Elite Partai Demokrat (PD) Syahrial Nasution mengaku masih melirik Golkar untuk bekerja sama membangun koalisi di luar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). PPP, sebagai partai politik anggota KIB, bereaksi.
Ketua Bidang Fungsional DPP PPP Syaifullah Tamliha memastikan KIB solid. Tamliha menyebut KIB masih membuka ruang untuk parpol lain bergabung dan mengubah pola pikir menjadi rasional dalam menghadapi Pemilu 2024.
"KIB itu kan terbuka kalau orang mau masuk, bukan KIB ini akan pecah. KIB itu memberi orang ruang dalam rangka mengubah pola pikir event ini yang sebelumnya emosional menjadi rasional," kata Tamliha kepada wartawan, Selasa (5/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi KIB kan yang penting kami sudah punya tiket 20% sesuai dengan presidential threshold. Setelah itu tentu akan membicarakan presiden. Pada saatnya pasti punya capres," imbuhnya.
Tamliha menyebut PPP tak terganggu 'rayuan' elite Demokrat ke Golkar untuk membuat koalisi baru. Anggota DPR RI itu menyebut PPP memegang prinsip 'operasi' dalam menyambut Pilpres 2024 tak akan efektif jika terlalu banyak membuat pernyataan. Tamliha pun yakin tak akan ada parpol KIB yang bakal berkhianat.
"Kami tidak merasa terganggu dengan Demokrat. Kami berprinsip bahwa operasi yang tenang jauh lebih efektif daripada terlalu banyak membuat pernyataan. Kalau terlalu banyak malah nggak efektif."
"Kita positiflah ketiga partai KIB mengkhianati nggak mungkin," imbunya.
Lebih lanjut Tamliha menyampaikan pernyataan bernada menyindir untuk menanggapi 'rayuan' elite Demokrat ke Golkar. Wakil Ketua Komisi V DPR itu menyebut parpol anggota KIB bukanlah partai 'kos-kosan' yang punya pemilik sehingga dalam setiap keputusannya tak tergantung kemauan pemiliknya.
"Partai-partai kami ini kan partai-partai yang rasional, bukan partai kos-kosan. Kos-kosan itu kan ada pemiliknya," ucap Tamliha.
Baca juga: Gerindra dan PKB Susul KIB, NasDem Kapan? |
Demokrat Berupaya Memecah KIB
Terpisah, elite PPP lainnya Achmad Baidowi turut menanggapi rayuan Demokrat ke Golkar. Baidowi menegaskan pembentukan KIB tidak seperti membalikkan telapak tangan alias instan.
"KIB itu sudah komitmen koalisi dan tidak instan, tapi jangka panjang," kata Baidowi kepada wartawan, Selasa (5/7).
Ketua Bidang Fungsional DPP PPP itu juga tidak mempersoalkan manuver elite Demokrat Syahrial Nasution. Baidowi memastikan KIB solid.
"Kalau ada manuver-manuver dari partai lain mendekati elite-elite koalisi (KIB), silakan saja. Tetapi sekali lagi, koalisi (KIB) itu sudah solid," ucapnya.
Simak selengkapnya pernyataan Baidowi di halaman berikutnya,
Saksikan juga 'PAN: Ada Partai yang Dilirik KIB, Masih 50:50 Bergabung atau Tidak':
Baidowi menuturkan menyebut KIB juga berencana mengajak Demokrat bergabung. Sebab, sebut politikus yang kerap disapa Awiek itu, melihat Demokrat seperti kehilangan harapan bisa membangun koalisi untuk Pemilu 2024.
"Dan KIB memang punya tugas masing-masing untuk mendekati partai lain salah satunya adalah Partai Demokrat. Kalau Demokrat mau bergabung, ya, ayo. Jangan terkesan seperti orang yang hopeless gitu," ujar Awiek.
Bahkan, Awiek memandang negatif rayuan Demokrat ke Golkar. Sekretaris Fraksi PPP DPR itu menganggap Demokrat sedang berupaya memecah belah KIB.
"Jadi, setelah KIB sudah solid dan bisa berlayar, mereka mulai membuat wacana baru bahwa Golkar dan Demokrat membuat koalisi baru. Itu kan rencana memecah belah, dan KIB tidak terpengaruh itu," tegasnya.
Sebelumnya, elite Demokrat Syahrial Nasution mengaku pihaknya masih melirik Golkar untuk berkoalisi di 2024. Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang Partai Demokrat itu merayu Golkar dengan 'berdua saja cukup'.
"Kerja sama Demokrat dengan Golkar cukup bagi kedua partai sebagai jangkar untuk mengantarkan kandidat presiden dan wakil presiden. Namun, lebih dari itu, kerja sama Demokrat-Golkar dapat menjadi solusi terciptanya stabilitas politik, perbaikan iklim demokrasi dan kembali menggenjot roda ekonomi yang saat ini sedang terpuruk," kata Syahrial Nasution dalam keterangannya, Selasa (5/7).