Menang Pilpres Filipina, Akankah Marcos Jr Jadi Diktator seperti Ayahnya?

Menang Pilpres Filipina, Akankah Marcos Jr Jadi Diktator seperti Ayahnya?

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 11 Mei 2022 06:15 WIB
Ferdinand Marcos Jr atau yang akrab dipanggil Bongbong menunjukan formulir pendaftaran pilpres Filipina di Manila, Rabu (6/10/2021). Ia merupakan putra dari mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos.
Marcos Jr (Foto: Rouelle Umali/Pool Photo via AP)
Jakarta -

Ferdinan Bongbong Marcos Jr dan Sara Duterte berhasil memenangi Pilpres Filipina 2022. Marcos Jr adalah putra diktator Filipina Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos. Bagaimana gaya kepemimpinan Marcos Jr di Filipina nantinya, akankah mengulang diktatoran sang ayah?

Analisis Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Evi Fitriani, Marcos Jr akan sulit 'membumikan' kembali bentuk pemerintahan otoritarian bak ayahnya. Rakyat Filipina pun diyakini bakal menentang habis-habisan.

"Kayaknya, kalau kembali ke rezim Marcos akan susah zaman sekarang. Zaman sekarang menjadi diktator itu susah karena rakyatnya, apalagi Filipina," kata Evi kepada wartawan, Selasa (10/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evi menuturkan Filipina kini sudah berevolusi menjadi negara demokrasi. Bahkan, menurut dia, demokrasi Filipina salah satu yang paling liberal di Asia Tenggara.

"Filipina itu negara demokrasi yang paling liberal di Asia Tenggara sesudah Indonesia, Filipina dan Indonesia lah," katanya.

ADVERTISEMENT

Selain rakyatnya sendiri, Marcos diyakini bakal dapat tekanan dari dunia internasional jika memimpin Filipina dengan gaya diktator. Evi lagi-lagi melihat hampir tak ada celah untuk menghidupkan kembali gaya kepemimpinan diktator di Filipina.

"Jadi, kalau sekarang akan terjadi seperti Marcos, kayaknya tekanan dari masyarakat atau internasional community, pasti susah kalau kayak Marcos, otoritarian," jelasnya.

Budaya Politik di Filipina

Analisis Evi, yang mungkin terjadi di bawah kepemimpinan Marcos Jr adalah struktur kekuasaan yang terdiri dari beberapa individu saja alias oligarki. Sebab, kekuatan politik di Filipina terkenal dikuasai oleh sejumlah keluarga saja, sebut saja keluarga Marcos dan Aquino, yang memang kuat secara finansial.

"Tapi, yang mungkin adalah mereka jadi oligarki. Tapi Filipina itu political culture-nya juga memang menunjang ke sana. Jadi di Filipina itu political culture-nya itu sangat patron klien. Mereka kan memang liberal, demokrasi," papar Evi.

"Jadi, kekuatan politik itu berada di tangan klan-klan, keluarga-keluarga yang kuat, keluarga Marcos, keluarga Aquino," imbuhnya.

Evi lalu membandingkan dengan kondisi di Indonesia. Evi menyebut kondisi dan situasi politik di Indonesia berbeda dengan Filipina. Kemunculan Joko Widodo (Jokowi) dinilai jadi salah satu bukti.

"Kalau kita (Indonesia) kan agak beda. Kita kan tiba-tiba ada Pak Jokowi. Kalau di sana (Filipina) nggak mungkin, pasti dari keluarga, atau dia didukung oleh keluarga tertentu, misalnya dia populer," kata Evi.

Terpilihnya Joseph Estrada jadi Presiden ke-13 Filipina juga dianggap sebagai bukti kondisi politik di sana berbeda dengan di Indonesia. Joseph Estrada terkenal sebagai bintang film.

Selain itu, Evi juga melihat saat ini keluarga Marcos sedang berupaya untuk memperbaiki citra buruk akibat kepemimpinan Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos. Terlebih, sebut dia, Marcos Jr diduga bukan pemimpin yang 'bersih'.

"Pasti kuat sekali PR-nya, karena dia merubah image yang jelek ya, dari keluarga yang dianggap kleptokrasi. Kleptokrasi itu kan berarti yang korupsi, yang mencuri uang negara yang diformat ulang image-nya, akhirnya dia dipilih oleh rakyat," sebut Evi.

"Kalau saya lihat di beberapa berita sebetulnya dia punya kasus hukum juga ini, yang Marcos Jr. Dia ada mengemplang pajak juga loh sebetulnya dia itu," sambung dia.

Analisis Evi, pemerintah Marcos Jr akan tetap berada di trek demokrasi. Namun, Evi menyebut bukan 'murni' demokrasi.

"Tapi dia mungkin dia akan running sebagai pemerintah yang demokrasi. Tapi dalam demokrasi itu, ya sekali lagi, karena mereka menguasai senat, mereka punya power. Ya bisa aja kan apa yang diputuskan itu dalam bentuk kongkalikong. Jadi nggak harus dengan kekerasan seperti zaman Marcos, jaman Soeharto. Kayaknya sekarang susah yang kayak gitu," paparnya.

Simak video 'Anak Diktator Ferdinand Marcos Jr Memenangkan Pilpres Filipina':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Pengaruh ke Negara Tetangga

Kemenangan Marcos Jr dan Sara Duterte dalam Pilpres Filipina 2022 dilihat tak signifikan bagi Asia Tenggara (ASEAN). Sebab, ASEAN telah bersepakat untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri anggotanya.

"Saya belum melihat akan ada perubahan yang signifikan ya. Di ASEAN itu sudah ada kesepakatan kita tidak akan intervensi ke urusan domestik masing-masing negara anggota, kita tidak boleh," kata Evi.

"Di ASEAN itu sudah ada kesepakatan sejak tahun '76. Jadi what happened in Philippines pihak yang di luar Philippines, tetangga-tetangga tidak bisa ikut campur," imbuhnya.

Dari aspek keamanan, menurut Evi, kemenangan Marcos Jr-Sara juga tak ada berdampak. Sementara terhadap aspek ekonomi, perlu dilihat kembali perkembangan ke depannya.

"Dampak keamanan mungkin nggak ya, karena menimbulkan huru-hara dan sebagainya. Kalau dampak ekonomi, nah itu kita nggak tahu, karena di bawah Marcos Jr ini apakah Filipina lebih membangun, lebih progresif secara ekonomi, kita belum tahu,. Karena track record Filipina sebetulnya, ekonominya nggak begitu bagus," papar Evi.

Analisis Evi, aksi tembak di tempat gembong narkoba bakal berkurang saat Marcos Jr memimpin. Diketahui, kebijakan tembak di tempat gembong narkoba 'populer' saat Filipina dipimpin Presiden Duterte.

"Cuma di zaman Duterte, itu banyak sekali, di ASEAN juga dikritik karena Duterte banyak tembaki tuh, menembak gembong narkoba, akhirnya ASEAN yang ditekan oleh negara-negara barat untuk menekan Philippines, karena kan dianggap abuse human rights karena dia menembaki para yang dituduh sebagai gembong narkoba tanpa proses hukum, main tembak-tembak aja, nah itu mungkin berkurang. Jadi istilahnya tekanan human right kepada ASEAN kelihatannya akan berkurang," tutur Evi menjelaskan.

Filipina Diprediksi Agak Dekat ke China

Kemenangan Marcos Jr juga bisa membuat Filipina dengan China. Analisis itu bisa saja kejadian, sebab menurut Evi, lawan Marcos Jr di Pilpres Filipina, Leni Robredo, memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat.

"Ternyata Bongbong Marcos ini juga kelihatannya agak dekat juga ke China. Dia nggak sekeras lawannya itu. Kalau saingannya itu, Leni, itu lebih keras dan sangat pro Amerika. kalau Marcos ini kelihatannya tidak sekeras lawannya, ini menarik. Padahal Filipina selama ini terkenal sebagai sekutu dekatnya Amerika. Di Asia Tenggara, yang paling dekat dengan Amerika itu Singapura dan Filipina," kata Evi.

Selain itu, Evi menilai Marcos Jr tidak memiliki pengalaman terkait hubungan internasional. Sebab, selama ini, Marcos Jr hanya mengurusi urusan domestik Filipina.

"Kalau dilihat dari profilnya dia ini sebetulnya tidak punya pengalaman internasional lho. Dia kan gubernur di salah satu provinsi yang memang provinsi asalnya Marcos, jadi dia istilahnya kayak di orang daerah gitu lho, lebih domestik urusannya, keliatan juga pengalaman dia di senat itu bukan komisi laur negeri dia, dia ada di local government dan pekerjaan umum, jadi dia itu sangat domestik itu orangnya, berarti pengalaman internasionalnya kurang," sebutnya.

Putra mendiang Ferdinand Marcos, diktator Filipina menang dalam pemilihan presiden. Sementara wakil presiden dimenangkan oleh Putri Duterte, Sara, yang dipilih secara terpisah.

Dilansir dari kantor berita AFP pemilihan presiden Filipina digelar pada Senin (9/5/2022) waktu setempat. Penghitungan awal yang hampir selesai, Ferdinand "Bongbong" Marcos Junior telah memperoleh lebih dari 50 persen suara.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads