5 Kisah Mereka yang Mengarang Cerita Dibegal, Ada yang demi Followers

5 Kisah Mereka yang Mengarang Cerita Dibegal, Ada yang demi Followers

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 29 Apr 2022 17:58 WIB
5 Kisah Mereka yang Mengarang Cerita Dibegal, Ada yang demi Followers
Foto Ilustrasi pembegalan (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta - Aksi kriminal pembegalan di jalan bisa menimpa siapa saja. Tetapi bagaimana jika ada orang yang mengarang cerita pembegalan dengan motif tertentu?

Cerita rekayasa tentang aksi pembegalan sudah pernah beberapa kali terjadi di Indonesia. Para pelakunya pun mengarang cerita begal ini dengan beragam motif. Dari tujuan menghindari utang hingga karena ingin terkenal.

Selain itu, ada cerita pemuda yang mengarang cerita pembegalan dan kekerasan dengan penyetruman. Padahal, motifnya karena 'terjebak' masalah open BO.

Ada pula kisah seorang ustaz yang mengarang cerita pembegalan demi jumlah pengikut di media sosial. Namun, pada akhirnya sang ustaz meminta maaf.

Juga ada kisah pria yang mengarang cerita pembegalan karena masalah utang. Pria itu juga sudah mengakui soal kebohongannya. Terbaru, ada PPSU di Jakarta yang mengaku THR-nya raib dirampas begal. Namun ternyata cerita itu bohong belaka.

Dirangkum detikcom, Kamis (28/4/2022), berikut ini cerita mereka yang mengarang cerita pembegalan untuk tujuan tertentu.

Silakan baca di halaman selanjutnya.

Ngaku Dibegal karena THR buat Judi

Petugas PPSU Kelurahan Mangga Dua Selatan, Ray Prama Abdulla (28), korban begal di Jakpus Foto: Petugas PPSU Kelurahan Mangga Dua Selatan, Ray Prama Abdulla (28)(Anggi/detikcom)
Seorang Petugas PPSU bernama Ray Pratama Abdullah (28) mengaku jadi korban begal usai mengambil uang THR. Setelah diusut, Ray ternyata berbohong.

Peristiwa itu disebut terjadi di depan RS Husada, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2022) sekitar pukul 05.00 WIB. Ray disebut mengaku dirinya dibegal usai mengambil duit di ATM.

"Dari keterangan yang bersangkutan sih informasinya dibegal, jadi subuh-subuh kan baru cair THR. Yang bersangkutan ini ambil ke ATM," kata Lurah Mangga Dua Selatan, Agata Bayu Putra.

Dia mengatakan Ray mengaku tidak sadar telah diikuti oleh pelaku. Menurut pengakuan Ray, katanya, Ray disergap 10 orang. Ray disebut mengaku mengalami kerugian Rp 4,4 juta. Selain itu, dia mengalami luka-luka di pinggang, leher, dan pipi.

Kapolsek Sawah Besar, Kompol Maulana Mukarom, menyebut Ray Prama Abdullah telah berbohong menjadi korban begal. Uang THR yang disebutnya diambil begal telah digunakan untuk judi online.

"Bukan hilang karena dicuri atau begal, melainkan uang THR itu untuk bermain judi online," kata Maulana saat dimintai konfirmasi, Kamis (28/4/2022)

Menurutnya, Ray tidak dibegal. Dia menyebut Ray telah membuat laporan palsu.

"Setelah kami lakukan pemeriksaan mendalam, olah TKP, dan bukti-bukti yang ada, yang bersangkutan ternyata bohong bahwa korban dibegal itu tidak ada," katanya.

"Pada hari Rabu (27/4) sekitar pukul 05.12 WIB, Ray melakukan pencairan uang di mesin ATM Bank DKI di Kantor Kecamatan Sawah Besar hanya sebesar Rp 200 ribu. Tidak sesuai keterangan korban, yang menerangkan bahwa melakukan penarikan sebesar Rp 4,4 juta," sambung Maulana.

"Ray mengatakan uang THR hilang karena dibegal alasannya dia takut kepada istrinya yang nantinya akan marah jika mengetahui uang THR habis untuk bermain judi slot," ujar Maulana.

Ray pun mengaku telah berbohong menjadi korban begal di Sawah Besar. Dia mengaku telah membuat laporan palsu.

"Saya Ray Prama Abdullah, saya ingin klarifikasi terkait laporan yang saya buat bahwa laporan tersebut tidak benar adanya dan laporan kejadian tersebut seperti begal itu tidak ada," kata Ray kepada wartawan, Kamis (28/4/2022).

Ngaku Dibegal karena Ditipu Open BO

Seorang pemuda berusia 23 tahun, Aulia Rafiqi, beberapa hari lalu melapor dibegal komplotan yang mengaku polisi di Banjir Kanal Timur (BKT), Pondok Kopi, Jaktim. DIketahui pengakuan Rafiqi bohong. Dia ternyata terlibat cekcok dengan pelaku Open BO. Foto: Aulia perekayasa cerita begal (Istimewa)
Seorang pemuda mengaku dibegal di BKT, Jakarta Timur. Ternyata oh ternyata, pemuda ini cuma bohong belaka. Awalnya dia mengaku disetrum begal oleh pembegal di Banjir Kanal Timur (BKT). Belakangan, pemuda ini mengaku sebenarnya dia cuma mengibul, menutupi fakta sebenarnya bahwa dia menjadi korban prostitusi open BO.

Pemuda usia 23 tahun itu adalah pria Bogor bernama Aulia. Kabar yang dia embuskan bahwa dia celaka di Jakarta terdengar sampai senegara.

Awalnya, dia mengaku dibegal lima orang dari komplotan begal di BKT, Pondok Kopi, Jakarta Timur. Ponsel, sejumlah uang, hingga sepeda motornya dirampas begal. Dia pulang jalan kaki.

Dia juga mengaku saudaranya telah diperas oleh begal tersebut. Pihak pemeras menuduh pemuda itu sebagai pelaku kejahatan penyalahgunaan narkoba. Bahkan dia mengaku disetrum oleh begal.

"Ada mungkin lima kali disetrum sama pelaku sampai nangis-nangis," kata pemuda itu, namanya Aulia Rafiqi (23).

Selanjutnya, pemuda itu melapor ke polisi, yakni ke Polres Metro Jakarta Timur. Polisi lantas memeriksa laporan itu.

Ternyata ini cuma cerita isapan jempol. Polres Metro Jakarta Timur memproses si pemuda. Dalam 1x24 jam ini, polisi akan menyimpulkan hasil pemeriksaan terhadap pemuda itu.

Pemuda ini mengakui sendiri bahwa laporannya adalah palsu. Sebenarnya, dia tidak dibegal di BKT, dia tidak ditodong celurit, tidak pula disetrum.

Dari hasil pemeriksaan pelapor dan penyelidikan di lokasi yang telah dilakukan, terungkap Aulia memberikan keterangan palsu.

Uang dia hilang karena dikerjai oleh pelaku prostitusi online yang dikenal sebagai open BO. Dia diporoti sampai tandas duitnya.

Ngaku Dibegal demi Tambah Follower

Video seorang Ustaz di Lampung bernama Nasihin dihadang sekelompok begal viral di media sosial. Diduga video itu rekayasa lantaran Nasihin membuat para pegal itu mental hingga kaku tak bisa bergerak. Foto: Video rekayasa pembegalan (Tangkapan Layar Youtube Ustadz Nasihin)
Nasihin, ustaz di Lampung membuat video dengan narasi pembegalan. Dia kemudian mengakui bahwa video dirinya dibegal merupakan rekayasa. Sang ustaz mengaku merekam video itu sebagai edukasi untuk menambah followers di media sosial.

"Hasil pemeriksaan itu rupanya di-capture atas itu ada bahwa video yang dibuat ini sifatnya untuk memberikan edukasi dan juga bersifat hiburan, jadi dia bilang gitu. Jadi dia (mengaku) nggak ada unsur kesengajaan dalam arti kata, dia ingin melakukan edukasi ke masyarakat, dia tidak nyangka akan berdampak dan berefek seperti ini," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Kamis (28/10/2021).

Berdasarkan pengakuan Ustaz Nasihin, Pandra mengatakan sang ustaz tidak berniat bikin gaduh. Pandra menegaskan hukum harus mengedukasi warga.

"Kan kita sekarang di UU ITE dan sebagainya itu kan bagaimana kita menjadikan problem solver. Pak Presiden juga menyampaikan gitu kan, hukum itu harus mengedukasi masyarakat, yang tidak tahu jangan semuanya dibikin, bahasanya nggak usah diiniinlah. Kemarin dia udah membuat pernyataan, kecuali dia memang berniat menggaduhkan suasana," ujarnya.

Usai video begal rekayasa itu gadung, Pandra mengatakan Ustaz Nasihin telah meminta maaf. Ustaz Nasihin juga minta maaf bila video itu berdampak ke sektor pariwisata.

"Jadi dia menyampaikan permohonan maaf dan juga dia mengakui video itu bukan kejadian sebenarnya yang terjadi di wilayah Provinsi Lampung, dan juga dia permohonan maaf ini dari hati yang paling dalam, bahwa ini mohon maaf akan mempengaruhi terhadap rasa bangga masyarakat Lampung untuk menarik destinasi pariwisata. Selama ini kan jadi takut gara-gara begal itu," ujarnya.

Pandra mengatakan Ustas Nasihin mengaku bahwa video itu untuk meningkatkan followers atau subscribers. Polisi juga telah memeriksa 4 orang dalam kasus ini.

Ngaku Dibegal karena Masalah Uang

poster Ilustrasi pembegalan (Foto: Edi Wahyono)
Kasus rekayasa cerita begal juga pernah terjadi di Boyolali. Peristiwa ini viral pada Selasa (26/4/2022) malam. Dalam informasi yang beredar disertai foto korban yang terbaring di fasilitas kesehatan.

Dari keterangan foto menyebutkan emak-emak itu merupakan korban begal di wilayah Jambean, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Polisi pun turun tangan melakukan penyelidikan.

"Benar, ada warga yang mengaku telah menjadi korban curas (pencurian dengan kekerasan). Tetapi setelah kita lakukan penyelidikan lebih lanjut ternyata pernyataan warga tersebut tidak benar," kata Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan, kepada detikJateng, Rabu (27/4/2022).

Agung mengungkap wanita dalam foto itu diketahui berinisial M, warga Sambungrejo, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo. M mengaku telah dibegal di Jalan Cepogo-Ampel, Desa Cepogo pukul 17.54 WIB. Lokasi pembegalan disebut berada di jalan arah puskesmas atau 100 meter dari Pasar Sayur Cepogo.

Kepada warga M mengaku dibegal hingga akhirnya segera dilarikan ke puskesmas. Kemudian polisi mendatangi Puskesmas Cepogo meminta keterangan M.

Namun dari hasil penyelidikan ternyata M ternyata memberikan keterangan yang tidak jelas. Warga terdekat dengan lokasi kejadian juga mengaku tak mendengar apapun, baik tangisan maupun teriakan minta tolong M.

"Kondisi (M) sehat, tidak ada luka," terangnya.

Dari pendalaman polisi, akhirnya diketahui M mengarang cerita. Dia mengaku dibegal karena sebelumnya kehilangan uang dan takut kepada suaminya.

"Warga tersebut mengaku telah mengarang cerita seolah-olah telah dibegal karena yang bersangkutan sebelumnya kehilangan uang dan karena takut tidak punya alasan kepada suaminya," kata Agung.

Ngaku Dibegal karena Utang

Siswadi (37)  bikin hoax dibegal di SSB Boyolali gegara terlilit utang. Dia akhirnya dimintai klarifikasi di Polsek Cepogo, Kamis (28/4/2022). Siswadi (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Kasus selanjutnya pengakuan dibegal yang ternyata hoax dikarang oleh Siswadi (37) warga Panderejo, Desa Pasar, Cepogo, Boyolali. Ayah satu anak yang bekerja sebagai buruh bordir ini mengaku dibegal di jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB) wilayah Dukuh Pule, Jelok, Cepogo, Rabu (20/4) malam.

"Saya dipepet terus dipancal (ditendang), motor saya sampai jatuh," aku Siswadi saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/4) lalu.

Dia mengaku dibegal pada Rabu (20/4) pukul 18.30 WIB saat perjalanan pulang dari tempat kerjanya di Dawar, Mojosongo, Boyolali. Dia menyebut kala itu dia tengah membawa gaji dua minggu terakhir, dan di jalur SSB Dukuh Pule tetiba motornya dipepet dua orang berboncengan motor.

Dia menyebut pemotor berboncengan itu bukannya menyalip, namun salah seorang pelaku menendang motornya hingga jatuh. Uang gajinya sebesar Rp 1,8 juta pun disebut raib digondol.

Belakangan setelah diusut polisi, kasus pembegalan itu ternyata hoax. Siswadi akhirnya meminta maaf melalui video klarifikasinya yang diunggah dan tersebar di sejumlah platform media sosial.

"Nama Siswadi, alamat Panderejo, Paras, Cepogo, Boyolali, pekerjaan petani, agama Islam menyatakan bahwa kejadian pada Rabu, tanggal 20 April 2022 di jalan Boyolali-Magelang tepatnya Dukuh Pule, Kecamatan Cepogo telah menjadi korban begal dan kejadian itu tidak benar," kata Siswadi dalam video klarifikasi berdurasi 48 detik itu.

Siswadi mengaku cerita menjadi korban begal merupakan rekayasanya. Namun, dia tidak mengungkapkan alasan mengarang cerita yang akhirnya membuat geger itu.

"Itu cuma rekayasa saya dan selanjutnya saya ingin meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian ini dan tidak akan mengulangi lagi," kata Siswadi.

Sementara itu, Kapolsek Cepogo AKP Agung Setiawan menyebut aksi begal yang menimpa Siswadi pada Rabu (20/4) lalu ternyata rekayasa. Motif Siswadi berbohong ternyata karena tidak punya uang untuk melunasi utang.

"Tidak punya uang, sementara utang harus dilunasi," kata Agung, Kamis (28/4).

Halaman 2 dari 6
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads