Jakarta -
Bencana banjir bandang dan tanah longsor menimpa sejumlah wilayah di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Berbagai kerugian dirasakan warga, mulai dari rusaknya bangunan dan fasilitas umum, hewan ternak hanyut, hingga merenggut korban jiwa.
Bencana tersebut berlangsung pada Rabu (22/6/2022) sekitar pukul 18.00 WIB hingga 20.00 WIB malam hari. Bencana tersebut diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi, serta luapan air sungai di sekitar lokasi.
Hingga kini, sejumlah fasilitas umum masih mengalami kerusakan. Ribuan jiwa terdampak akibat bencana tersebut. Berikut 6 fakta terbaru banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bogor:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Merenggut 3 Korban Jiwa
Bencana tersebut merenggut tiga korban jiwa akibat tertimpa tanah longsor. Dua orang bernama Aam (40) dan Umar (42) yang berasal dari Kampung Muara, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Serta Yadi Jayadi yang berasal dari Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Fazzli mengatakan Yadi Jayadi (27) ditemukan dalam radius 20 km. Korban kemudian dibawa ke rumah duka.
"Korban kita temukan pada radius 20 km, selanjutnya korban dievakuasi menuju rumah duka," jelas Fazzli, Jumat (24/6).
Aam (40) ditemukan di sekitar lokasi longsor di rumahnya. Dia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Meninggal dunia ditemukan satu di lokasi longsor atas nama Ibu Aam, usia 40 tahun," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko saat dimintai konfirmasi.
Terbaru, Umar (42) ditemukan juga di lokasi longsor. Dia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh warga.
"Tadi posisi korban telentang dan masih tertimbun sebagian tanah dan bantuan. Lalu kita urai pelan-pelan. Alhamdulillah sekarang sudah diangkat," kata Kasiops dan Siaga Basarnas Jakarta, Agung Priambodo kepada wartawan di Desa Cibunian, Sabtu (25/6).
2. Pencarian Korban Hilang Selama 3 Hari
Pencarian tiga korban tertimbun tanah longsor dilakukan selama tiga hari. Tim SAR gabungan dari berbagai unsur terlibat dalam pencarian tersebut.
Pencarian terkendala kondisi tanah yang labil, sehingga masih rawan terjadi longsor susulan. Sehingga, apabila hujan turun maka petugas berhenti melakukan pencarian.
"Kalau kendala sebenarnya di sana tuh daerah yang labil ya. Tanahnya tuh tanah labil, terus juga masih rawan longsorlah. Jadi kalau sudah hujan aja, kita sudah mulai minggir gitu, sudah mulai kita tarik. Karena ada beberapa titik yang sedikit mulai longsor-longsor gitu," kata Kasiops dan Siaga Basarnas Jakarta, Agung Priambodo kepada wartawan di Desa Cibunian, Sabtu (25/6).
Selain itu, akses jalan yang sempit membuat alat berat sulit masuk. Pencarian dilakukan secara manual.
3. Longsor di Pamijahan Pernah Terjadi pada 2015
Warga Kampung Muara, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Een (48), bersama Nur Sih (55) dan Euis (28) bercerita bahwa mereka pernah menjadi korban tanah longsor pada tahun 2015. Lokasinya tidak jauh dari tempat longsor yang saat ini.
"Iya, jadi saya dua kali kena dampak (tanah longsor). Sebelumnya tujuh tahun lalu, tahun 2015 di sini yang longsor itu, di atas yang longsor," kata Een kepada wartawan di sekitar lokasi tanah longsor, Bogor, Sabtu (25/6).
Een mengatakan tak ingin tinggal lagi di Kampung Muara. Apabila mendapat bantuan relokasi rumah, dia berharap tak di sana.
"Nggak mau di Muara lagi pinginnya trauma. Mau keluar dari daerah Muara harapan saya ke pemerintah," pungkasnya.
4. Sebabkan Pasokan Air Bersih di Tangerang Terganggu
Pasokan air bersih di sejumlah wilayah Kota Tangerang sempat terganggu akibat Sungai Cisadane keruh.
"Diinformasikan kepada seluruh pelanggan Perumda Tirta Benteng Kota Tangerang, saat ini sedang terjadi gangguan layanan di beberapa area pelayanan," kata Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang Sumarya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/6).
Sumarya menyebut, gangguan tersebut terjadi karena tingkat kekeruhan air baku di Sungai Cisadane yang sangat tinggi. Menurut data PDAM, kekeruhan air baku mencapai 25 ribu NTU, sedangkan pengolahan air hanya mampu mengolah air di bawah 1.000 NTU.
Akibatnya, pasokan air bersih untuk warga Kota Tangerang dihentikan sementara waktu. Penghentian sementara suplai air bersih ke pelanggan dimulai sejak pukul 15.00 WIB sore kemarin.
"Kekeruhan tersebut disebabkan oleh longsor dan banjir di daerah Cisarua, Bogor. Sehingga PDAM menurunkan kapasitas produksinya 50 persen. Tadi sore sekitar pukul 15.00 WIB kita hentikan sementara karena tingkat kekeruhannya melebihi ambang batas," ucapnya.
5. 2 RT di Leuwiliang Terisolir
Banjir bandang yang terjadi di Kampung Tanjung Sari, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor menyebabkan dua RT terisolir. Hal itu karena satu-satunya akses menuju RT 01 dan 02, RW 12 terputus.
"Awalnya rencana ke daerah Muara, dan ternyata ada kabar lagi di daerah Tanjung Sari, Desa Purasari ada daerah yang terisolir. Ada 95 KK yang terisolir, terputus jembatan akses menuju ke lokasi," kata Koordinator Disaster Unit Jabar Quick Respons, Syehabudin di Desa Purasari, Jumat (24/6).
Sebagian warga di sana masih ada yang memaksa menyeberang sungai tanpa jembatan. Sebab, kebutuhan sehari-hari harus didapat dari seberang kampung.
"Sementara yang laki-lakinya masih mengusahakan atau memaksakan menyeberang. Karena kebutuhan sehari-hari ini harus didapatkan dari sini (Tanjung Sari 1)," tuturnya.
6. Warga Terisolir Minta Pemkab Bogor Perbaiki Akses
Warga dua RT yang terisolir di Kampung Tanjung Sari, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, meminta agar akses jalan segera dibangun. Sebab, hanya itu satu-satunya akses warga.
"Yang penting yang diutamain jalan aja, harapan dari masyarakat, ingin dipercepat akses pembuatan jalan, terutama buat apa buat sekolah, aktivitas, dan usaha. Karena ini kan jalur ujung nggak ada jalan lagi," kata Ketua RT 01 RW 12, Adi Rohadi, kepada wartawan, Sabtu (25/6).
Aktivitas ekonomi warga juga terganggu akibat akses jalan terputus. Sebagian warga juga masih mengalami trauma akibat bencana tersebut.
"Sangat terganggu, aktivitas aja lumpuh total gitu, jadi masyarakat belum bisa aktivitas sekarang ini, karena masih trauma atas kejadian musibah ini," ungkapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini