Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Sungai Watch membuat instalasi tetesan air raksasa untuk memperingati Hari Air Sedunia di Bali. Instalasi tetesan air raksasa tersebut dibuat memakai 3.500 kantong plastik.
"Tetesan tersebut terdiri dari 3.500 kantong plastik yang ditemukan di sungai-sungai Bali dan ditetapkan untuk mewakili bentuk banyaknya konsumsi kantong plastik tahunan rata-rata keluarga Indonesia," kata salah satu pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib, dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Rabu (23/3/2022).
Instalasi tetesan air raksasa itu dibuat di Sungai Yeh Sungi yang berlokasi di Dusun Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Menurut Gary, Sungai Yeh Sungi merupakan salah satu sungai paling tercemar di Bali sehingga tim Sungai Watch membuat tetesan air raksasa setinggi 5 meter di wilayah tersebut.
"Tetesan air adalah pengingat bahwa kita harus terus melindungi sumber daya kita yang paling berharga, yaitu air," terang Gary.
Gary pun memberikan alasan pemilihan jumlah 3.500 kantong plastik yang digunakan untuk membuat instalasi tetesan air raksasa tersebut. Menurutnya, 3.500 merupakan jumlah rata-rata konsumsi kantong plastik tahunan dari 5 keluarga di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh Greeneration Foundation.
"Kantong plastik memiliki presentasi hingga 28 persen dari total sampah plastik yang dikumpulkan oleh Sungai Watch menurut Laporan Dampak 2021 mereka," ungkap Gary.
Baca juga: Polri: Belum Ditemukan Mafia Minyak Goreng |
Menurutnya, Sungai Watch memiliki misi untuk melindungi dan memulihkan sungai-sungai di Indonesia. Salah satu caranya, kata dia, dengan mengembangkan dan merancang teknologi sederhana untuk menghentikan aliran polusi plastik agar tidak masuk ke laut.
Karena itu, sejak beroperasi pada Oktober 2020, Sungai Watch telah mengumpulkan lebih dari 400 ribu kilogram sampah non-organik dari berbagai di Bali. Pihaknya telah memasang lebih dari 120 penghalang untuk menghentikan pencemaran plastik agar tidak masuk ke laut.
Gary juga menyebut bahwa sekitar 90 persen plastik di lautan berasal dari sungai. Indonesia berada di urutan kedua setelah China sebagai penyumbang sampah plastik di dunia untuk masalah plastik laut.
"Sejak memulai Sungai Watch, kami telah melihat lebih banyak plastik daripada ikan di sungai Bali," tegas Gary.
(lir/lir)