Kepala Bappeda Minta Pelabelan ABG 'SCBD' Tak Diskreditkan Pemkot Depok

Kepala Bappeda Minta Pelabelan ABG 'SCBD' Tak Diskreditkan Pemkot Depok

Dwi Rahmawati - detikNews
Rabu, 27 Jul 2022 11:34 WIB
Dadang Wihana menjelaskan penyebab kasus harian COVID di Depok naik tajam
Kepala Bappeda Depok Dadang Wihana (Dok. Istimewa)
Depok -

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merasa didiskreditkan pelabelan ABG 'SCBD' (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok). Pemkot Depok menyatakan hanya sebagian kecil ABG Depok yang nongkrong di Dukuh Atas yang sekarang dikenal sebagai 'Citayam Fashion Week'.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Dadang Wihana, meminta kepada para pengamat tidak asal bicara mendiskreditkan Pemkot Depok seolah-olah tidak memberikan fasilitas ruang publik kepada kawula muda Depok untuk berkreasi.

"Kepada para pengamat terutama, mohon untuk lihat dulu data, seperti apa mereka di sana, dari mana mereka berasal, jangan terpengaruhi nama SCBD yang mana di dalamnya ada Depok," ujar Dadang Wihana saat dihubungi detikcom, Rabu (27/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, fenomena ABG 'SCBD' nongkrong di Jakarta ini diinisiasi oleh ABG bernama Roy, yang mengaku berasal dari Citayam. Menurut Dadang, Roy Citayam bukan berasal dari Citayam, Depok, melainkan dari Citayam Bojonggede, Kabupaten Bogor.

"(Roy Citayam) mereka dari Bojonggede, Kabupaten Bogor, informasinya. Awalnya mereka kan dari Manggarai kalau tidak salah seperti itu lalu hijrah Bojonggede, bukan dari Citayam Depok. Citayam, Bojonggede. Sudah kami lakukan investigasi, kami turunkan tim ke lapangan ke sana, siapa mereka dari mana asalnya mereka," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dadang mengaku pihaknya telah melakukan investigasi terkait fenomena ABG 'SCBD' ini. Dadang mengatakan inisiator 'Citayam Fashion Week' bukan ABG-ABG yang berasal dari Depok.

"Kita tidak bisa guarantee tidak ada sama sekali (ABG Depok di Dukuh Atas), tetapi yang motornya itu hasil investigasi kami bukan berasal dari Depok, banyak juga wilayah Jakarta," kata Dadang.

Apalagi saat ini sudah banyak ABG yang nongkrong di Dukuh Atas, tidak hanya dari wilayah aglomerasi, tetapi ada juga anak Jakarta.

"Kami kan tidak mungkin ya karena wilayah Jabodetabek ini wilayah aglomerasi, ada commuter, anak-anak bisa ke sana kapan saja. Tetapi tadi yang jadi motornya--kalau sekarang kan sudah bercampur tidak hanya lagi yang awal mereka menginisiasi--sekarang sudah bercampur dari mana-mana," paparnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga 'Momen Sejumlah ABG 'SCBD' Tidur Ngemper di Dukuh Atas':

[Gambas:Video 20detik]



Dengan munculnya fenomena 'Citayam Fashion Week' ini, Dadang meminta para pengamat tidak mendiskreditkan Pemkot Depok. Ia menyadari penataan ruang publik di Kota Depok masih terbatas, tetapi bukan berarti Kota Depok tak punya ruang publik yang bisa digunakan anak muda untuk berkreasi.

"Cuma mohon dengan kondisi ini buka kami kebakaran jenggot, para pengamat jangan mendiskreditkan daerah-daerah yang tadi disebutkan dalam konteks 'SCBD' kan nggak adil juga. Memang kami masih terbatas dalam menata ruang publik tapi bukan berarti kami diam, kami juga berusaha untuk sediakan ruang-ruang publik, seakan akan kami tidak hadir," jelasnya.

Dadang mengundang pengamat untuk berdiskusi mengenai ruang publik di Kota Depok.

"Silakan sama-sama pengamat sama-sama ayo ke Alun-alun Depok kita diskusi bareng-bareng, kami undanglah ke Bappeda Depok, kita diskusi sama-sama," ucap Dadang.

Pembangunan Ruang Publik Kota Depok

Pemkot Depok, lanjut Dadang, sudah berupaya melakukan langkah-langkah untuk memberikan wadah bagi anak muda untuk berkreasi. Fasilitas digencarkan untuk kegiatan kepemudaan.

"Saat ini sudah berupaya melakukan langkah-langkah untuk kepentingan kepemudaan, ruang-ruang publik, taman-taman dibangun, alun-alun yang lengkap untuk akses kepemudaan dibangun di wilayah Timur dan tahun depan di wilayah Barat," kata Dadang.

Perda tentang kepemudaan juga telah digodok oleh Pemkot Depok, salah satunya juga akan memberikan wadah untuk anak muda Kota Depok berkreasi. Dadang mengatakan ruang publik di Kota Depok akan digunakan anak muda untuk berkarya, tidak hanya sekadar bikin konten sebagaimana yang terjadi di 'Citayam Fashion Week'.

"Ini kan mereka kebutuhannya untuk konten ya di sana (SCBD), dan mereka ada yang menggerakkan seperti itu dan kami tidak ingin terjebak dalam keriuhan ini. Tetapi, karena banyak pengamat yang mendiskreditkan Pemerintah Kota Depok, ya akhirnya kami bicara seperti ini," tutur Dadang.

Ia pun berharap lontaran 'SCBD' kepada Depok dibarengi data di lapangan. Dadang lantas menyebut beberapa ruang publik yang dibangun Pemkot untuk anak muda.

"Kami punya ruang publik taman-taman di kelurahan, ruang publik di alun-alun, kami juga sedang menata pedestrian di Jalan Margonda dan kami sedang rencanakan aktivitas kegiatan tidak hanya tim lokal tapi global saat ini," ungkap Dadang.

Menurut Dadang, anak-anak di Kota Depok juga terusik jika dilabeli hal semacam itu.

"Kami juga komunikasi dengan forum anak depok, yang mereka juga terusik dengan kegiatan-kegiatan yang saat ini seakan akan anak-anak Depok itu demikian," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads