Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto arah Kuningan, Jakarta Selatan, padat merayap. Kendaraan roda dua ataupun roda empat kian menumpuk di ruas jalan.
detikcom mewawancarai sejumlah pengendara roda dua. Mereka bercerita sekaligus membandingkan kondisi jalan pada sebelum dan saat pandemi COVID-19.
Salah satu pengendara roda dua, Mei (29), mengungkapkan, setiap hari dia selalu melewati jalan Gatot Subroto. Hal itu karena kantornya yang berada di sekitar sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tiap hari lewat sini. Karena kerja, kantor di sini," kata Mei saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (31/3/2022) malam.
Dia membandingkan kondisi jalanan Gatot Subroto sebelum dan saat pandemi Corona. Menurutnya, sebelum ada COVID-19, jalan di Gatot Subroto arah Kuningan, Jakarta Selatan, ataupun arah Semanggi tampak padat.
Hal itu terjadi karena adanya aktivitas masyarakat di luar rumah. Namun, sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) awal diberlakukan, menurutnya, jalan tersebut kian sepi. Dia mengatakan kondisinya saat itu kegiatan masyarakat dibatasi sehingga sedikit yang beraktivitas di luar rumah.
"Kalau dulu sewaktu awal-awal sekali pandemi, itu ada perbedaan. Karena kan waktu itu kita sempat lockdown ya. Yang masyarakat nggak boleh ke mana-mana, aktivitas betul-betul dibatasi. Nah, itu cuman berlangsung sebentar, ya kira-kira 2 bulan ada lah," tuturnya.
Namun, saat PSBB selesai diberlakukan dan berganti menjadi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), jalan mulai kembali padat. Masyarakat pun sudah aktif beraktikvitas di luar rumah terlebih didukung aturan baru kapasitas WFO 70 persen.
"Tapi udah selesai lockdown ketat, baru tuh mulai padet lagi. Karena kan kantor juga sudah boleh masuk ya karyawannya. Yang tadinya berapa persen, sekarang jadi berapa 70 persen ya kalau nggak salah. Nah jadi semuanya kelihatan tuh, jalan juga sudah balik normal lagi kayak dulu sebelum pandemi, gitu kan," kata Mei.
Lebih lanjut, dia memberi gambaran saat jam pulang kantor. Saat menjelang sore hari, kini Jalan Gatot Subroto sudah dipadati pengendara.
Hal itu juga terlihat di ruas jalan lainnya di Jakarta. Dia pun menilai tak ada perbedaan kondisi lalu lintas antara saat ini dan sebelum Corona.
"Jadi kalau perbedaan menurut saya sekarang sudah nggak terlihat ya. Kalau dulu pas awal-awal pandemi ya saya akui sepi banget jalanan. Bahkan Jakarta kayak kota mati," ungkapnya.
Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, Mei mengaku jarang menggunakan kendaraan pribadi. Dia lebih mengandalkan transportasi umum ketimbang menggunakan kendaraan sendiri.
Pasalnya, wanita 29 tahun itu menilai menggunakan kendaraan pribadi hanya menguras waktu. Selain menguras waktu, hal itu dinilai lebih boros.
"Bawa kendaraan nggak setiap hari sih ya karena boros sama nggak hemat waktu juga kan. Jadi saya paling bawa motor itu kalau udah hari Rabu, Kamis, ke sana tuh. Karena kalau Senin-Selasa itu kan awal-awal weekday ya, jadi harus cepet juga. Jalanan padet sementara kita harus nyampai kantor cepat," pungkasnya.
Senada dengan Mei, pengendara lainnya Ita (26) mengatakan dia nyaris setiap hari melewati Jalan Gatot Subroto. Dia mengaku bekerja di salah satu perusahaan yang terletak di kawasan tersebut.
Kepada detikcom, dia merinci perbedaan lalu lintas saat sebelum dan sesudah Corona. Menurutnya, saat ini kondisi jalanan nyaris sama saat situasi normal, tepatnya sebelum Corona.
"Aku lihatnya gini. Kalau sekarang itu macet udah benar-benar macet, kendaraan padet istilahnya semua orang keluar, beraktivitas di luar. Nah sekarang juga pandemi udah kayak nggak kondisi pandemi, istilahnya semua orang keluar, beraktivitas di luar. Nah, sekarang juga pandemi udah kayak nggak kondisi pandemi," katanya.
"Istilahnya kita masih tetap prokes segala macem. Tapi aktivitas udah seperti biasa, banyak dari kita yang sudah beraktivitas normal kayak sebelum pandemi," sambungnya.
Akibat pelonggaran aktivitas, tak sedikit dari pekerja yang sengaja mampir untuk bertemu teman atau meeting. Hal ini jugalah yang menyebabkan jalan kian macet, sebab masyarakat sudah lebih banyak menghabiskan waktu beraktivitas di luar rumah.
"Kayak nongkrong aja deh. Sekadar ngafe gitu kan. Kalau dulu mungkin kita dibatasi, benar-benar tidak keluar rumah selama berbulan-bulan. Nah sekarang justru sebaliknya. Semua orang ke luar rumah dan nganggep Corona udah biasa dan nggak parno lagi kayak dulu," imbuhnya.
"Jadi ya wajar kalau jalanan Jakarta juga macet. Aku ingat banget dulu sebelum Corona, akhir 2019 bahkan Januari 2021 itu kawasan ini sama persis padetnya. Apalagi pas jam-jam pulang kerja dan weekend," tuturnya.