Dugaan Sungai Cikaniki Bogor Tercemar Sianida Diungkap Legislator

Dugaan Sungai Cikaniki Bogor Tercemar Sianida Diungkap Legislator

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 08 Feb 2022 20:10 WIB
Polisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor
Polisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor (Dok.Polsek Nanggung)
Bogor -

Sungai Cikaniki, Bogor, Jawa Barat, diduga tercemar bahan kimia berbahaya. Anggota DPR RI Adian Napitupulu menyebut bahan kimia itu adalah sianida.

Sungai Cikaniki diduga tercemar usai ikan-ikan di sana ditemukan mati mendadak pada Rabu (2/2). DLH Kabupaten Bogor menduga pencemaran Sungai Cikaniki disebabkan aktivitas tambang emas ilegal.

Pihak kepolisian, dalam hal ini Polsek Nanggung, juga sudah menerima laporan. Polisi memastikan akan menyelidiki temuan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adian Ungkap Hasil Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan yang mencemari air Sungai Cikaniki sudah keluar. Hasilnya, sebut anggota Komisi VII DPR Adian Napitupulu, bahan kimia yang mencemari air Sungai Cikaniki adalah sianida.

ADVERTISEMENT

"Kemarin, hasil penelitian laboratorium sudah keluar dan membuktikan bahwa jenis bahan kimia yang mencemari sungai Cikaniki adalah sianida. Bahan kimia yang sangat berbahaya!" kata Adian dalam keterangannya berjudul 'Sianida di Sungai Cikaniki Harus Diusut Tuntas', Selasa (8/2/2022).

Polisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten BogorPolisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor. (Dok.Polsek Nanggung)

Menurut Adian, hasil laboratorium menunjukkan konsentrasi sianida di air Sungai Cikaniki berkisar antara 6,2-126 ppm atau rata-rata ada di angka 49,34 ppm. Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu menekankan hasil laboratorium tersebut menunjukkan air Sungai Cikaniki melebihi batas kesehatan air minum, yang diatur dalam Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

"Angka angka dari hasil laboratorium tersebut menunjukkan bahwa pencemaran sianida di air Sungai Cikaniki Pongkor jauh melebihi ambang batas air Higiene Sanitasi sesuai Permenkes 32 Tahun 2017, yaitu 0,1 mg/L atau 1,0011 ppm. Juga jauh di atas ambang batas kesehatan air minum sebagaimana di atur dalam Permenkes 492 Tahun 2010, yaitu sebesar 0,07 ppm," papar Adian.

Selengkapnya di halaman berikutnya

Adian Duga Antam

Adian lalu mempertanyakan siapa biang keladi pencemaran Sungai Cikaniki. Saat inilah dia menyinggung Antam.

Menurut Adian, satu-satunya perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) emas di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, adalah Antam. Aktivis '98 itu menyebut lokasi tambang emas Antam di Gunung Pongkor berada di sekitar Sungai Cikaniki.

"Sianida merupakan komponen kimiawi penting dalam pengolahan emas. Dengan demikian, maka bisa diduga dengan kuat bahwa pencemaran sianida di Cikaniki berasal dari pengolahan emas di Pongkor. Satu-satunya perusahaan emas yang memiliki IUP emas di Pongkor adalah BUMN Aneka Tambang, yang lokasinya ada di sekitaran Sungai Cikaniki, Gunung Pongkor, Bogor," terang Adian.

Meski demikian, Adian tak menampik kemungkinan pihak selain Antam yang menjadi biang keladi pencemaran Sungai Cikaniki. Karena itu, anggota Komisi VII DPR itu meminta pemerintah melakukan penyelidikan komprehensif.

"Apakah pencemaran tersebut dilakukan oleh Antam atau ada pihak lain? Untuk memastikan hal tersebut tentu negara perlu secara serius melakukan penyidikan mendalam," sebutnya.

Selengkapnya di halaman berikutnya

Simak juga 'Pantai Sekembu Jepara Sudah Hampir Setahun Tercemar Limbah Batu Bara':

[Gambas:Video 20detik]



Kata Pemkab Bogor

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor masih menunggu hasil tes laboratorium dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Kami sedang menunggu dari KLHK ya kami belum nerima (hasil lab). Uji lab itu terpusat di KLHK," kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kemitraan DLH Kabupaten Bogor, Cholid Mawardi.

Pencemaran sianida itu diduga akibat aktivitas pengolahan emas. Petugas gabungan telah mengambil sampel air Sungai Cikaniki di beberapa titik.

"Kemarin itu beberapa titik yang diambil dua hari tim gabungan tuh. Ada dari KLHK, ESDM, Provinsi, di beberapa titik. Jadi memang kami nunggu hasil labnya biar akurat datanya," lanjutnya.

Halaman 2 dari 3
(isa/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads