Jakarta -
Akses rumah warga bernama Mursideh (58) di Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim), ditembok oleh tetangganya sendiri. Keluarganya harus melipir dan miring untuk masuk ke rumah sendiri. Mursideh sendiri bahkan tidak bisa lewat celah itu!
Nasib keluarga Mursideh ini kemudian viral di media sosial. Video itu memperlihatkan keluarga Mursideh yang kesulitan masuk ke rumahnya sendiri. Ada tembok 2 meter yang sejajar membelah gang. Celah yang tersisa untuk masuk ke rumah Mursideh hanya selebar pantat orang dewasa.
Alamat rumah Mursideh ada di Jl Gading Raya, Gang 8, RT 11 RW 10, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. detikcom Do Your Magic menyambangi lokasi ini, Selasa (2/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mursideh mengatakan dia dan keluarga kesulitan memasuki rumah lantaran adanya tembok di depan rumahnya tersebut. Penembokan dilakukan pekan lalu.
"Nggak bisa masuk rumah. Saya harus lewat atas (jalan dari balkon antar-rumah tetangga). Kalau lewat tembok ini, yang muat anak kecil doang," kata Mursideh.
Di rumah ini, ada Mursideh dan suaminya bernama Asep (62). Anak-anaknya tinggal di rumah di dekatnya, ada Anisa (40) dan Firmansyah (34).
Tembok menghalangi akses rumah warga di Jl Gading Raya, Kelurahan Pisangan, Pulogadung, Jakarta Timur, 2 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom) |
Halaman selanjutnya, awal mula peristiwa ini terjadi.
Simak juga '2 RT di Jaktim Berpolemik soal Akses Jalan yang Ditutup Tembok':
[Gambas:Video 20detik]
Awal mula
Cerita ini masih merupakan cerita dari sisi keluarga Mursideh saja. Dia menceritakan lahan yang menjadi gang menuju rumahnya ini sudah ada sejak era neneknya, sejak 1970-an. Sepemahaman dia, jalanan ini adalah hibah dari si empunya lahan yang kini sudah meninggal.
"Ini sudah dihibahkan gitu. Terus, ini buat jalan, jangan dikutak-atik, ini buat jalanan. Udah, jangan diapa-apain buat jalan gitu," kata Mursideh.
Namun, 10 tahun lalu, situasi mulai berubah. Tetangganya mulai memasang batu bata kemudian pot-pot tanaman. Puncaknya terjadi pada Jumat (29/7) lalu.
"Penembokan hari Jumat (29/7) kemarin itu penembokannya pagi, jam 9.00 WIB," ujarnya.
"Saya lihatin aja dia nembok, terus saya lihatin aja, ya Allah, astaghfirullah," kata Mursideh.
Tembok menghalangi akses rumah warga di Jl Gading Raya, Kelurahan Pisangan, Pulogadung, Jakarta Timur, 2 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom) |
Mursideh yang bekerja sebagai pemandi jenazah itu juga mengaku sudah meminta maaf kepada tetangganya tersebut. Permintaan maaf itu diucapkan Mursideh dan keluarganya dalam 3 kali mediasi.
"Udah 3 kali (mediasi). Kita udah minta maaf kemarin kalau ada kesalahpahaman barangkali ya dari ucapan salah paham lah istilahnya, minta maaf," tuturnya.
"Cuman saya minta tolong kali minta tolong bisa gitu seperti semula. Saya udah minta maaf, tapi kalau minta maaf itu kan lebih ngalah gitu saya minta maaf," imbuhnya.
Dia menyebut si tetangga yang melakukan penembokan itu memiliki legalitas surat kepemilikan jalanan tersebut. Namun dia mengaku bingung jalan yang semula merupakan tanah hibah itu kini dimiliki tetangganya. Meski begitu, mereka tidak pernah melihat secara langsung bukti surat kepemilikan tanah itu. Anak Mursideh bernama Firmansyah menyatakan ini bukan perkara legalitas, tapi perkara kemanusiaan.
"Cuma bagaimanapun ya kita kalau untuk hukum, oke lah, tapi kalau untuk manusiawi nggak saya bilang, itu nggak manusiawi, karena kita hidup kan juga sosial, perkampungan, itu jalan cuman segitu, ngapain diributin," tutur Firmansyah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini