Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa absen dalam rapat kerja (raker) Komisi I DPR RI bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terkait penjualan 2 eks KRI. Ke mana Jenderal Andika?
Dalam agenda DPR, Komisi I hari ini dijadwalkan menggelar raker bersama Menhan dan Panglima TNI soal penjualan 2 eks KRI, yakni KRI Teluk Penyu 513 dan KRI Teluk Mandar 514. KSAL Laksamana Yudo Margono dan Menkeu Sri Mulyana dihadirkan dalam rapat.
Di awal-awal raker, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengucapkan terima kasih kepada Menkeu Sri Mulyani. Menkeu sendiri berkepentingan menghadiri rapat tersebut karena pembahasannya berkaitan dengan penjualan aset negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terima kasih, Ibu Sri Mulyani beserta seluruh jajaran. Terima kasih, Ibu sudah mampir di Komisi I DPR," kata Meutya dalam rapat, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Tawa Prabowo Pecah Ditanya soal Pilpres |
Baru kemudian Meutya menyapa Panglima TNI, pimpinan, dan anggota Komisi I DPR.
"Kemudian Saudara Panglima TNI atau yang mewakili Bapak/Ibu Pimpinan maupun anggota Komisi I yang terhormat," ucapnya.
Namun, sosok Panglima TNI tidak terlihat dalam ruang rapat. Yang terlihat adalah Menhan Prabowo, KSAL, dan Menkeu.
Pimpinan rapat, Meutya lalu menyampaikan informasi perihal keberadaan Jenderal Andika Perkasa. Informasi dari Meutya, Jenderal Andika pagi tadi bertolak ke Papua guna melakukan peninjauan pasca-penyerangan pos TNI di Kabupaten Puncak.
"Per pukul 09.00 WIB tadi, kami menerima WhatsApp dari Pak Panglima bahwa, berkenaan dengan kejadian di Papua, pagi tadi beliau (Jenderal Andika) harus berangkat sehingga beliau mewakili kehadirannya di sesi rapat ini," ungkap Meutya.
Seperti diketahui, pos TNI di Kabupaten Puncak diserang oleh teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Subuh tadi. Ada tiga prajurit TNI yang tewas dalam aksi penyerangan KKB tersebut.
Kembali ke rapat Komisi I DPR. Rapat hari ini sedianya untuk meminta persetujuan Komisi I soal rencana penjualan KRI Teluk Penyu 513 dan KRI Teluk Mandar 514.
Dua eks KRI tersebut harus dijual karena sudah tidak laik. Berdasarkan hasil penelitian tim TNI AL, kondisi material dan perpipaan dua eks KRI itu tak laik.
Selain masalah perpipaan, kondisi mesin, kelistrikan, dan peralatan navigasi juga tak laik digunakan lagi. Bahkan, dua eks KRI itu tak akan maksimal lagi meski diperbaiki.
Simak Video 'Sudah Keropos dan Rusak Jadi Alasan Prabowo Jual 2 Eks KRI':