7 Kejanggalan Tewasnya Brigadir J yang Diungkap Keluarga

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 13 Jul 2022 12:28 WIB
Jenazah Brigadir J telah diserahkan kepada pihak keluarga di Jambi (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Pihak keluarga meminta kasus tewasnya Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) diusut tuntas. Brigadir J tewas usai baku tembak dengan Bharada E.

Peristiwa itu terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.

Tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mulai bekerja untuk mengusut insiden baku tembak tersebut. Tim khusus ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam) kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan, termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," kata Jenderal Sigit di Mabes Polri, Selasa (12/7) kemarin.

Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Dia memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.

Jenderal Sigit mengatakan proses pengusutan kasus dilakukan secara objektif dan transparan. Dia juga memastikan penyelidikan dan penyidikan kasus tetap menjunjung HAM dan undang-undang.

Jenazah Brigadir J telah diserahkan ke pihak keluarga di Jambi. Pihak keluarga pun mempertanyakan sejumlah kejanggalan.

Berikut pengakuan keluarga Brigadir J:

1. Brigadir J Kena 7 Luka Tembak

Brigadir J mengalami 7 luka tembakan hingga akhirnya meninggal. Luka-luka tersebut berasal dari 5 tembakan yang dilepaskan Bharada E.

Pihak keluarga curiga atas banyaknya luka tembak tersebut. Mereka menilai tak seharusnya Brigadir J mendapatkan luka tembak sebanyak itu.

"Kalau memang adik saya melakukan hal tersebut, kenapa ditembak sebanyak itu. Itu nggak masuk logika, melakukan tembakan pertama nggak kena sasaran, kalau memang dia melakukan pelecehan, kenapa tembakan seperti itu, seperti pembunuhan secara brutal," kata kakak Brigadir Yosuha, Yuni Hutabarat, Selasa (12/7).

Keluarga menyesalkan dan minta kasus diungkap transparan. Yuni berharap kejadian ini bisa diproses seadil-adilnya.

"Kalau mungkin dia bersalah, cukup dilakukan penembakan sekali, terus dilumpuhkan, dibawa diadili atau langsung dipecat kan bisa," katanya.

2. Tak Percaya Brigadir J Lecehkan Istri Kadiv Propam

Yuni juga mengaku tak yakin adiknya melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Apalagi tuduhan itu tanpa dilengkapi bukti.

"Saya rasa sesuatu yang disebutkan tanpa bukti nyata itu kan sama saja seperti hal mengada-ada ya. Kami di sini butuh bukti nyata," ujar Yuni kepada detikSumut, Senin (11/7).

Dia hanya berharap agar kejadian tewasnya adiknya itu bisa diusut tuntas dan lebih terbuka. Yuni tidak ingin almarhum adiknya malah disudutkan dalam kasus ini.

"Mustahil kan di rumah dinas seorang jenderal tidak ada CCTV-nya," terang Yuni.

3. Curiga Luka di Tubuh Brigadir J

Pihak keluarga juga curiga terhadap luka yang ada di tubuh Brigadir J. Dia mengatakan ada luka bekas tembakan hingga memar yang diduga bekas penganiayaan.

Simak fakta lain di halaman selanjutnya.

Simak Video: Kasus Polisi Tembak Polisi Sampai ke Telinga Jokowi






(jbr/fjp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork