Tanggul yang masih berupa bronjong di dekat pertigaan Hek Kramat Jati ternyata masih belum bisa menahan air dari Kali Baru. Namun, Pemerintah Kota Jakarta Timur menyebut tidak akan melakukan pengerukan di Kali Baru untuk mengatasi banjir.
"Kalau pengerukan kali itu mungkin akan kita lihat dulu kondisinya. Jadi memang dulu Kali Baru ini semacam saluran primer khusus untuk persawahan, jadi dia itu posisinya lebih tinggi dibanding rumah warga," ujar Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Timur, Puryanto, kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).
Dulunya, Kali Baru merupakan saluran irigasi. Namun saat ini, sawah-sawah sudah berganti menjadi permukiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otomatis sudah jadi pengendali banjir. Kalau kita keruk dalam, kita nggak tau dulu ini diuruk oleh teman-teman yang dulu membuatnya itu seberapa dalam," jelasnya.
Maka sampai saat ini, pihak Pemkot Jaktim belum memutuskan mengeruk Kali Baru ini. Soalnya, kanan dan kiri kali ini adalah permukiman. Pemkot khawatir pengerukan Kali Baru bakal menjebol dinding Kali Baru yang sudah jadi permukiman, toko, warung, dan bangunan lainnya.
"Jangan-jangan kita keruk malah jebol kiri, kanan di bawah. Kalau jebol kan harus ekstra hati-hati karena kiri kanan rumah warga," sambungnya.
![]() |
Kondisi Kali Baru zaman sekarang yang seakan dijepit bangunan membuat alat berat susah masuk. Pengerukan dasar kali menggunakan alat berat menjadi susah dilakukan.
"Selain banyak bangunan kan juga ada jembatan-jembatan warga otomatis kan kalau masuk alat ada yang dikorbankan," ungkap Puryanto.
Meski belum ada rencana pengerukan, Pemkot Jakarta Timur akan membangun tanggul permanen sepanjang 300 meter di dekat pertigaan Hek, Kramat Jati. Dengan tanggul itu, Pemkot berharap genangan yang sering muncul di Jl Raya Bogor di lampu lalu lintas pertigaan Hek Kramat Jati bisa hilang.
"Sesegera mungkin," kata dia.
(ain/dnu)