Jakarta -
Pembangunan sirkuit Formula E masih terus berjalan. Ternyata permukaan sirkuit Formula E ditopang oleh bambu dan kayu. Soalnya, harga bisa mahal bila pakai besi semua.
Awalnya, wartawan mengetahui ada konstruksi bambu yang menopang permukaan lintasan tempat berpacunya mobil balap elektrik saat acara kunjungan media di lokasi proyek sirkuit, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/2) lalu. Pihak kontraktor menjelaskan pilihan material tumbuh-tumbuhan ini.
"Bambu ini untuk semacam rakitnya," kata penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo, saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjamin penggunaan material bambu sudah memakai perhitungan cermat. Pembangun sirkuit ini bukanlah orang-orang yang tidak berpengalaman. Soal bambu yang jadi pilihan, material ini dianggap punya resiliensi istimewa.
"Tadi bambu itu (dipilih karena) tahan terhadap air dan dia bisa dipecah, bisa jadi rata, bisa diratakan," kata Ari Wibowo.
Selanjutnya, tak cuma bambu tapi kayu galam juga:
Kayu galam
Selain bambu, ada material organik lain yang digunakan sebagai konstruksi penyangga permukaan sirkuit, yakni kayu galam/gelam/dolken, diambil dari pohon gelam atau Melaleuca leucadendron. Pohon gelam tumbuh di rawa. Kayu gelam tahan air.
"Setelah tanah lunak digali kurang lebih 1 meter, itu dipasang cerucuk dari kayu galam," kata Ari Wibowo, saat dimintai konfirmasi, Sabtu (26/2/2022).
Dia menjamin, bambu dan kayu gelam ini bakal kuat menahan beban. Daya dukung dari bilah-bilah vertikal di dalam tanah bakal lekat dan kuat.
Faktor tanah lunak
Selanjutnya, Sabtu (26/2/2022) tadi, Ari Wibowo kembali memberi penjelasan. Bambu ini bakal ditanam secara vertikal menancap di bumi. Bilah-bilah bambu ini akan menahan beban permukaan sirkuit.
"Jadi untuk yang tanah di zona 5," kata dia.
Zona 5 di Ancol ini berwujud tanah lunak. Maka permukaan harus diperkuat supaya tidak jeblos saat digunakan untuk adu cepat. Istilahnya, bambu ini sebagai cerucuk dalam konstruksi penyangga permukaan sirkuit.
 Penampang sirkuit Formula E (Dok PT Jaya Konstruksi) |
"Cerucuk ini fungsinya ada dua, memanfaatkan yang tadinya kurang padat jadi lebih padat, kedua cerucuk meningkatkan daya dukung, karena mempunyai lekatan yang cukup kuat," lanjutnya.
Selanjutnya, soal mahal-murah:
Faktor waktu
Masalah waktu menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan material. Sebagaimana diketahui, DKI tak punya banyak waktu lagi untuk membangun sirkuit. Bahkan pembangunan ini sudah digas 24 jam nonstop.
"Begini, ini kita masalah waktu. Kalau kita membuat yang pabrikan, seperti beton yang panjang, saya tidak berbicara harga, saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu, gitu kira-kira," ucapnya.
Faktor mahal-murah
Zona 5 sirkuit Formula E memerlukan konstruksi yang ringan. Dia beralasan tidak menggunakan besi karena mahal dan berat.
"Jadi begini, ini ada banyak hal, selain besi itu mahal, untuk supaya konstruksi ini tidak turun, kita harus memakai konstruksi yang ringan. Kalau besi itu berat, yang ringan itu kita pakai bambu," kata Ari saat dihubungi detikcom, Sabtu (26/2/2022).
Seperti diketahui, saat melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan sirkuit Formula E pada Rabu (23/2), Ari mengatakan penggunaan bambu sebagai lapisan sirkuit ini menjadi pilihan alternatif.
Pembangunan sirkuit Formula E memiliki masa pelaksanaan 54 hari, mulai 3 Februari sampai 28 Maret 2022. Oleh sebab itu, Ari mengatakan penggunaan bambu dinilai lebih efisien waktu.
 Pembangunan sirkuit Formula E pada Kamis (24/2/2022). (Anggi Muliawati/detikcom) |
Saat ini progres pembangunan sirkuit Formula E sudah mencapai target 37 persen. Pembangunan ini diketahui akan berlangsung selama 54 hari dari 3 Februari sampai 28 Maret 2022.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini