Widya (46) warga Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim), mengaku menembok akses rumah tetangganya, yaitu Mursideh (58). Itu bukan tanpa alasan. Widya merasa kecewa atas penghinaan yang dilakukan keluarga Mursideh terhadap keluarganya.
Rumah Mursideh yang aksesnya terhalang tembok itu ada di Jl Gading Raya, Gang VIII, RT 11 RW 10, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Penembokan dilakukan pada Jumat (29/7) lalu.
Anak Mursideh (58) dan Asep (62) yang bernama Firmansyah (34) menyampaikan permintaan maaf mewakili keluarganya kepada Widya. Permohonan maaf itu disampaikan dalam mediasi yang digelar siang tadi di Kantor Kecamatan Pulogadung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan yang sangat mengejutkan itu dari pihaknya Pak Asep, Firman langsung menyampaikan, 'Saya atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Widya apabila ada perbuatan kami yang sangat menyakitkan atau menyalahi, menyinggung perasaan, dan kami mohon bisa dimaafkan' seperti itu," kata Camat Pulogadung, Syafrudin Chandra, di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jl Raya Bekasi, Jakarta Timur, Kamis (4/8/2022).
![]() |
Chandra mengatakan mediasi siang tadi sempat berpindah ruangan. Perpindahan itu disebabkan ada usulan rapat dilakukan dalam lingkup yang lebih kecil.
"Dan akhirnya ada juga saran dari ini bahwa ini harus dimediasi cukup dengan beberapa orang saja, akhirnya kita pindah ruangan gitu," ujarnya.
![]() |
Dalam ruangan yang berbeda dan lingkup yang lebih kecil itu, Firman kembali menyampaikan permohonan maaf. Keluarga Mursideh bahkan bersedia datang langsung ke rumah Widya untuk meminta maaf kepada ibu Widya.
"Sampai pada akhirnya ada statement lagi pengulangan dari Firman bahwa, 'Kami mohon maaf dan kami bersedia kalau memang harus kami datang ke rumah, kami akan datang ke rumah untuk bertemu Ibu.' Ibu yang dimaksud adalah ibundanya Widya," tuturnya.
Menurut Chandra, permohonan maaf itu diterima baik oleh Widya. Namun, dia menyebut Widya membutuhkan proses waktu untuk dapat memaafkan secara keseluruhan perlakuan yang diterimanya dari keluarga Mursideh.
"Kalau permintaan maaf sudah disampaikan, permaafan sudah diterima, cuma ada permasalahan yang mungkin yang masih belum katanya. Ya sudah, itu proses," ujarnya.
![]() |
Pantauan detikcom di kantor Kecamatan Pulogadung, Jl Raya Bekasi, Jakarta Timur, tadi siang, mediasi antara keluarga Widya selaku penembok dan keluarga Mursideh, berlangsung di lantai 2 kantor ini. Rapat berlangsung tertutup untuk awak media massa.
Rapat mediasi untuk mencari solusi bagi keduanya itu merupakan mediasi ke-6. Dalam mediasi itu dihadiri pihak Kepolisian, Babinsa, Satpol PP, dan Camat Pulogadung, yaitu Syafrudin Chandra. Widya dan keluarga Mursideh juga hadir dalam mediasi tersebut. Terlihat ada anggota keluarga Mursideh, membawa serta anaknya, datang belakangan dan naik ke lantai atas tempat rapat.
Sebelumnya juga sudah minta maaf
Permintaan maaf dari keluarga Mursideh kepada keluarga Widya ini bukan kali pertama. Sebelumnya, detikcom juga mendapatkan keterangan bahwa keluarga Mursideh sudah meminta maaf.
"Kita udah minta maaf kemarin kalau ada kesalahpahaman barangkali ya dari ucapan salah pahamlah istilahnya, minta maaf," kata Mursideh di kediamannya, Selasa (2/8) lalu.
Widya menembok akses rumah Mursideh karena tidak terima dihina keluarga Mursideh, bahkan dia juga merasa ada intimidasi terhadap ibunya yang tinggal di rumah sendirian. Terlebih, akses di depan rumah Mursideh adalah lahan milik keluarga Widya.
"Kalau yang psikis otomatis ucapan ya. Kalau fisik, sekali, cuma pada properti. Tidak ke fisik yang badan ya, tidak. Penghinaan terutama kepada pribadi saya. Ya seperti itu," ujar Widya, Rabu (3/8) kemarin.
Widya pun menyampaikan ucapan dari Mursideh yang membuatnya sakit hati. "'Ya gitu deh kalau nggak kawin, galak.' Gitu, tapi saya cuek aja," imbuhnya.
Widya mengatakan alasan lainnya ialah parkir sepeda motor tidak beraturan yang dilakukan anak Mursideh, yaitu Firmansyah (34), di jalan tersebut. Menurutnya, parkir motor itu mengganggu akses jalan menuju rumahnya.
"Sebenernya bukan karena parkir motor, bukan. Itu hanya pemicu saja, ketika ada akses orang mau ke rumah kami gitu mengantar barang kemudian terganggu," ujar Widya.
Simak Video 'Tetangga Beri Syarat Bongkar Tembok yang Tutupi Rumah Warga di Pulogadung':
Saksikan juga video Sosok minggu ini: Ferra manajang, Berbagi Hidup Dengan Para Perempuan ODGJ