RS di Depok Kirim Permohonan Maaf ke Warga Tangsel soal 'Vonis' COVID

RS di Depok Kirim Permohonan Maaf ke Warga Tangsel soal 'Vonis' COVID

Dwi Rahmawati - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 17:35 WIB
Pemerintah Kota Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi. Tes kali ini menggunakan alat yang lebih akurat berupa polymerase chain reaction (PCR). Agung Pambudhy/Detikcom. 

1. Penumpang Commuter line mengikuti test massal COVID 19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).
2. Sebanyak 300 penumpang kereta dipilih secara random mengikuti tes ini. 
3. Metode tes PCR adalah mengetes spesimen yang diambil dari dahak di dalam tenggorokan dan hidung lalu diswab. 
4. Tes ini dianggap paling akurat dibandingkan rapid test yang hanya untuk mendeteksi reaksi imun dalam tubuh.
5. Data terkini kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi telah mencapai 249 orang. Pasien sembuh corona 126, dalam perawatan 95, sedangkan meninggal 28 orang.
6. Test ini dibantu petugas dari RSUD Kota Bekasi dan Dinkes Kota Bekasi.
7. Sebelum masuk ke stasiun, penumpang lebih dulu menjalai tes PCR secara acak. Setelah itu, sampel lemdir dari hidung akan diuji di Labiratorium Kesehatan Kota Bekasi.
8. Hasil pemeriksaan ini diharapkan memberi gambaran kondisi penumpang β€ŽKRL apakah ada yang terpapar COVID-19 atau tidak.
9. Sebelumnya di KRL ada tiga orang yang dinyatakan positif virus COVID-19 berdasarkan hasil test swab PCR yang dilakukan pada 325 calonβ€Ž penumpang dan petugas KAI di Stasiun Bogor. 
10. Sejumlah kepala daerah meminta pemerintah pusat untuk menstop operasional KRL guna menghambat penyebaran virus COVID-19
11. Hingga 4 Mei 2020 di Indonesia terdapat 11.587 kasus COVID-19 dengan kasus kematian 864 meninggal dan 1.954 sembuh.
12. Sampai kemarin pemerintah telah menguji 112.965 spesimen dari 83.012 orang di 46 laboratorium.
Ilustrasi spesimen untuk tes COVID-19. (Agung Pambudhy/detikcom)
Depok -

Rumah Sakit (RS) Brawijaya, Sawangan, Depok, akan mengirimkan surat permohonan maaf kepada Jamaludin (36) terkait salah input hasil tes COVID-19. Surat itu akan dikirim ke rumah Jamaludin di Tangerang Selatan (Tangsel).

"Sudah kami proses hari ini, kami rencana kirim ke rumah beliau untuk permohonan maaf. Kami sedang proses," kata Supervisor on Duty (SOD) Marketing RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala, saat dimintai konfirmasi, Jumat (11/2/2022).

Ia mengakui terjadi kesalahan input data COVID-19 kepada Jamaludin. Dia mengatakan petugas di laboratorium keliru karena ada nama yang sama namun berbeda alamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang kami akui ada salah penginputan data karena namanya sama, tanggal lahirnya sama. Kalau kami di rumah sakit kan pencocokan datanya berdasarkan nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir," sambungnya.

"Di laboratorium (ada) anak baru di situ dia input. Ditanya namanya siapa langsung klik, ternyata tidak memerhatikan alamat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan warga bernama Jamaludin yang positif Corona itu tinggal di Bojongsari, Depok, bukan di Ciputat, Tangsel. Wahyuana meminta maaf kepada pihak terkait yang telah dirugikan.

"Kami akui ada kesalahan dan kami sudah meminta maaf," tutur Wahyuana.

Bagaimana nama Jamaludin bisa ada di RS Brawijaya hingga terjadi salah input data hasil tes COVID-19? Simak di halaman selanjutnya.

Soal Nama Jamaludin Ada di RS Brawijaya Depok

Di kesempatan berbeda, Jamaludin mengakui sempat berobat ke Rumah Sakit Brawijaya Depok. Namun, itu pun tahun lalu dan bukan untuk pengecekan COVID-19.

"Sudah lama banget tahun lalu kali ya. Saya pernah berobat sekali di sana, waktu itu masuk IGD karena sudah lewat jam praktik," kata Jamaludin saat dihubungi terpisah.

Jamaludin mengaku pada Rabu (9/2) menerima pesan WhatsApp dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan dia positif COVID-19. Dia lalu mengecek ke aplikasi PeduliLindungi.

"Saya mengecek aplikasi PeduliLindungi dan mendapatkan hasil PCR positif dari laboratorium RS Brawijaya, Depok. Sebelumnya tidak pernah melakukan PCR swab sekalipun di RS Brawijaya, Depok," katanya.

Ia kemudian menghubungi 119 extension 9 untuk menanyakan hasil dan mekanisme perubahan status di PeduliLindungi yang menurutnya tidak benar. Ia lalu diarahkan untuk menghubungi pihak RS secara langsung.

"Saya menghubungi RS Brawijaya Depok melalui call centre namun belum berhasil dan saya kembali menghubungi IGD RS Brawijaya, Depok," sambungnya.

Per Jumat (10/2) malam, Jamaludin mengatakan statusnya di PeduliLindungi sudah kembali hijau atau negatif COVID-19. Namun, dia masih meminta permintaan maaf secara tertulis dari RS.

"Saya minta sama mereka ada surat permintaan maaf dari rumah sakit secara tertulis kepada saya. Ada bentuk tanggung jawab dan mereka mengakui kalau itu kelalaian dari rumah sakit," katanya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads