Perang antara Rusia dan Ukraina baru saja dimulai. Menurut pakar hubungan internasional, perang ini bakal cepat selesai.
"Ini bukan perang, tapi serangan perbatasan," kata pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Teuku Rezasyah, kepada detikcom, Kamis (24/2/2022).
Indikasi bahwa perang (atau serangan) akan cepat berakhir terlihat dari tujuan negaranya Presiden Vladimir Putin itu. Tujuan serangan sudah tercapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah 3-0," kata Rezasyah.
Tentu saja ini perang yang demi kemanusiaan harus segera diakhiri. Namun sejauh ini Rusia sudah berhasil menguasai tiga wilayah yang semula merupakan teritori Ukraina. Dimulai dari Krimea (Crimea) pada 2014, dilanjut dengan Donetsk dan Luhansk yang pekan ini diakui oleh Vladimir Putin. Rusia sudah dapat tiga wilayah, seolah-olah Rusia sudah menang 3-0 atas Ukraina.
"Perang ini akan selesai. Menurut Rusia, perang ini tidak akan panjang, pendek saja, yang penting tujuan tercapai," kata Rezasyah. Dia melihat serangan ini menargetkan serangan peringatan, serangan instalasi perbankan, dan serangan instalasi kesehatan serta fasilitas umum.
![]() |
Rusia juga punya tujuan mencegah Ukraina masuk NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Rusia ingin Ukraina tetap menghargai kepemimpinan lokal di Donetsk dan Luhansk (Donbass), dua negara yang sudah memerdekakan diri setelah dikuasai separatis pro-Rusia. Sekalian Rusia juga ingin Ukraina, Donetsk, dan Luhansk tetap saling menghargai persaudaraan sebagai sesama negara yang berdaulat.
"Perang ini juga memberi pelajaran bagi negara-negara eks Uni Soviet agar jangan coba-coba mengikuti langkah Ukraina yang ingin gabung ke NATO dan Uni Eropa," kata Rezasyah.
Selanjutnya, NATO akan menggertak:
Simak Video: Penampakan Pesawat-pesawat Sipil Hindari Langit Ukraina-Rusia
NATO akan menggertak
Pakar hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani, berharap perang ini tak akan lama karena NATO dan Amerika Serikat bersama Eropa Barat menjatuhkan sanksi untuk Rusia. Namun, di sisi lain, masih ada kemungkinan perang ini akan berlarut-larut.
"Semua pihak menghitung langkah Rusia. Dalam proyeksi saya, kemungkinan tidak akan semasif yang dibayangkan," kata Riza saat dihubungi terpisah.
![]() |
Tentu saja NATO tidak akan tinggal diam. Pasukan NATO benar-benar bergerak sebagaimana sudah dimulai sebelumnya. Kehadiran NATO bakal membatasi serangan Rusia.
"Ini nanti akan ada pengerahan pasukan NATO untuk menggertak, terutama di wilayah yang dijatuhi bom Rusia. NATO tidak akan tinggal diam. Itu nanti akan menentukan kira-kira Rusia akan lanjut atau tidak. Dalam pikiran saya, tidak akan lanjut," kata Riza.
"Kedua belah pihak akan rasional," tandasnya.