Pemilihan umum untuk mengganti rezim Presiden Rodrigo Duterte sudah dimulai di Filipina. Semaraknya pemilu di Filipina pun diwarnai sejumlah insiden mengerikan mulai dari ledakan granat hingga penembakan yang terjadi sebelum dan beberapa saat setelah pemilu itu berlangsung.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (9/5/2022), sepuluh kandidat bersaing untuk menggantikan Presiden Rodrigo Duterte dalam pemilihan, yang dilihat oleh banyak orang sebagai momen yang membuat atau menghancurkan demokrasi Filipina yang rapuh.
Tapi cuma Putra mantan diktator Ferdinand Marcos, Marcos Jr, dan saingannya Leni Robredo, tapi wakil presiden petahana juga mengikuti perhelatan pemilu di negara tersebut. Ketiganya lah yang memiliki peluang besar untuk menang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak sebelum fajar, para pemilih bermasker membentuk antrian panjang untuk memberikan suara mereka di 70.000 TPS di seluruh Filipina.
Granat Meledak Beberapa Jam Sebelum Pemilu Filipina
Beberapa jam sebelum pemilu, sebuah granat dikabarkan meledak di wilayah bergolak di Filipina selatan. 9 orang dikabarkan terluka akibat ledakan 5 granat tersebut.
Serangan itu dilaporkan terjadi pada Minggu malam di kotamadya Datu Unsay di pulau Mindanao, basis bagi berbagai kelompok bersenjata mulai dari pemberontak komunis hingga militan Islam.
Beberapa menit kemudian, sebuah granat juga meledak di kota tetangga Shariff Aguak, tetapi tidak ada korban jiwa. Kedua kota tersebut terletak di provinsi Maguindanao.
Simak video 'Putra Eks Diktator Filipina Ferdinand Marcos Unggul Suara Sementara di Pemilu':
Simak insiden mengerikan lainnya saat pemungutan suara di Filipina di halaman berikutnya.
Polisi mengatakan para korban telah berjalan dari desa pegunungan terpencil mereka untuk memberikan suara mereka di balai kota ketika TPS dibuka pada pukul 6:00 pagi pada hari Senin (9/5) di seluruh Filipina.
"Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka, yang terletak delapan sampai 12 jam berjalan kaki," kata juru bicara kepolisian provinsi tersebut, Mayor Roldan Kuntong.
3 Orang Tewas Ditembak
Insiden mengerikan kembali terjadi di wilayah Filipina Selatan. Namun kali ini terjadi sesaat setelah pemilu di negara tersebut berlangsung atau beberapa jam setelah 5 granat meledak.
Tiga petugas keamanan dilaporkan tewas pada Senin (9/5) ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di tempat pemungutan suara (TPS) di lokasi tersebut. Serangan maut ini terjadi saat jutaan warga Filipina memberikan suara dalam pemilihan umum (pemilu) nasional.
Penembakan mematikan itu terjadi tak lama setelah pemungutan suara dimulai di kotamadya Buluan di pulau Mindanao, basis bagi berbagai kelompok bersenjata mulai dari pemberontak komunis hingga militan Islam.
Mantan Wali Kota Ibrahim Mangudadatu mengatakan kepada AFP bahwa orang-orang di dalam sekolah yang digunakan sebagai TPS tersebut berlarian mencari perlindungan ketika penembakan dimulai.
Juru bicara kepolisian provinsi Maguindanao Mayor Roldan Kuntong mengatakan, satu penjaga keamanan lainnya terluka dalam serangan itu.
Penembakan itu terjadi setelah lima granat meledak di luar sebuah TPS di kotamadya Datu Unsay pada Minggu (8/5) malam yang menyebabkan sembilan orang terluka.