Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemukan fakta baru yang menyeret anak Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin berinisial DW sebagai terduga pelaku. DW termasuk salah satu pelaku yang menyiksa korban di kerangkeng hingga tewas.
Hal itu terungkap dalam laporan hasil penelusuran LPSK terhadap kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin. LPSK membeberkan sejumlah tindak kekerasan yang terjadi di Kerangkeng mulai dari penyiksaan berat hingga pembunuhan.
LPSK mengungkap salah satu korban tewas itu diduga melibatkan anak Bupati Langkat, yakni berinisial DW. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi membenarkan DW merupakan anak Bupati Langkat.
"Iya benar," kata Edwin.
Adapun korban meninggal itu adalah Saryanto Ginting. DW menjadi salah satu pelaku yang diduga menyiksa Saryanto Ginting pada 2021. DW bersama pelaku lain dalam melakukan aksi penyiksaan itu, yakni UC, RJ, dan NG.
Selain itu, ada korban lain yang meninggal dunia, yakni Abdul Sidiq, pada 2019. Pelakunya HM, IS, TS, dan WH.
Sebelumnya, LPSK juga pernah melaporkan hasil penelusuran terkait kerangkeng manusia Bupati Langkat. Ada 7 temuan dalam polemik kerangkeng manusia itu.
Adapun 7 temuan sebelumnya yaitu ditemukan dua kerangkeng manusia, penghuni sel buat surat pernyataan, penghuni bukan hanya pecandu narkoba.
Kemudian dugaan pembayaran penghuni kerangkeng, larangan ibadah ke luar kerangkeng, dipekerjakan tanpa dibayar, dan adanya penghuni meninggal dunia.
Jubir Bupati Langkat Buka Suara soal Temuan Penyiksaan di Kerangkeng
Juru bicara Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin, Mangapul Silalahi, buka suara terkait temuan terbaru Komnas HAM dari hasil penyelidikan mengenai kerangkeng manusia di rumah Bupati Terbit. Mangapul Silalahi mengaku pihaknya tak tahu-menahu soal adanya anggota TNI dan Polri yang terlibat dalam proses kerangkeng.
"Kalau apakah ada keterlibatan anggota TNI dan polisi dalam kasus tersebut, sampai hari ini kita nggak tahu. Justru kita baru mengetahuinya itu dari penemuan Komnas HAM," kata Mangapul Silalahi kepada detikcom, Kamis (3/3/2022).
Dia menyebut pihak TNI sempat mengkonfirmasi terkait dugaan keterlibatan personel TNI kepada dirinya. Namun dia menegaskan kembali bahwa pihaknya tak mengetahui soal adanya keterlibatan anggota TNI di kerangkeng.
"Memang beberapa waktu yang lalu dari institusi TNI itu mengkonfirmasi ke kita dan memang terus terang kita sampaikan bahwa kita tidak mengetahui apakah ada keterlibatan anggota TNI atau tidak. Ketika dikonfirmasi, disebut beberapa nama, jujur memang kita nggak tahu, gitu, lho," ujarnya.
(eva/imk)