya, di tengah berbagai hantaman krisis saat ini, upaya menekan prevalensi angka stunting harus tetap menjadi perhatian bersama.
Hal ini mengingat kondisi global di masa datang membutuhkan sumber daya manusia yang sehat, tangguh dan berdaya saing agar mampu beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi.
"Tanpa ketersediaan dan kecukupan gizi yang seimbang, sulit untuk mewujudkan anak bangsa yang mampu menjawab tantangan sesuai tuntutan zaman," tutupnya.
(fhs/ega)