Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah kembali buka suara terkait konflik yang terjadi di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Kali ini Fahri menyinggung sikap Istana terhadap persoalan di Wadas dengan membawa-bawa nama Harmoko, mantan Menteri Penerangan di zaman Soeharto. Apa maksudnya?
"Kalau harmoko bilang gak ada apa2 ya sudah memang gak ada apa2," cuit Fahri lewat akun Twitternya @Fahrihamzah, seperti dilihat, Jumat (11/2/2022).
Cuitan Fahri Hamzah ini membalas pemberitaan detikcom yang berjudul 'YLBHI Kritik Narasi Pemerintah; Seolah Tak Ada Apa-apa di Wadas'. Untuk diketahui, Harmoko sempat menjabat menteri di Kabinet Pembangunan VI yang berakhir pada 1997. Fahri Hamzah lantas menjelaskan maksud cuitannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia awalnya berbicara terkait tradisi otoriter di mana negara selalu meminta dipercaya dan apa pun yang dikatakan pemerintah itu selalu benar. Hal tersebut, menurut dia, sempat terjadi di zaman Orde Baru, Soeharto.
"Dalam tradisi otoriter, negara selalu meminta agar mereka dipercaya, apa yang dikatakan oleh penguasa itu selalu benar dan kita harus selalu menganggap yang dikatakan penguasa itu benar. Nah, itu yang terjadi dulu di zaman Orde Baru," kata Fahri Hamzah saat dimintai konfirmasi.
Fahri Hamzah mengakui hal itu terjadi lantaran pemerintah bisa mendikte seluruh elemen seperti aparat hingga media. Maka, menurutnya, terkadang apa pun yang dikatakan Istana, meski salah, harus dibenarkan oleh jajarannya.
"Memang dalam banyak hal karena pemerintah mampu mendikte seluruh elemen yang ada termasuk media dan juga aparat di bawah, sehingga kadang-kadang omongan Istana itu salah pun harus dibenarkan di bawah," ucapnya.
Namun, menurutnya, saat ini sudah berbeda zaman dengan Orde Baru. Dia menegaskan pemerintah tidak lagi harus selalu menang dan benar.
"Sekarang sudah beda situasinya, kita hidup di zaman demokrasi, negara tidak selalu harus menang, tidak selalu harus benar. Dan pemerintah juga harus jujur karena teknologi dan keterbukaan yang ada sekarang tidak memungkinkan lagi negara dan pemerintah menyembunyikan apa yang terjadi di tengah masyarakat," tegasnya.
"Jadi sebaiknya kritik kepada juru bicara istana perlu didengar karena rakyat juga melihat dan mereka semua kejadian yang ada," lanjut dia.
Simak penjelasan lengkap Fahri Hamzah di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Kondisi Terkini Pascabentrok di Desa Wadas':