Duduk Perkara Warga Tangsel Tak Pernah Tes tapi 'Positif Corona'

Duduk Perkara Warga Tangsel Tak Pernah Tes tapi 'Positif Corona'

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 12 Feb 2022 06:26 WIB
Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi (Rolando FS/detikcom)
Foto: Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi (Rolando FS/detikcom)
Depok -

Jamaludin (36) kaget saat menerima pesan WhatsApp (WA) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dia bertambah kaget setelah membaca isi pesannya.

Jamaludin 'divonis' positif COVID-19. Padahal dia tidak pernah menjalani tes usap PCR.

Tak percaya dengan WA Kemenkes itu, dia lalu membuka aplikasi PeduliLindungi. Dia makin kaget karena statusnya menunjukkan warna hitam yang artinya positif COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengecek aplikasi PeduliLindungi dan mendapatkan hasil PCR positif dari laboratorium RS Brawijaya Depok. Sebelumnya tidak pernah melakukan PCR swab sekalipun di RS Brawijaya Depok," kata Jamaludin saat dihubungi, Jumat (11/2/2022).

Status positif Corona itu diterimanya sejak Rabu (9/2) lalu. Berbagai upaya dilakukannya untuk bisa membetulkan status tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya nggak bisa ke mana-mana selama dua hari. Dari jam 03.00 pagi sampai malam masih telepon 119 menanyakan gimana. Terus telepon ke pihak RS," kata Jamal.

Jamaludin mengaku menghubungi 119 extension 9 untuk menanyakan mekanisme koreksi status positif COVID-19. Ia lalu diarahkan untuk menghubungi pihak RS.

"Saya menghubungi RS Brawijaya Depok melalui call centre namun belum berhasil dan saya kembali menghubungi IGD RS Brawijaya Depok," sambungnya.

Tahapan panjang dilaluinya untuk membetulkan statusnya di PeduliLindungi. Setelah menghubungi pihak RS, Jamaludin diberi info bahwa perubahan status sedang diurus.

Status PeduliLindungi Kembali Hijau

Status Jamaludin di PeduliLindungi akhirnya kembali berwarna hijau yang artinya negatif COVID-19. Dia mengatakan status itu telah kembali per Jumat (10/2) malam.

Namun, ia masih meminta permintaan maaf secara tertulis dari pihak RS.

"Saya minta sama mereka ada surat permintaan maaf dari rumah sakit secara tertulis kepada saya. Ada bentuk tanggung jawab dan mereka mengakui kalau itu kelalaian dari rumah sakit," katanya.

Jamaludin mengakui sempat berobat ke RS Brawijaya Depok. Namun, itu dilakukan pada tahun lalu dan bukan untuk pengecekan COVID-19.

Bagaimana duduk perkara kasus ini? Simak di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Heboh Wanita Protes Dapat Hasil Positif Covid Sebelum Tes PCR':

[Gambas:Video 20detik]



"Sudah lama banget tahun lalu kali ya. Saya pernah berobat sekali di sana, waktu itu masuk IGD karena sudah lewat jam praktik," kata Jamaludin.

Riwayat Jamaludin berobat ke RS Brawijaya ini diduga menjadi faktor yang tak terlepas dari kesalahan input data hasil tes COVID-19.

Duduk Perkara Status 'Positif Corona'

Pihak RS Brawijaya menjelaskan masalah yang dihadapi Jamaludin. Pihak RS mengakui terjadi kesalahan input data COVID-19 kepada Jamaludin.

"Jadi memang kami akui ada salah peng-input-an data karena namanya sama, tanggal lahirnya sama. Kalau kami di rumah sakit kan pencocokan datanya berdasarkan nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir," kata Supervisor on Duty (SOD) Marketing RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala, saat dimintai konfirmasi.

Dia mengatakan petugas di laboratorium keliru karena ada nama yang sama namun berbeda alamat.

"Di laboratorium (ada) anak baru di situ dia input. Ditanya namanya siapa langsung klik, ternyata tidak memerhatikan alamat," ujarnya.

Pihak RS Minta Maaf

Dia mengatakan warga bernama Jamaludin yang positif Corona itu tinggal di Bojongsari, Depok bukan di Ciputat, Tangsel. Wahyuana meminta maaf kepada pihak terkait yang telah dirugikan.

"Kami akui ada kesalahan dan kami sudah meminta maaf," tutur Wahyuana.

Pihak RS juga akan mengirimkan surat permohonan maaf kepada Jamaludin terkait salah input hasil tes COVID-19. Surat itu akan dikirim ke rumah Jamaludin di Tangerang Selatan (Tangsel).

"Sudah kami proses hari ini, kami rencana kirim ke rumah beliau untuk permohonan maaf. Kami sedang proses," katanya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads