Pemprov DKI Jakarta menyebut pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Gedung Thamrin Nine UOB dengan Stasiun MRT Dukuh Atas BNI tidak menggunakan APBD. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pembiayaan menjadi tanggung jawab swasta.
"Kami sampaikan terima kasih kepada pihak UOB yang memulai ini. Karena pembiayaannya menjadi tanggung jawab mereka kita hanya memberikan ruangnya untuk mereka nyambung ke Stasiun MRT," kata Anies di Kawasan Thamrin Nine, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022).
Anies menjamin fasilitas itu tetap bisa digunakan oleh seluruh pengguna MRT. Anies meyakini pembangunan terowongan ini menjadi awal terwujudnya interkoneksi bawah tanah di rute MRT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan itu dibayar mereka dan bisa digunakan oleh semua orang tidak hanya digunakan mereka yang bekerja di UOB saja. Jadi ini adalah fasilitas publik yang dibangun, sebuah partnership kemitraan antara kami di pemerintahan dan pihak swasta," ujarnya.
"Ini hari yang bersejarah, ini sejarah baru di Jakarta dan Indonesia karena kita memulai sebuah proyek pembangunan jalan pedestrian di bawah tanah, di mana penumpang MRT nantinya akan melewati tunnel yang langsung menjangkau gedung-gedung di sekitar stasiun," sambungnya.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pembangunan terowongan bawah tanah itu menelan anggaran Rp 150 miliar. William menuturkan terowongan itu bakal mengikuti standar internasional yang juga bisa dilewati oleh pesepeda serta ramah disabilitas.
"Karena ini memang full 100 persen akan ditanggung oleh pihak developer kerja sama kita, diperkirakan sekitar Rp 150 miliar karena ini satu bangunan yang kualitasnya harus internasional jadi akses semua," jelasnya.
"Karena ini satu bangunan yang kualitasnya harus internasional, aksesnya harus semua ada akses sepeda, akses jalan kaki, aspek teman-teman disabilitas, itu akan jelas dan satu prasarana lift, jadi dari underground tadi akan dibangun sampai ke depan," tambahnya.
William menyebut proyek itu ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan. Karena terowongan dibangun di bawah tanah, pihaknya mesti memastikan pembangunannya tak mengganggu konstruksi gedung sekitar.
"Kita berharap akan selesai 2023, karena ini agak lumayan sulit karena underground tunnel, jadi yang bangun ini harus memastikan bahwa bangunan di sekitarnya tidak goyang dan roboh," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, inisiasi pembangunan interkoneksi bawah tanah ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Pembangunan Bangunan dan Fasilitas Interkoneksi Thamrin Nine UOB-Stasiun Dukuh Atas BNI antara Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dan Direktur Utama PT Wisma Kartika, Alvin Gozali, dan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), William Sabandar.
Akses pejalan kaki ini sepanjang 80 meter dengan lebar lima meter yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti retail, storage room, eskalator, dan elevator. Terowongan ini melengkapi interkoneksi layang Stasiun Blok M BCA dan Blok M Plaza yang telah terbangun dan interkoneksi layang Stasiun Lebak Bulus Grab-Pondok Indah Square yang sedang dalam tahap konstruksi.
Simak juga 'Menhub Ke Jepang Percepat Pembangunan Infrastruktur Transportasi':