Fahrifadillah Nur Rizky (21), calon Bintara Polri yang gagal berangkat pendidikan karena buta warna parsial, mengaku telah ikhlas atas keputusan dari Polda Metro. Fahri bahkan telah memiliki rencana karir di luar institusi Polri.
"Kalau dari keluarga besar masih ada yang mengganjal tapi kami semua sudah ikhlas tentang semuanya yang kami alami. Siapa tahu Allah mengganti jalan yang lebih baik ya," kata Fahri saat dihubungi, Sabtu (4/6/2022).
Fahri mengaku mendapatkan banyak dukungan usai curhatnya yang merasa digagalkan untuk mengikuti pendidikan sebagai Bintara Polri viral di media sosial. Mereka menawarkan bantuan pendampingan hukum kepada Fahri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Polda Metro Jaya mengumumkan keputusan mereka yang menggugurkan Fahri karena alasan buta warna telah final, dukungan kepada Fahri terus mengalir. Salah satunya datang dari anggota Komisi I DPR RI Hillary Brigitta Lasut.
Hillary, kata Fahri, telah menawarinya berkuliah usai gagal menjadi Bintara Polri. Dia pun mengaku menyambut terbuka tawaran dari Hillary tersebut.
"Banyak banget orang yang hubungi saya termasuk ibu Hillary. Ibu itu tawarkan beasiswa dalam dan luar negeri. Kalau jenjang karir yang ingin saya tekuni karena saya habis kejadian seperti ini dan sesuai bakat dan minat, saya akan masuk jadi mahasiswa dulu," katanya.
Dengan yakin Fahri mengaku akan melanjutkan studi kuliahnya di fakultas hukum. Fahri sendiri pada 2020 sempat kuliah tapi tidak dilanjutkan.
"Kalau fakultas saya milih hukum tapi kalau kampusnya itu Ibu Hillary yang mencarikan. Itu full biayanya ditanggung dari akomodasi dan akomodasi kuliah ditanggung beliau," tutur Fahri.
Ikhlas dengan Keputusan Polda Metro
Fahri sebelumnya sudah bersuara perihal keputusan final dari Polda Metro yang menggugurkannya menjadi Bintara karena buta warna parsial. Meski berat Fahri mengaku telah ikhlas atas keputusan itu sepenuhnya.
"Alhamdulillah masalah telah selesai dan insyaallah saya bisa menerima hasil akhirnya yang walaupun bagi saya sangat berat, betul-betul sangat berat," tulis Fahri di unggahan media sosial Instagram pribadinya seperti dilihat, Sabtu (4/6/2022). Fahri telah mengizinkan detikcom mengutip unggahannya tersebut.
Fahri juga bicara soal polemik buta warna yang membuatnya tidak bisa mengikuti pendidikan sebagai Bintara. Pemuda itu kembali menegaskan tidak memiliki masalah buta warna.
"Soal buta warna saya terkait bukti yang pernah saya kirim, saya bisa melihatnya dan semua bukti yang sudah saya jelaskan," katanya.
Simak halaman selanjutnya soal keputusan final dari Polda Metro:
Saksikan Video 'Fahri Calon Bintara Gagal Saat Tes Buta Warna Diungkap':
Putusan Final Polda Metro
Polda Metro Jaya sebelumnya telah menyatakan keputusan menggugurkan Fahrifadillah Nur Rizky (21), calon Bintara yang dinyatakan buta warna parsial, tidak akan berubah. Keputusan tersebut sudah final.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan menjelaskan pihaknya dalam hal ini mempedomani hasil tes buta warna terhadap Fahri yang dilakukan oleh tim dokter panitia seleksi. Hasil tes buta warna Fahri tersebut menggunakan metode saintifik dan terikat kode etik kedokteran.
Zulpan mengatakan Polda Metro Jaya tidak akan mengubah keputusan menggugurkan Fahri dalam seleksi Bitara TA 2021 ini. Zulpan menegaskan keputusan panitia dapat dipertanggungjawabkan.
"Kemudian sikap Polda Metro Jaya hingga sampai hari ini kami tidak akan mengubah keputusan itu, karena keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan," katanya di Polda Metro, Jakarta, Kamis (2/6).
Zulpan lalu menjelaskan hasil tes buta warna pada saat supervisi yang berdampak terhadap gugurnya Fahri dalam seleksi tersebut. Bahwa supervisi tersebut merupakan rangkaian dalam seleksi peserta ibarat 'quality control'.
"Kegiatan supervisi ini adalah rangkaian kegiatan rekrutmen atau penerimaan, di mana supervisi ini adalah tahapannya ada di akhir ibaratnya sama seperti kegiatan quality control terkait dengan kegiatan rekrutmen yang dilakukan," katanya.