Banjir Kecaman bagi Singapura Usai Alasan Tolak UAS

Banjir Kecaman bagi Singapura Usai Alasan Tolak UAS

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 19 Mei 2022 08:06 WIB
Ustaz Abdul Somad, Penggemar Berat Nasi Mandhi hingga Durian
Ustaz Abdul Somad (Instagram @ustadzabdulsomad_official)
Jakarta -

Kementerian Dalam Negeri Singapura menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya. Alasannya, Singapura menilai UAS adalah tokoh ekstrem yang membawa segregasi sosial. Singapura kemudian menuai banjir kecaman.

UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah, Singapura, pada 16 Maret 2022. Somad lantas diwawancarai dan ditolak masuk ke negara itu. Somad dan rombongannya akhirnya kembali ke Batam.

Kemendagri Singapura merilis pernyataan pers di situs resminya, Selasa (17/5/2022). Intinya, UAS tidak baik untuk kepentingan kesatuan warga Singapura. Termasuk UAS dinilai pernah berkhotbah menjustifikasi bom bunuh diri di konflik Israel-Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Somad dikenal sebagai penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," tulis Kemendagri Singapura.

Kemendagri Singapura mengatakan UAS masuk Singapura berpura-pura untuk kunjungan sosial.

ADVERTISEMENT

Simak video 'Ini 3 Hal Alasan Singapura Tolak UAS':

[Gambas:Video 20detik]


Selanjutnya, kecaman ke Singapura.

Fadli Zon: Pelecehan Ulama!

Politikus dari Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai negeri jiran di seberang Pulau Batam itu telah melecehkan ulama. Dia tidak terima UAS ditolak Singapura.

"Ini pelecehan terhadap WNI khususnya ulama Indonesia. Selain tak demokratis, sikap Singapura jauh dari spirit ASEAN. Ini juga berarti Indonesia semakin dipandang sebelah mata dan semakin tak berwibawa di ASEAN," kata Fadli Zon kepada wartawan, Rabu (18/5) kemarin.

Anggota DPR ini juga menilai Singapura bersikap islamofobia dan rasis. Singapura juga dinilainya tidak menghormati hubungan bertetangga dengan baik.

Fadli Zon di Petamburan (Adhyasta Dirgantara/detikcom).Fadli Zon (Adhyasta Dirgantara/detikcom)

Jalinan Alumni Timur Tengah mengecam

Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) angkat bicara terkait penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Singapura. JATTI mengecam penolakan itu.

Terkait hal ini, JATTI juga meminta KBRI Singapura memberikan klarifikasi jelas atas penolakan ini. Mereka juga meminta pemerintah Indonesia melakukan protes keras ke Singapura.

"Meminta kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan protes keras atas tindakan yang tidak menyenangkan tersebut," demikian bunyi keterangan JATTI.

Selanjutnya, Fahri Hamzah samakan Singapura dengan kotoran hidung.

Fahri Hamzah samakan Singapura dengan kotoran hidung

Fahri Hamzah, politikus Partai Gelora, berang dengan sikap Singapura terhadap UAS. Dalam cuitan akun Twitternya, @fahrihamzah, dia menyebut setiap orang berhak melintasi negara, bahkan diatur dalam statuta ASEAN.

"Negara seupil aja belagu!" kata Fahri Hamzah menyentil sikap Singapura seperti dalam keterangan tertulis DPP Partai Gelora.

Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 Fahri Hamzah berjalan usai mengikuti Upacara Penganugerahan Tanda Kehormatan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8/2020). Negara menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya kepada Fahri Hamzah yang disematkan oleh Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.Fahri Hamzah (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

PAN: Singapura Islamofobia!

Partai Amanat Nasional (PAN) menilai sikap Singapura sebagai sikap islamofobia. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto.

"Tidak dibenarkan menurut saya sikap Singapura seperti itu, karena banyak orang yang merasa tersinggung atau tidak sependapat dengan Singapura," ujar Yandri Susanto

"Saya melihat Singapura sangat Islamophobia," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads