Fahd El Fouz A Rafiq dilaporkan atas dugaan pemukulan dan penculikan terhadap Sekjen KNPI Ahmad Fauzan. Laporan tersebut membuat Polda Metro Jaya turun tangan menyelidiki kasus tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi setelah KNPI menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB) di Hotel Sahid, Jakarta Selatan, pada Minggu (30/3/2022). Umar Bonte dan Fauzan mengaku sempat dibawa ke kantor Bapera di Jakarta Selatan dan dipaksa menandatangani pengunduran diri sebagai pimpinan KNPI.
Dalam laporan polisi (LP) yang teregister dalam LP bernomor LP/B/1439/III/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA per 20 Maret 2022 itu, Ahmad Fauzan melaporkan Fahd A Rafiq dengan tuduhan perampasan kemerdekaan seseorang Pasal 333 KUHP dan/atau pengeroyokan Pasal 170 KUHP dan/atau penganiayaan Pasal 335 KUHP.
Polda Metro Jaya telah menerima laporan tersebut. Polisi kini masih mendalami laporan tersebut.
"Ada laporannya ya betul KNPI, kita sedang dalami," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/3).
Awal Mula Fahd A Rafiq dkk Dipolisikan
Umar Bonte menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Minggu (20/3), sekitar pukul 16.00 WIB. Menurut Umar, Fahd A Rafiq dkk datang menjemputnya dari Hotel Sahid, Jakarta Selatan, ketika dia sedang melaksanakan kongres luar biasa (KLB) KNPI.
"Jadi kejadian itu terjadi begitu cepat setelah kongres itu kita didatangi oleh beberapa orang, saya tidak kenal satu per satu. Tetapi saya diminta untuk ketemu Fahd A Rafiq," kata Umar Bonte saat dihubungi detikcom, Senin (21/3).
Umar Bonte mengatakan semula datang 5 orang yang menjemputnya. Umar Bonte lalu ditelepon oleh Fahd A Rafiq dan tak lama Fahd A Rafiq datang menjemputnya di lobi hotel.
"Karena saya tidak datang, saya ditelpon (oleh) Fahd A Rafiq, disuruh menghadap. '(Saya) mau ke sini' katanya, saya bilang 'Saya ke situ saja'. Tapi katanya 'saya yang ke situ, tunggu saja', ternyata pas datang itu dia mencak-mencak di lobi hotel," tutur umar Bonte.
Sekjen KNPI Ahmad Fauzan mengatakan dia dan Umar Bonte akhirnya dilepaskan setelah dipaksa menyepakati sesuatu. Ponsel milik Umar Bonte juga dikembalikan.
"Dikeluarkan itu kita dipaksa. Ketum dipaksa tanda tangan, saya dipaksa setujui apa mau mereka. Akhirnya HP ketum dibalikin. Mereka nyatakan kita sudah bersatu, kita dalam kondisi terintimidasi dan terancam kita iyakan semua," ujar Ahmad Fauzan.
Umar Bonte dkk Dibawa ke Kantor Fahd A Rafiq
Menurut Umar Bonte, Fahd A Rafiq sempat mengambil ponsel miliknya. Fahd A Rafiq lalu membawa Umar Bonte, Ahmad Fauzan, dan Andreas ke dalam mobilnya.
"Datang kemudian mengambil handphone saya, ada CCTV dan ada saksi. Mengambil HP saya, lalu mengambil saya ke mobilnya. Dibawa ke mobilnya bersama Andreas dan Sekjen. Sekjen sempat dipukuli di ruang lobi, di teras lobi. Kalau saya sih tidak diapa-apain, yang dipukul itu Fauzan," beber Umar.
Dari hotel tersebut, Umar Bonte dkk lalu dibawa ke kantor Bapera. Umar Bonte mengaku mendapatkan intimidasi dari Fahd A Rafiq saat di kantor Bapera.
"Sampai di sana, di kantor Fahd A Rafiq di ruang kerja, di kantor Bapera Jaksel. Kemudian di situ situasi mencekam, menakutkan sekali. Namanya kita dibawa ke tempat orang situasinya mencekam, kita dibentak-bentak, disuruh ngaku, diperlakukan tidak manusiawi lah gitu," tuturnya.
Baca di halaman selanjutnya: Umar Bonte dipaksa mengundurkan diri sebagai Ketum KNPI.
Simak juga 'Kericuhan di Pelantikan Pengurus KNPI Kepri':
(mea/mea)