Meskipun usul itu mendapat penolakan dari Menteri Koordinator Politik dan Kemananan Soesiolo Soedarman, vonis bredel tetap terjadi. Suratnya terbit pada 21 Juni 1994.
Majalah Tempo ditutup bersama tabloid Detik dan Editor. Untuk tabloid Detik dan Editor, tak diketahui secara jelas apa alasan pembredelannya. Namun kedua media itu juga dinilai terlalu kritis kepada pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada peran Harmoko dalam pembredelan ini. Sebab, sehari sebelumnya, Harmoko bersama Mensesneg Moerdino sempat dipanggil Soeharto di Jalan Cendana. Kini, Harmoko telah tiada. Harmoko wafat pada 4 Juli 2021.
Diungkit Fahri Hamzah
Sosok Harmoko diungkit oleh Fahri Hamzah. Dia menyinggung sikap Istana terhadap persoalan di Desa Wadas, Jawa Tengah.
"Kalau harmoko bilang gak ada apa2 ya sudah memang gak ada apa2," cuit Fahri lewat akun Twitternya @Fahrihamzah, seperti dilihat, Jumat (11/2/2022).
Cuitan Fahri Hamzah ini membalas pemberitaan detikcom yang berjudul 'YLBHI Kritik Narasi Pemerintah; Seolah Tak Ada Apa-apa di Wadas'. Fahri kemudian menjelaskan maksud cuitannya yang membawa-bawa sosok Harmoko.
Mantan Wakil Ketua DPR itu awalnya berbicara terkait tradisi otoriter, ketika negara selalu meminta dipercaya dan apa yang dikatakan pemerintah itu selalu benar. Hal tersebut, menurut Fahri, sempat terjadi di era Soeharto.
Fahri Hamzah mengakui hal itu terjadi lantaran pemerintah bisa mendikte seluruh elemen seperti aparat hingga media. Maka, menurutnya, terkadang apa pun yang dikatakan Istana, meski salah, harus dibenarkan oleh jajarannya.
Fahri Hamzah kemudian menyindir pernyataan pemerintah, salah satunya Menko Polhukam Mahfud Md yang menyebut tidak terjadi apa-apa di Wadas. Dia beralasan seharusnya pemerintah terlebih dulu menginvestigasi apa yang terjadi di Wadas sebelum memberi pernyataan.
"Seharusnya pernyataan Istana terlebih dahulu adalah 'kita akan membentuk tim investigasi' atau bikin rapat yang mengajukan laporan lengkap dari banyak pihak, jangan sepihak mengatakan nggak ada masalah, padahal ternyata banyak masalah," tuturnya.
(haf/fjp)