Tiruan Suara Monyet Dianggap Rasis Diduga Picu Ricuh di Stadion Benteng

Tiruan Suara Monyet Dianggap Rasis Diduga Picu Ricuh di Stadion Benteng

Khairul Ma - detikNews
Jumat, 25 Feb 2022 10:44 WIB
Kaca pintu ruang ganti pemain di Stadion Benteng Reborn, Tangerang, pecah
Kaca pintu ruang ganti pemain di Stadion Benteng Reborn, Tangerang, pecah. (Dok. Istimewa)
Tangerang -

Pertandingan Persikota Tangerang melawan Belitong FC di Stadion Benteng Reborn, Kota Tangerang, berakhir ricuh. Kericuhan diduga dipicu teriakan menirukan suara monyet kepada pemain Belitong FC yang dianggap rasis.

Belitong FC melalui mengunggah video yang merekam suara menirukan suara monyet itu melalui akun Instagram @belitong.fc. Teriakan menirukan suara monyet itu terjadi saat pemain dari Belitong FC sedang menggocek bola.

"Apakah kalian dengar suara menyerupai suara monyet pada rekaman video di atas? Ya suara tersebut berulang kali terdengar hampir sepanjang laga kemarin. Semoga kejadian ini tidak berulang di kemudian hari, demi kemajuan sepak bola Indonesia 🇮🇩. #saynotoracism #IndonesiaSATU," demikian caption video yang diunggah akun Belitong FC, dilihat Jumat (25/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]



Terkait teriakan yang menirukan suara monyet itu, panitia pelaksana mengaku tidak mendengar teriakan rasisme dari tribun penonton. Dia hanya mendengar sorakan saja dan itu pun tidak bernada rasis.

"Tidak ada suara rasisme karena suaranya yang saya dengar cuman 'wuuu...wuuu...wuuuu' gitu doang. Tidak tahu kalau ada rasisme, tidak tahu suaranya," ujar Wakil Ketua Panpel, Acep Suwardiman, saat dihubungi detikcom, Jumat (25/2).

Penjelasan soal Kaca Pecah

Sementara itu, Acep membantah bahwa pertandingan Persikota Vs Belitong FC yang digelar Rabu (23/2) berakhir ricuh. Menurutnya, Belitong FC juga tidak sengaja melakukan perusakan terhadap fasilitas stadion.

"Enggak sih kalau ricuh. Bukan perusakan, dia pas mau ke kamar ganti dia nendang pinggir tembok karena pintunya kaca kan kena, kendor sedikit ya hancur berantakan pecah. Jadi kena getaran ya kacanya pecah," katanya.

Acep tidak mengetahui pasti siapa yang menendang hingga pintu kaca ini pecah, karena saat kejadian sedang mengamankan wasit dari amukan pemain Belitong FC. Menurutnya, tim Belitong FC tidak terima dengan kepemimpinan wasit yang tidak adil.

"Kita tidak tahu yang nendang siapa karena saya kan di luar ngamanin wasit. Ketidakpuasan dengan wasit emosi lah sesaat namannya. Kita juga gitu kan kalau jadi pelatih kalau kita kesel tonjok aja juga, udah gitu," tambahnya.

Lihat juga video 'Arteria ke Masyarakat Sunda: Maaf, Tidak Ada Maksud untuk Rasis':

[Gambas:Video 20detik]



Simak di halaman selanjutnya: pertandingan tanpa penonton.

Pertandingan Tanpa Penonton

Acep juga menjelaskan bahwa pertandingan tersebut tanpa penonton. Tribun penonton saat itu diisi oleh pemain cadangan dan ofisial.

"Pemain cadangan sama ofisial tim (yang hadir). Jadi gini, yang pemain itu boleh diikutsertakan 10 orang, jadi ofisial di atas tribun. Jadi pemain kan boleh bawa 23 pemain yang main 11 kan, sisanya di atas sisa berapa sisa 12 kan," tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang Jejen Jaenudin mengatakan kericuhan terjadi karena pemain Belitong FC tidak puas atas keputusan wasit sehingga kemudian merusak fasilitas di stadion.

"Pihak dari Belitong FC ini tidak puas atas kepemimpinan wasit. Akhirnya, saya ke situ, udah pecah tuh pintu kaca sama itu tempat sampah yang didorong. Itu kan lumayan itu harganya. Informasinya, dilempar tempat sampah itu yang didorong oleh pihak Belitong FC hingga pecah itu kaca pintu," kata Jejen saat dihubungi detikcom, Kamis (24/2/2022).

Pertandingan Persikota Tangerang vs Belitong FC itu digelar pada Rabu (23/2). Pertandingan berakhir seri dengan skor 0-0.

Halaman 2 dari 2
(mea/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads