Gelar Daerah untuk Politikus Nasional Jelang Pilpres, Siapa yang Untung?

Gelar Daerah untuk Politikus Nasional Jelang Pilpres, Siapa yang Untung?

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 12 Mei 2022 17:42 WIB
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Foto: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (Dok. detikcom)
Jakarta -

Dua kandidat capres 2024, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, mendapat gelar dari masyarakat adat di Pulau Sumatera. Pemberian gelar adat kepada para tokoh politik nasional, terlebih kepada bakal calon presiden (capres), diyakini menguntungkan kedua belah pihak.

Analisis Founder Cyrus Network, Hasan Nasbi, pemberian gelar adat kepada kandidat capres bakal jadi semacam 'tren'. Keberagaman suku di Tanah Air juga jadi salah satu faktor pendukung.

"Menurut saya, nanti akan banyak yang seperti itu. Negara kita ini besar sekali, bermacam-macam suku bangsanya," kata Hasan Nasbi kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasan Nasbi menyebut pemberian gelar bisa dianggap sebagai pengakuan, baik dari yang memberikan maupun sebaliknya, meskipun tokoh yang mendapat gelar adat bukan berasal dari daerah tersebut.

"Pemberian-pemberian gelar seperti ini bisa jadi semacam legitimasi bahwa seorang tokoh, meskipun bukan berasal dan besar dari daerah tersebut, sudah dianggap menjadi bagian dari masyarakat daerah tersebut. Cara yang paling mudah adalah dengan menganugerahkan gelar adat," papar Hasan.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Hasan menyebut pemberian gelar adat, seperti yang diterima Anies dan Ganjar, seperti simbiosis mutualisme atau menguntungkan kedua belah pihak. Bagi pihak yang mendapat gelar, pemberian gelar adat dapat dijadikan momentum untuk memperkenalkan diri.

"Sebenarnya masyarakat-masyarakat di daerah juga banyak yang bangga kalau gelar adat mereka disandang oleh tokoh dari Jakarta, atau oleh calon presiden. Jadi kita anggap saja itu menyenangkan untuk kedua belah pihak," sebut Hasan.

"Anugerah adat itu juga kesempatan mengumpulkan orang dalam jumlah banyak. Di sana sang tokoh bisa diperkenalkan," imbuhnya.

Bagus untuk Elektabilitas

Terpisah, pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, meyakini Ganjar dan Anies tak akan jadi pasangan di Pilpres 2024. Bukan tak mungkin berpasangan, tapi peluangnya kecil.

"Ini 2 orang capres yang berbeda, sangat kecil kemungkinannya mereka berpasangan. Jadi, kalau ngomong Ganjar-Anies, bukan Ganjar-Anies berpasangan, tapi Ganjar dan Anies," kata Hendri kepada wartawan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Hendri menilai gelar adat yang didapat Ganjar dan Anies bisa berdampak positif untuk elektabilitas keduanya. Namun, berdasarkan survei KedaiKOPI, saat ini masyarakat ingin capres 2024 yang cerdas.

"Terus yang kedua, tentu saja hal-hal yang diperoleh Ganjar dan Mas Anies ini akan sangat bagus bagi popularitas mereka yang bisa berimbas kepada elektabilitas. Hanya saja, sekarang ini trennya, kalau berdasarkan hasil survei KedaiKOPI itu, pengin pilih presiden yang punya kriteria itu cerdas," papar Hendri.

"Sebelumnya merakyat yang pertama, sebelumnya cerdas. Merakyat masih ada nggak? Ya masih, cuma bukan yang pertama. Jadi ada pergeseran, tuh," imbuhnya.

Karena itu, Hendri menganggap strategi pencitraan dengan gelar-gelar adat tak lagi relevan. Menurutnya, strategi yang tepat diusung para kandidat capres 2022, yakni pamer hasil karya.

"Nah, kalau kemudian yang diingin dipilih masyarakat adalah calon presiden yang cerdas, maka strategi pemenangannya nggak bisa pencitraannya lagi, tapi harus pameran. Artinya apa? Ya harus pamer-pamer hasil pembangunan, pamer-pamer hasil karya," kata Hendri Satrio.

"Jadi, kalau cuma dikasih gelar, artinya baru sampai tahapan dikasih gelar, ini baru sebatas silaturahim dan popularitas saja. Setelah itu mereka akan ditanya, 'karya Anda apa? Karya pembangunan apa yang Anda hasilkan'," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam waktu berdekatan, Ganjar dan Anies melakukan kunjungan kerja (kunker) ke daerah Sumatera. Mereka diberi gelar oleh masyarakat adat yang didatangi.

Anies sempat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Tulang Bawang Barat, Lampung, pada 8 Mei 2022, dan mendapat gelar 'Tuan Penata Negara' oleh masyarakat adat Tulang Bawang Barat, Megow Pak. Sementara Ganjar kunker ke Lhokseumawe, Aceh, pada 10 April, dan diberi gelar Teuku.

Halaman 2 dari 2
(zak/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads