Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta mengkritik DPP PSI yang disebut tendensius terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Petinggi PSI menyebut internal partainya baik-baik saja dan kritik merupakan hal biasa.
Sekjen PSI Dea Tunggaesti membantah partainya pecah gegara PSI DKI Jakarta mengkritik DPP PSI. Dea mengatakan kalangan internal PSI aman-aman saja.
"Aman terkendali semuanya," kata Dea Tunggaesti kepada wartawan, Senin (2/5). Dea menjawab pertanyaan apakah PSI pecah dengan adanya kritik dari PSI DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruang Kerja Giring Terbuka
DPP PSI menyebut suhu internal partai tak memanas terkait adanya kritikan dari PSI DKI Jakarta. Pihak DPP menilai kritik bagian berkembanganya PSI.
"Tidak ada yang panas. Justru adem di Hari Raya Idul Fitri ini. Perbedaan pendapat adalah hal lumrah. Di PSI kami membangun tradisi saling memberi saran dan kritik. Karena kami percaya, partai akan mekar berkembang jika ada kontribusi semua elemennya," kata Ketua DPP PSI Isyana Bagus Oka kepada wartawan, Senin (2/5).
![]() |
Isyana mengatakan DPP PSI menerima masukan dari pengurus daerah dan kader lainnya. Ruang kerja Ketum PSI Giring Ganesha pun terbuka untuk kader PSI DKI Jakarta.
"Jalur komunikasi dibuka lebar, bukan hanya top down dari atas ke bawah tapi juga bottom up dari bawah ke atas. Ruang kerja Bro Ketua Umum Giring Ganesha selalu terbuka kapan pun, demikian juga pengurus DPP lainnya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Isyana menyebut DPP PSI tak menutup telinga terhadap masukan dan kritik dari pengurus hingga kader. "Singkatnya, DPP selalu terbuka dan berterima kasih terhadap berbagai saran dan kritik dari para pengurus, kader, dan anggota," imbuhnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Saksikan juga 'Perjalanan Politik Tsamara Amany Hingga Putuskan Keluar dari PSI':
Debat Keras Itu Ciri Khas
Dewan Pembina PSI juga buka suara soal kritik PSI DKI Jakarta menyoroti strategi komunikasi yang diambil oleh DPP PSI. Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni memastikan kritik dan debat keras merupakan yang ciri khas PSI.
"Tidak ada yang aneh. Debat dan kritik adalah ciri khas PSI yang dibangun berdasarkan prinsip demokratis dan egalitarianisme. Jadi saran, kritik dan berdebat keras hal biasa di PSI," kata Raja Juli saat dihubungi, Senin (2/5).
Raja Juli menyatakan saling kritik dan debat di internal lah yang justru menjadi daya tarik tersendiri terhadap partai PSI. Dia menyebut aneh jika PSI tidak pernah beda pendapat.
"Justru aneh kalau hal seperti itu tidak terjadi di PSI. Itu pula lah yang membuat PSI menjadi daya tarik dan pemikat di tengah masyarakat. PSI semakin kuat. Jaringan PSI semakin kokoh dari Sabang sampai Merauke," ucapnya.
Meski demikian, Raja Juli membantah jika sorotan PSI DKI terhadap DPP PSI diartikan sebagai konflik internal. Dia menekankan persoalan itu hanya beda selera antar kader PSI.
![]() |
"Tidak ada konflik internal. Dinamika harian di PSI ya begitu itu. Itu cuman beda selera kader PSI dalam komunikasi dan artikulasi gagasan di ruang publik. Prinsip dan substansinya sama," tegasnya.
Dia memastikan persoalan tersebut dapat selesai dengan saling bertemu, terlebih di momen Lebaran saat ini. "PSI memperjuangkan politik kesejahteraan, politik bersih dan politik keadilan. Silakan cek, semua pasti bekerja untuk tiga prinsip di atas. Habis lebaran, ketemu dan ngobrol pasti clear," tuturnya.
Kritik PSI DKI Jakarta
Kritik PSI DKI Jakarta ke DPP PSI bukan tak berdasar, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengaku banyak menerima pertanyaan mengenai strategi komunikasi yang diambil oleh DPP PSI.
"Karena di luar itu, tadi saya sudah menceritakan background bahwa masyarakat juga banyak yang bertanya-tanya kenapa PSI langkah seperti ini. Kita hanya fokus pada Pak Anies, kita terlalu tendensi secara pribadi. Jadi menurut saya itu sinyalemen yang harus dijawab dan diklarifikasi oleh teman-teman DPP ya menurut saya," kata Anggara dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/5).
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Anggara mengusulkan evaluasi terhadap komunikasi politik yang digunakan oleh PSI selama ini. Dia menganggap strategi yang diambil sering kali menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Kalau dari substansi yang tadi saya sampaikan kan memang kita juga merasakan sudah sebaiknya kita mengevaluasi pendekatan komunikasi politik kita. Karena sering kali banyak, ya kayak hal Bro Sigit ini menurut saya kalau kita bisa lebih tidak reaktif melihat sebuah permasalahan, cari dulu data dan faktanya sebelum kita memberikan komentar atau memberikan sikap ke media yang akhirnya bisa menimbulkan potensi polemik di masyarakat. Kan hal-hal ini seharusnya bisa kita lakukan gitu," terang dia.
Anggara berharap DPP PSI segera mengambil langkah perbaikan. Dia mengatakan PSI harus mampu menggalang simpati publik untuk menghadapi Pemilu 2024.
"Kalau saya sih berharap ada. Apa pun namanya, ada langkah perbaikan karena kita parpol kan nih, menurut saya ya parpol itu harus berhasil memenangkan persepsi dan simpati dari rakyat kan. Nah kalau misalnya kita berada di jalan yang banyak menimbulkan antipati, ya menurut saya harus ada keputusan yang diambil," tutup Anggara.