Peneliti tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, meminta pemerintah DKI Jakarta membangun taman selain di Tebet Eco Park. Jadi, keramaian tidak hanya berada di Tebet Eco Park.
"Harusnya, dibuat konsepnya, redistribusi, jadi menyebarkan jumlah taman ke kawasan-kawasan lain," kata Yayat, saat dihubungi, Selasa (12/6/2022).
Menurut Yayat, pemerintah DKI tidak memperkirakan Tebet Eco Park dipadati pengunjung. Jadi, ketika Tebet Eco Park ramai, warga sekitar menjadi tidak nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu perencanaan tidak merancang ramai. Sehingga, ketika pengunjung bertambah yang lingkungan situ merasa tidak nyaman," katanya.
"Jadi disarankan ke sana datang naik KRL, JakLinko, atau apa. Mereka bisa pindah atau cari alternatif lain. Berusaha ke taman itu tanpa bawa kendaraan pribadi," katanya.
Maka itu, Pemprov perlu memikirkan agar tempat-tempat lain pun bisa dikunjungi masyarakat. Terlebih, masyarakat telah dua tahun tidak bisa berlibur karena pandemi virus Corona (COVID-19).
"Tantangan adalah, bagaimana taman-taman lain, misal Monas, meski Monas di Sekretariat Negara, bagaimana Monas daya trik yang bagus. Taman Cattleya Tomang, itu di-upgrade lagi," ucapnya.
"TIM bisa tempat bagus, ada taman-taman lain, yang memang kalau tata kelola tidak optimal, tidak bakal dikunjungi seramai Eco Park," katanya.
Meski begitu, Yayat pun menyebut keramaian Eco Park tidak akan lama. "Ini kan sensasional untuk sesuatu yang baru. Nanti tunggu saja fenomenanya, bisa cuma sebulan, tiga bulan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Tebet Eco Park ramai dikunjungi warga kemarin. Para pedagang kaki lima juga membanjiri ruas jalan sepanjang kawasan Tebet Eco Park.
Sejumlah pedagang tampak menaiki kursi menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang berada di area dalam taman. Mereka membawa beberapa contoh dagangannya sambil menawarkannya dari balik pagar taman.
Parkir yang disediakan Tebet Eco Park sudah tidak mampu menampung pengunjung yang membeludak di hari Minggu. Salah satu rumah warga di sekitar Tebet Eco Park bahkan dipasangi spanduk yang berisi peringatan kepada pengunjung.
"Dilarang parkir dan berjualan di depan rumah ini," bunyi pemberitahuan tersebut.
Lihat juga video 'Tebet Eco Park, Tempat Refreshing Baru Warga Jakarta':