Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menilai penyelenggaraan Formula E terlalu dipaksakan karena digelar di tengah pandemi COVID-19. Prasetyo menyebut Formula E digelar saat situasi dalam kekurangan pendapatan.
"Tahun 2020 kan ada terjadi masalah besar, yaitu pandemi COVID, tapi dengan situasi kita sedang kekurangan pendapatan, ini memaksakan bahwa Formula E ini harus berjalan sampai hari ini," kata Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (8/2/2022).
Prasetyo lantas mempertanyakan sikap Gubernur DKI Anies Baswedan yang dia nilai terkesan memaksakan Formula E. Pras mengaku alasan dia mengesahkan itu adalah, saat Anies mengusulkan Formula E, itu terjadi sebelum pandemi COVID.
"Dan sekarang dilaksanakan, ada apa sih kok dipaksakan, padahal 2019 tuh belum terjadi pandemi COVID ya, saya pikir ini terobosan dia (Anies), saya mengesahkanlah adanya Formula E," ujarnya.
Menurut Pras, Formula E bisa saja dibatalkan jika dibicarakan dengan panitianya. Menurutnya, pembatalan itu tidak akan ada masalah.
"Sebetulnya kalau bicara dengan panitia FEO-nya itu ngomong, saya rasa nggak ada masalah ya," katanya.
Di kesempatan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo juga diperiksa KPK terkait penyelidikan Formula E. Anggaran mengaku ditanya penyidik soal commitment fee.
"Ya seputar itu (commitment fee), tapi saya nggak bisa menjawab detail," kata Anggara di gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (3/2).
Anggara mengatakan dirinya telah menunjukkan dokumen anggaran Formula E ke KPK. Namun dia tak menjelaskan detail dokumen apa saja yang dimaksud.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Diperiksa KPK soal Formula E |
Kasus Formula E di KPK masih dalam tahap penyelidikan. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyinggung soal commitment fee Formula E Jakarta yang lebih mahal dibandingkan negara lain. Alex mengatakan KPK akan menyelidiki hal tersebut.
"Jakarta mungkin kita kan mau meng-upgrade supaya Jakarta dikenal dunia internasional kan seperti itu, barangkali. Kenapa harus membayar lebih dibanding kota-kota yang lain, mungkin dianggap sudah populer, sudah bisa menarik wisatawan untuk menyaksikan Formula E dan seterusnya," kata Alex kepada wartawan, Kamis (25/11/2021).
"Itu yang tentu nanti didalami oleh penyelidik, kenapa harus membayar sampai sedemikian mahal, dan seterusnya," tegas Alex.
(zap/dhn)