Teka-teki kematian pria berkaus 'Captain America' di Sukamakmur, Kabupaten Bogor, terungkap sudah. Korban, Ahmad Nurcholys (36) ternyata Bendahara KONI di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat yang juga atlet tinju.
Nurcholys dibunuh oleh empat orang pria. Pembunuhan ini diotaki oleh oknum anggota TNI AU berinisial AK yang juga sudah ditangkap dan diproses di POM TNI AU.
Jenazah Nurcholys ditemukan di bawah jembatan Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Sabtu (30/7) pagi. Saat ditemukan, Ahmad Nurcholys yang menggunakan kaus bergambar logo Captain America itu sudah terikat tangannya dengan tali ties, leher diikat tali ties, dan mata ditutup buff. Sebagian tubuh korban juga dimasukkan ke dalam karung goni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi kemudian mengidentifikasi jenazah. Dua pekan berselang, tim Satreskrim Polres Bogor kemudian menangkap para pelaku.
"Dari hasil penyelidikan yang telah dilaksanakan, selanjutnya diperoleh informasi dan mengarah 4 orang yang diduga melakukan pembunuhan kepada korban. Keempatnya saat ini sudah diamankan," ujar Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin dalam jumpa pers di Mapolres Bogor, Jalan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Kamis (11/8/2022).
Para tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP dan/atau Pasal 365 KUHP tentang pembunuhan dan/atau pencurian dengan kekerasan.
Berikut fakta-fakta terkait pembunuhan bendahara KONI di Kalbar yang dirangkum detikcom:
1. Diotaki Oknum Anggota TNI
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo DC Tarigan mengatakan pembunuhan Ahmad Nurcholys ini diotaki oleh oknum anggota TNI berinisial AK. AK dan korban saling mengenal karena sama-sama berasal dari Kalimantan Barat.
"Salah satu pelaku itu salah satunya oknum TNI, yang otak pelaku atau AK itu. Makanya kita kemarin bekerja sama dengan Satuan POM TNI AU Lanud Atang Sanjaya untuk melakukan penangkapan terhadap satu pelaku tersebut (AK)," ujar Siswo wartawan di Mapolres Bogor, Kamis (11/8).
Siswo menyebut, AK merupakan TNI yang berdinas di Kalimantan Barat. Keberadaanya di Bogor, kata Siswo, karena sedang mengikuti pendidikan. Saat ini, AK ditahan dan kasusnya ditangani POM AU.
"Yang bersangkutan itu sebenarnya berdinas di Kalimantan Barat, keberadaan yang bersangkutan di sini sedang berstatus sebagai peserta didik, tetapi secara organik dia (dinas) di Kalimantan Barat. Pangkatnya lupa," papar Siswo.
Simak juga video 'Heboh Warga Temukan Mayat di Bogor saat Selfie':
Apa motif pembunuhan korban? Simak di halaman selanjutnya.
2. Motif Pembunuhan Dilatari Utang Piutang
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan pembunuhan ini dilatarbelakangi masalah utang piutang. Awalnya, korban datang ke Jakarta untuk menagih sebesar Rp 300 juta kepada tersangka AK.
"Motif yang disampaikan para pelaku, hasil penyelidikan berawal dari korban menagih utang kepada salah satu tersangka. Kemudian tersangka mengiming-imingi supaya korban datang ke Jakarta dengan iming-iming membuat uang palsu," ungkap AKBP Iman.
"Utangnya sebesar 300 juta. Tersangka AK yang punya utang Rp 300 juta kepada korban," tambah Iman.
Korban yang tergiur iming-iming tersangka kemudian terbang ke Jakarta untuk menagih utang kepada tersangka AK. Namun setiba di Jakarta, tersangka AK malah mengajak korban mencetak uang palsu di kawasan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo Tarigan menjelaskan korban bernama Ahmad Nurcholys sebenarnya sedang menghadapi masalah keuangan. Nurcholys, yang menjabat bendahara KONI, telah menggunakan uang milik KONI sebesar Rp 600 juta untuk kepentingan pribadi dan akan ada audit keuangan dalam waktu dekat.
"Korban sendiri kan diketahui itu sebagai bendahara KONI di salah satu kabupaten di Kalbar, yang bersangkutan itu sempat menggunakan dana sebesar 600 juta, dana KONI untuk kepentingan pribadi, dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan audit, akhirnya korban berangkat ke Bogor untuk menagih utang kepada pelaku," beber Siswo.
"Karena seingat korban, pelaku AK yang jadi otak pembunuhan ini memiliki utang 300 juta kepada korban. Jadi sejak 12 Juli korban sudah berada di Bogor untuk menagih utang," sambungnya.
3. Eksekutor Dibayar Rp 2 Juta
Selain AK, polisi menangkap tiga pelaku lainnya yang berperan sebagai eksekutor dan turut membatu tersagka AK. Ketiganya adalah AA (33), karyawan swasta asal Jakarta Timur; D (37), swasta, asal Jakarta Timur; dan RH (25), karyawan swasta asal Cipayung, Jakarta Timur. Ketiga tersangka tersebut disewa oleh tersangka AK dengan bayaran Rp 2 juta.
"Tiga orang terakhir ini (AA, D, RH) adalah pelaku yang memang dibayar oleh pelaku utama AK, dengan bayaran sebesar Rp 2 juta setiap orangnya untuk membantu menghilangkan nyawa korban," ujar AKP Siswo.
Para tersangka sempat melarikan diri ke Tegal, Jawa Tengah usai membunuh korban. Para pelaku juga mengambil uang korban dan membakar handphone korban untuk menghilangkan jejak.
"Dalam perjalanan ke Tegal, di daerah Garut Jawa Barat, pelaku (AK) memberikan uang jasa atau upah membunuh sebesar Rp 2 juta per orang. Untuk menghilangkan jejak, pakaian dan handphone korban dibakar di daerah Tegal," kata Siswo.
Baca di halaman selanjutnya: korban dibunuh saat....
4. Korban Dicekik lalu Dimasukkan dalam Karung
AK dan ketiga orang sewaannya, menghabisi Ahmad Nurcholys di dalam mobil di kawasan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (30/8/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Korban tewas setelah dibekap lalu dimasukkan ke karung dan dibuang di lokasi.
"Salah satu pelaku inisial AK yang duduk di kursi baris belakang, memiting leher korban, tersangka D membekap mulut korban dengan jaket sampai korban mati lemas. Untuk pastikan korban sudah meninggal, kemudian tersangka AK memerintahkan kepada tersangka RH untuk menjerat leher korban menggunakan tali ripet atau tali ties," ungkap Siswo.
Usai dihabisi di dalam mobil, jasad petinju itu dibuang para pelaku di bawah jembatan Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, tak jauh dari lokasi ia dihabisi di dalam mobil.
"Selanjutnya korban dibuang tersangka AK, RH, dan D di jembatan Desa Sukamakmur. Lokasi dibuangnya tidak jauh dari lokasi korban dieksekusi," tambahnya.
5. Oknum TNI Diperiksa di POM TNI AU
Oknum prajurit TNI berinisial AK disebut menjadi otak pembunuhan Ahmad Nurcholys, bendahara KONI di salah satu kabupaten di Kalimantan Barat (Kalbar) yang mayatnya ditemukan di Kabupaten Bogor. Polisi bersama Polisi Militer TNI AU Lanud Atang Sanjaya Bogor menangkap tersangka AK.
Kepala Penerangan Lanud Atang Sanjaya Letkol Adam membenarkan penangkapan oknum TNI inisial AK. Menurutnya, AK kini masih diperiksa POM TNI AU di Lanud Atang Sanjaya.
"Betul. (Penangkapan) Sudah 3 hari lalu ya, sampai sekarang (masih diperiksa)," kata Kepala Penerangan Kapen) Lanud Atang Sanjaya Letkol Adam saat dimintai konfirmasi soal penangkapan oknum TNI inisial AK, Kamis (11/8/2022).
"Saya hanya membenarkan saja ya, itu (AK) ditangkap sama POM Atang Sanjaya. Pokoknya keterangan saya hanya membenarkan oknum ini telah ditangkap Polisi Militer Lanud Atang Sanjaya. Berdasarkan kerja sama dengan Polres Bogor," tambahnya.
Letkol Adam juga membenarkan bahwa AK masih aktif sebagai TNI. Namun ia tidak menyebutkan pangkat dan satuan tempat AK bertugas.
Pihak POM AU saat ini masih mendalami keterlibatan AK dalam kasus pembunuhan bendahara KONI Ahmad Nurcholys.