Video berisi percekcokan polisi dengan narasi 'pukul pemuda' di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, viral di media sosial. Usut punya usut, pria berpakaian preman yang cekcok di jalan itu adalah anggota Polsek Pesanggrahan.
Kapolsek Pesanggrahan, Kompol Nazirwan, membantah anggotanya melakukan pemukulan. Nazirwan mengungkapkan kronologi kejadian anggotanya saat itu mengamankan kecelakaan, tetapi malah diteriaki 'begal' hingga mengeluarkan pistol.
Viral di Media Sosial
Narasi video yang beredar menyebutkan adanya pemukulan oknum polisi kepada pemuda yang melerai keributan di Jl Ciledug Raya, Pesanggrahan, Jaksel. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/5) sekitar pukul 03.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak pria yang disebut oknum polisi dalam video itu tidak berpakaian dinas, melainkan mengenakan pakaian biasa berupa kaus dan celana jins. Di video tidak terlihat adanya pemukulan, hanya ada tarik-tarikan satu sama lainnya.
Kemudian terlihat pria yang disebut polisi mengeluarkan senjata api atau pistol sambil berteriak dengan nada kesal. Pria tersebut meminta warga untuk mundur dari lokasi.
"Mundur semua, mundur semua! Kalau kamu bukan petugas, mundur semua," kata salah satu oknum polisi dalam video viral tersebut.
Polisi Amankan Lalin Malah Diteriaki 'Begal'
Nazirwan menjelaskan tiga anggotanya datang ke lokasi untuk mengurai lalu lintas karena adanya kecelakaan. Dia mengakui tiga anggotanya tersebut tidak berpakaian dinas, melainkan berbaju biasa yaitu kaus dan celana jins pada saat kejadian berlangsung.
"Untuk kejadian yang viral memang benar adanya itu kejadian tepatnya pada hari Minggu sekitar pukul 03.30 WIB menjelang Subuh. Itu ada berawal dari laka tunggal, kemudian anggota yang di lapangan berusaha mengurai lalu lintas karena laka tersebut yang menyebabkan kendaraan itu patah as sehingga menghalangi jalan," jelas Nazirwan.
Dia mengatakan keributan terjadi karena adanya provokasi yang menyebut anggotanya sebagai begal. Menurutnya, warga di lokasi sempat percaya dengan provokasi tersebut.
"Beberapa saat kemudian datang bus, ini yang menyebabkan kerumunan masyarakat sehingga di antara begitu terjadinya kerumunan, di antaranya itu ada yang berusaha memprovokasi, mungkin ada oknum yang memprovokasi dan meneriaki ada gangster, ada begal," ujarnya.
Baca di halaman selanjutnya: Kapolsek jelaskan polisi keluarkan pistol
Kapolsek Jelaskan soal Polisi Keluarkan Pistol
Nazirwan mengatakan situasi di lokasi semakin tidak kondusif ketika warga mulai mempercayai provokasi tentang anggotanya yang diteriaki 'begal'. Dia menuturkan tiga anggotanya sudah memperkenalkan diri sebagai polisi, namun warga tak dipercaya.
"Sebenarnya itu kan yang duluan di TKP adalah anggota kita yang berpakaian preman, sehingga sebagian dari warga masyarakat yang ada di TKP belum meyakini bahwa itu adalah petugas," ucapnya.
Dia mengakui anggotanya sempat mengeluarkan senjata atau pistol. Dia menyebut hal itu dilakukan semata untuk meyakinkan warga dan meredakan keributan.
"Nah, di situlah anggota kita berusaha menenangkan warga, kemudian menunjukkan identitas bahwa saya adalah polisi. Saat tersebut perjalanan anggota yang berpakaian dinas masih dalam perjalanan sehingga anggota Opsnal di lapangan menyatakan bahwa mereka meyakinkan warga agar kembali dan tidak sampai terprovokasi dengan teriakan ataupun provokator yang menyatakan bahwa ada begal," jelasnya.
3 Pemuda Terluka dan Diamankan Warga
Nazirwan membantah narasi yang menyebutkan anggotanya itu memukul. Namun, Nazirwan mengakui ada 3 pemuda yang diamankan warga dalam kondisi babak belur kemudian diserahkan ke pihak kepolisian.
Tiga pemuda yang diamankan, yaitu FR (21), BT (22), dan ZE (23). Ketiganya diserahkan ke polisi dalam kondisi sudah terluka.
"Sejauh ini tiga orang yang diserahkan warga masyarakat ke anggota di lapangan begitu sampai di komando kemudian kita cek, kondisinya di bawah pengaruh minuman keras," kata Kompol Nazirwan.
"Sudah luka ya diserahkan sudah dalam luka," imbuhnya.
Polisi telah meminta keterangan kepada ketiganya. Namun, dari hasil pemeriksaan itu ketiganya tidak terindikasi melakukan pidana.
"Kemarin pertimbangannya tidak ada pidana yang mereka lakukan, tapi ada pelanggaran kondisi mereka dalam keadaan mabuk. Dia ramai-ramai keluar sudah dini hari, begitu diamanin sama warga itu kondisinya mabuk," ujarnya.
Dia menjelaskan 3 pemuda itu diamankan polisi bukan sebagai pelaku tindak pidana. Menurutnya, mereka diamankan warga karena dianggap mengganggu keamanan di lokasi dalam keadaan mabuk.
"Memang tujuan mengamankan warga itu bukan mengamankan dia sebagai pelaku, bukan. Tapi karena sudah diamankan warga, makanya dibawa ke sini. Bukan diamankan sebagai pelaku tindak pidana, tidak. Tapi diamankan karena dianggap mengganggu keamanan di sana. Begitu diamankan warga kondisinya mabuk. Setelah kondisinya normal dikembalikan," tuturnya.