Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor berencana memasang kamera pengawas CCTV di daerah aliran sungai (DAS). Rencana tersebut adalah tindak lanjut dari ramainya laporan soal pencemaran sungai di Kabupaten Bogor, termasuk aliran Sungai Cileungsi.
"Fungsinya adalah ketika terjadi pencemaran, kami minimal bisa identifikasi titik awalnya di mana sih. Itu yang selama ini kami susah," kata Kepala Dinas (Kadis) LH Kabupaten Bogor Ade Yana Mulyana kepada wartawan di Cibinong, Senin (11/7/2022).
"Misalnya ada laporan pencemaran nih pukul 09.00 WIB dari warga, Curug Ciparigi berbusa. Kami ke sana jam berapa? Masih berbusa nggak? Busanya sudah geser kan, karena air sungai mengalir," imbuh Ade Yana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut kondisi itu menjadi kendala DLH Kabupaten Bogor mengidentifikasi awal mula titik pencemaran sungai. "Itu kan jadi kendala bagi kami. Kami saja belum tahu Curug Ciparigi seperti apa berbusanya, (karena) busanya sudah geser. Apalagi kita mau memastikan ini titik awalnya radius di mana gitu," ucap Ade Yana.
Dia berharap, dengan dipasangnya CCTV di DAS, DLH Kabupaten Bogor dapat mengetahui titik awal pencemaran sungai terjadi. Jadi, DLH Kabupaten Bogor bisa mencari pihak yang dapat dimintai tanggung jawab terkait pencemaran sungai.
"Jadi kalau ada CCTV, minimal kita tahu titik ini clear, clear. Nah mulai titik ini (sumber pencemarannya). Kalau kondisinya begini, kira-kira perusahaan apa (yang menyebabkan pencemaran)," terang dia.
"Misalnya di pukul sekian pabrik Anda, kami punya bukti, kemungkinan besar ini dari IPAL Anda. Kita cek IPAL Anda, terbukti, tindak," sambung Ade Yana.
Ade Yana menyampaikan saat ini DLH Kabupaten Bogor sedang mengkalkulasi anggaran untuk memasang CCTV di DAS. Penghitungan anggaran CCTV di DAS akan menentukan lokasi-lokasi pemasangan.
"Kita lagi ngitung, kita sudah ngobrol sama KP2C kalau bikin CCTV kayak gitu, plus tiangnya berapa duit sih. Nah, nanti APBD kuatnya berapa nih. Misalnya tahun ini kuatnya lima, tahun depan ditambah lima, di beda titik sepanjang jalur itu," papar Ade Yana.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
CCTV di aliran DAS tersebut, lanjut Ade Yana, akan diintegrasikan menggunakan aplikasi perangkat ponsel. Di samping itu, Ade Yana berharap masyarakat juga terus berpartisipasi mengawasi pencemaran yang terjadi.
"Kami harap juga (aplikasi CCTV di DAS) itu diakses bebas (oleh warga), bukan hanya dinas. Kami juga nggak bisa mantengin handphone 24 jam. Kita fokusnya di pengadaan sarana fisiknya dulu. Kalau sarana fisik sudah ada, kita kembangkan software versi Android," ungkapnya.
Ade Yana menerangkan DAS di wilayah Bogor Timur akan menjadi area pertama yang dipasangi CCTV sebab di sana paling banyak terdapat aduan pencemaran sungai dari masyarakat di Kabupaten Bogor. Ade Yana menyebut faktornya karena di sana menjadi salah satu wilayah industri.
"Betul Bogor Timur (paling banyak aduan pencemaran), karena wilayahnya wilayah industri. Jadi sebenarnya setiap orang itu boleh buang limbah ke media lingkungan. Syaratnya cuma dua, satu punya izin, kedua jangan melebihi baku mutu," ucap dia.
"Sampai dengan Juni ada puluhan mah (aduan warga). Wilayah lain relatif jarang. Itu Citongtut awal tahun, Cileungsi juga awal tahun," lanjut dia.
Diketahui, sejumlah kejadian pencemaran sungai terjadi di wilayah Bogor Timur tahun ini. Salah satunya pencemaran sungai yang terjadi di Situ Citongtut, Kecamatan Gunung Putri. Ketiga perusahaan yang mencemari Situ tersebut dipaksa menutup saluran pembuangan limbahnya.
"Yang dipastikan tadinya empat, ternyata yang satu tidak terbukti. Iya (wajib memperbaiki pengelolaan limbah), selain itu ada juga yang kami paksa untuk menutup saluran outlet-nya," kata Kasi Penegakan Hukum DLH Kabupaten Bogor Dyan Heru Sucahyo kepada wartawan, Selasa (8/2).
Selanjutnya, Sungai Cileungsi yang melintasi kawasan Gunungputri, Kabupaten Bogor, hingga Bekasi, Jawa Barat, diduga pernah tercemar limbah. Air sungai berubah warna menjadi hitam, berbuih, mengeluarkan bau menyengat.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Terkait kejadian terbaru, Sungai Cileungsi tercemar limbah tadi malam, puncaknya tadi malam, Sungai Cileungsi airnya berubah jadi hitam, baunya menyengat, udaranya bikin gatel," kata Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman dihubungi detikcom melalui telepon Jumat (25/3).
Terpisah, Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Cholid mengatakan, pihaknya sudah mengetahui informasi terkait Sungai Cileungsi yang diduga tercemar limbah. Pihak DLH bahkan sudah mengambil sampel air Sungai Cileungsi untuk uji laboratorium.
"Kita sudah ambil sampel lab, mudah-mudahan cepat ya hasilnya, semoga 3 hari mendatang sudah ada hasilnya. Tetapi beda kualitas airnya saat dia tercemar, dengan ketika kita ambil sampel air, ada jeda (air sudah berubah), karena kan air sungai kan mengalir ya," katanya kepada wartawan.