Jakarta -
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, perempuan pegawai KPK menyampaikan pengalaman menariknya selama mengabdi di lembaga antirasuah tersebut. Salah satunya adalah petugas pengawal tahanan (waltah) KPK bernama Rohimah, yang mengaku hampir dipukul oleh tahanan.
Dalam video yang dilihat detikcom, Kamis (21/4), Rohimah menyampaikan pengalaman saat bekerja di dalam rumah tahanan (rutan) para koruptor tersebut. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Rohimah karena biasanya rutan didominasi oleh laki-laki.
"Selama bekerja di rutan, yang paling keinget banget pas kalau lagi ribut, ribut sama tahanan," ujar Rohimah dalam video peringatan Hari Kartini KPK, Kamis (21/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman yang tidak bisa dilupakan Rohimah saat dia menegur tahanan yang kedapatan membawa alat pemutar musik. Dia mengaku hampir dipukul kala itu.
"Saya nggak kasih, dia mau memukul saya, di situlah kesabaran kita yang benar-benar harus diuji banget. Saya bukannya takut, saya bukan tipe penakut. Kalau saya nggak mikir saya pekerja, saya berani sama dia, tapi kan, 'oh iya saya bekerja di KPK' dan saya di sini sebagai pengamanan harus bisa mengendalikan diri," papar Rohimah tanpa menyebut tahanan yang dimaksud.
Tak hanya itu, Rohimah juga sempat bersitegang dengan salah satu keluarga tahanan yang ingin membawa kue ulang tahun ke dalam rutan. Akhirnya, Rohimah mengamankan kue tersebut, tetapi keluarga tidak terima.
"Pernah saya ribut sama anggota keluarga pada saat kunjungan tahanan, dulu kan masih offline, belum online, belum ada COVID, anaknya itu mau membawa makanan ke dalam, tapi kan aturan di rutan nggak boleh bawa makanan ke dalam," jelasnya.
Simak juga video 'Mahfud Md Minta Dewas KPK Tegas Lili Pintauli Langgar Etik atau Tidak':
[Gambas:Video 20detik]
Simak pada halaman berikut Rohimah dipanggil dengan sebutan tak menyenangkan.
Kemudian, Rohimah diteriaki dengan sebutan yang tidak menyenangkan. Bahkan dia sempat akan dipukuli oleh keluarga tahanan tersebut. Beruntung masih ada petugas lain yang melerai.
"Saya dibilang gila, dibilang ke rumah sakit jiwa," kata Rohimah.
"Tempat sampah ditendang, saya mau dipukuli. Untung ada teman saya," tambahnya.
Rohimah sempat tidak tahan dan ingin mengundurkan diri dari pekerjaan waltah KPK yang telah ditekuninya sejak 2013. Rohimah menyebut dia sering diremehkan dan dianggap sebagai asisten rumah tangga.
"Mereka kadang menganggap pengawal tahanan itu adalah asisten rumah tangganya," ucapnya.
Namun dia menerima pekerjaannya sebagai salah satu cara untuk mengendalikan diri. Sering kali Rohimah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan lantaran para tahanan yang sejatinya memiliki jabatan menganggapnya sebelah mata.
"Tantangan yang saya rasakan selama saya bekerja di rutan KPK banyak banget tantangannya, seperti mereka itu kan terkadang masing berpikir kalau mereka itu ngerasa belum tahanan, jadi sikapnya sebagai ada yang bupati, gubernur, walkot, kadang-kadang tindakannya masih nggak mau diatur. Nah tugas tuh mengatur tapi sambil tetap mengayomi bagaimana proses prosedur yang kita pegang berjalan tanpa ada benturan di lapangan," imbuhnya.
Rohimah bangga dengan pekerjaannya, baca pada halaman berikut.
Rohimah mengaku bangga dengan profesinya sebagai waltah KPK, lantaran tidak banyak perempuan yang berprofesi sepertinya. Dia mengaku memiliki peran dan status yang setara waltah laki-laki. Menurutnya, profesinya ini merupakan tantangan yang dapat dihadapinya.
"Bagi saya, pekerjaan pengawal tahanan ini suatu kebanggaan sendiri. Orang tahunya, kan, perempuan itu sosok yang lemah, tapi saya nggak mau dibilang lemah. Saya suka pekerjaan yang ada tantangannya, jiwa saya suka dengan tantangan, bagaimana tantangan itu bisa saya hadapi," ungkapnya.
Dalam peringatan Hari Kartini itu, dia juga menyampaikan pesan untuk para perempuan Indonesia. Menurutnya, perempuan harus berjuang dan tangguh demi keluarga dan bangsa.
"Kalau untuk pesan buat perempuan Indonesia, jadilah wanita yang tangguh, jangan cengeng, karena di dalam zaman sekarang seperti saat ini apalagi masih wabah pandemi COVID, kita harus benar-benar kuat. Kita harus tangguh berjuang buat keluarga, berjuang buat bangsa, berjuang buat KPK," tutup Rohimah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini